INDEKS BERITA
05:13
"Bual Pokkalan" di FB KURIA GKPS Tentang Sinode Bolon GKPS di Hotel Simalungun City P Raya 26 Hingga 30 Juni 2012
Written By GKPS JAMBI on Thursday, 28 June 2012 | 05:13
"Bual Pokkalan" di FB KURIA GKPS Tentang Sinode Bolon GKPS di Hotel Simalungun City P Raya 26 Hingga 30 Juni 2012
PANITIA
UNDANG PERS NASIONAL UNTUK MELIPUT SINODE GKPS, BIAR TERPUBLIKASI VISI
DAN MISI GKPS KEDEPAN. GKPS JANGAN SEPERTI KATAK DALAM TERPURUNG, MASIH
BICARA SOAL DIDALAM, NAMUN UNTUK KELUAR TAK PERCAYA DIRI. AJAK PERS
PROFESIONAL UNTUK SOSIALISASI KEBIJAKAN ATAS VISI DAN MISI. "JANGAN
UNDANG PERS GADUNGAN".................PERU


PANITIA
UNDANG PERS NASIONAL UNTUK MELIPUT SINODE GKPS, BIAR TERPUBLIKASI VISI
DAN MISI GKPS KEDEPAN. GKPS JANGAN SEPERTI KATAK DALAM TERPURUNG, MASIH
BICARA SOAL DIDALAM, NAMUN UNTUK KELUAR TAK PERCAYA DIRI. AJAK PERS
PROFESIONAL UNTUK SOSIALISASI KEBIJAKAN ATAS VISI DAN MISI. "JANGAN
UNDANG PERS GADUNGAN".................PERU TUSAN
SINODE BOLON GKPS HARUS BERSUARA SOAL KONDISI JEMAAT DAN TATA-PELAYANAN
PENDETA DI RESORT. PERUTUSAN SINODE BOLON JANGAN HANYA "DUDUK MANIS" DI
SIDANG SINODE. BUKA SUARA, SUARAKAN ...SUARA JEMAAT..
- Berlian SaragihHuahap porlu do icatat admin komentar ni sdr Duniaman Purba on, untuk bisa dipertanggungjawabkan di pengadilan, dengan tuduhan: menghasut ttg kebohongan atau apa saja yg tepat menurut pengacara . Saya mau meminta bukti pd saudara kita Duniaman Purba, siapa saja pelayan GKPS yg melakukan penindasan yg menyebabkan jemaat menderita sehingga hal tersebut perlu diajukan ke Synode Bolon GKPS.22 Juni pukul 19:07 ·
- Rolandi H Situmorang Hello...... Ap kriteria gadungan dan profesional? Ulang i jengkali hita hasoman. tx23 Juni pukul 0:40 melalui seluler ·
- Jonly R Saragih Asenk Lee Saragih, anggo pers Nasional ai kan lang sekelas pers Bodreks, homa parlajari ma mambahen tulisan ulang huruf kapital, holi ihatahon halak marah-marah ianggap halak holi pers gadungan ho kan maila diri, ok?
- Asenk Lee Saragih memang marah do auda Sanina Jonly. Sonari bahat pers gadungan, STATUS WARTAWAN, TAPI LANG BOI MANULIS BERITA. KERJANYA CUMAN CARI-CARI MASALAH, YANG UJUNG-UJUNGNYA RECEHAN.....
- Asenk Lee Saragih Sedo namanjengkali diri Lawei Rolandi, maaf bani jurnalis gadungan..
- Asenk Lee Saragih statemen di dunia jejaring...ulang iboan boan bani dunia nyata, ulang gagab teknologi hita on
- Jaberkat Purbaau manggaris bawahi "BUKA SUARA, SUARAKAN ...SUARA JEMAAT.." ase ulang sagala perutusan hanya untuk jalan-jalannya dan huhuhaha, lang adong sinode itoruh ni sawit, fokus ma bani kualitas pamajuhon pelayanan bani GKPS pakon bangsa.
- Berlian SaragihNamin hita on tarlobih ma bani group kuria, nini na tarsurat ai: "Ulang ma dos hanima songon dunia (maya) on." Ase, atap na ija bei pe hita on, parsahap, pangabak pakon paruhuron tong ma patuduhkon toruh ni uhur, hapormanon ampa holong ni uhur.
- Juandaha Raya Purba Pers na hadir panorang ai ma SIB, Metrosiantar, Siantar 24 Jam, Simantab. Khusus pakon SIB dong do kerjasamanta pakon sidea.
- Asenk Lee Saragih Usul Media Meliput MEDIA INDONESIA, SEPUTAR INDONESIA, SUARAPEMBARUAN, ANTARA, HU BATAKPOS, Majalah Sauhur. Ase Menasional Sinode GKPS Ai. Ulang Pitas Ibotoh Warga SUMUT Tumang.
- Juandaha Raya Purba SIB das do da hu istana negara, anjaha anggo Batak Pos lang sai itanda hanami i Siantar on!
- Juandaha Raya Purba Lang pe menasional anggo jaringan kerja ni GKPS das hu Internasional, halani ai do ase dong i Kantor Pusat GKPS sada bidang khusus menangani ai aima Bidang Oikumene na Kabid ni sonari aima PW Lertina Saragih na dokah mangidangi i Jerman.
05:05
Bupati Simalungun bersama rombongan melihat yang nyaris putus.
Jangankan fasilitas pelayanan demikian, jalan menuju ke Huta Bornoh saja sulit dilalui. Bahkan, untuk bersekolah anak-anak dari daerah itu harus berjalan kaki 7 kilometer ke Bah Pasusang. “Holong atei dak-danak ai. Etek-etekpe sidea, tapi mardalan nahei laho hu sikolah sonai daohni. Nahama, ijai dassa dong sikolah,” (Kasihal melihat anak-anak, masih kecil harus berjalan jauh untuk sekolah yang begitu jau. Bagaimana lagi, hanya di Bah Pasussang ada sekolah,” sebut Saragih.
Huta Bornoh Terisolir di Pinggiran Ibu Kota Simalungun
Ehe Nahama Baenon, Lape Merdeka Hanami On

SIMALUNGUN- Nahama
baenon, sononma gatni huta nami on. Domma dokah merdeka, tapi pangahap
lang songon na merdeka. (Gimana mau dibuat, sudah begini kampung kami.
Sudah lama merdeka, tapi kami belum pernah merasakan kemerdekaan).
Demikian diungkapkan M Saragih (45), warga Huta Bornoh Nagori Siporkas
Kecamatan Raya, ketika bertemu dengan METRO, Selasa (27/6) di jalan
menuju Bornoh. Kata-kata tersebut, bisa dikatakan bahagian dari
pesimisme Saragih mewakili warga Bornoh yang hingga saat ini belum
mendapatkan fasilitas pembangunan dari pemerintah.
Bayangkan saja, hampir 68 tahun
Indonesia merdeka, di sana tidak terlihat fasilitas umum baik sekolah,
pos pelayanan kesehatan dan sarana lainnya.
Jangankan fasilitas pelayanan demikian, jalan menuju ke Huta Bornoh saja sulit dilalui. Bahkan, untuk bersekolah anak-anak dari daerah itu harus berjalan kaki 7 kilometer ke Bah Pasusang. “Holong atei dak-danak ai. Etek-etekpe sidea, tapi mardalan nahei laho hu sikolah sonai daohni. Nahama, ijai dassa dong sikolah,” (Kasihal melihat anak-anak, masih kecil harus berjalan jauh untuk sekolah yang begitu jau. Bagaimana lagi, hanya di Bah Pasussang ada sekolah,” sebut Saragih.
Dari sikap pesimis Saragih, dia juga
mengaku ada harapan bahwa akan ada pembangunan di Huta Bornoh. Hal itu
diakuinya, karena pada Selasa pagi, rombongan Bupati Simalungun JR
Saragih datang ke Huta Bornoh dan berjanji akan membarikan pembangunan.
“Nakkonai roh do hujon bupati, marjanjido ia laho mambangun huta nami
on. (Tadi, bupati datang ke sini. Dia (bupati,red) berjanji, akan
membangun kampung kami,” kata Saragih.
Disebutkan Saragih, rombongan bupati
datang ke kampung mereka mengedarai sepedamotor. Hal itu dilakukan,
karena kondisi jalan ke Bornoh memang tidak bisa dilintasi kendaraan
roda empat. “Lang boi marmotor hujon, jadi tarpaksama gatni markareta
nakonai nasi bupati ai,” (Tak bisa motor melalui jalan ini, jadi
terpaksa rombongan bupati tadi memakai sepedamotor,” ujar Saragih
sembari menambahkan, selama ini warga juga kesulitan melintasi jalan
itu. Bahkan, untuk mengangkut hasil bumi, warga harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk melansir ke simpang Buttu Ganjang.
Dituturkannya, jarak Raya ibu kota
Kabupaten Simalungun ke Huta Bornoh hanya 26 kilometer. Namun karena
kondisi jalan yang parah, perjalanan bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam.
Sepeninggalan Saragih, METRO kembali melanjutkan perjalan menelusuri
jalan terjal berbatu, menanjak dan menurun yang hanya bisa dilintasi
sepedamotor. Di perjalanan sore itu, METRO disuguhi pemadangan indah
Gunung Simbolon dan udara sejuk serta hamparan 50 hektare sawah milik
warga.
Sebelum sampai di Huta Bornoh, siapa pun
termasuk rombongan bupati harus melintasi jembatan Bah Hulistik yang
terakhir kali dibangun pada Tahun 1995. Kondisi jembatan itu, terlihat
sudah rusak. Bahkan, lantai jembatan yang terbuat dari papan tebal itu
sebahagian sudah hilang, sehingga ketika melintasi jembatan itu harus
hati-hati.
Ketika melintasi jembatan itu, salah seorang warga
menuturkan, ketika rombongan bupati melintasi jembatan itu juga harus
berhenti dahulu karena kalau tidak berhenti bisa masuk ke dalam sungai.
Sebab, beberapa lantai jembatan sudah hilnag rapuh termakan usia.
Data yang bisa dihimpun METRO, di Huta
Bornoh terdapat 50 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 250 jiwa yang
seluruhnya warga menggantungkan hidup sebagai petani karet, coklat.
Selain itu, warga juga bercocok tanaman palawija dan juga mengelola 50
hektare sawah yang dialiri dari irigasi tradisional buatan warga yang
airnya dialirkan dari mata air Bah Gipulan. Di Huta Bornoh, warga hanya
bisa menikmati listrik selama 2,5 jam.
Itupun, arus listrik yang
dihasilkan genset milik salah satu warga. Selebihnya, warga yang
rata-rata memiliki rumah papan dan sebahagian semi permanen hanya
mengandalkan penerangan lampu teplok. Selama ini, warga sudah berulang
kali mengajukan permohonan pembuatan jaringan listrik dari PLN. Namun,
hingga saat ini belum terealisasi.
Karena METRO tidak bertemu dengan
rombongan bupati di Huta Bonoh, METRO mencoba mengkonfirmasi Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Simalungun Ir Janwaner
Saragih MSi, terkait tertinggalnya pembangunan di Huta Bornoh. Ir
Janwaner, dia yang termasuk dalam rombongan Bupati JR Saragih benar
berkunjung ke Huta Bornoh. Kunjungan bupati ke daerah itu, merupakan
komitmen Pemkab Simalungun untuk memberikan pelayanan pembangunan kepada
masyarakat. Menurutnya, ironis daerah yang berdekatan dengan ibu kota
kabupaten masih tertinggal.
Sehingga, Pemkab Simalungun mencoba
melakukan inventarisir terhadap daerah-daerah terisolir di wilayah ibu
kota kabupaten, dan akan melakukan perencanaan pembangunan secara
bertahap. “Benar, kita tadi ke Huta Bornoh. Kita prihatin dengan tidak
adanya fasilitas umum di sana. Bahkan, sarana jalan juga rusak parah,”
katanya. (MSC)
05:03
(FOTO: TONGGO SIBARANI) Ratusan warga Bandar Betsy, demo ke DPRD Simalungun, Selasa (26/6).
Berdasarkan kunjungan dimaksud, akan
menentukan besaran dana sagu hati dan ketepanya akan disampaikan kepada
Pamkab Simalungun. “Nah saat ini kita masih menunggu dari pihak PTPN III
tentang realisasi dana sagu hati tersebut. Oleh karena itu, kita
berharap hal ini dalam waktu dekat dapat terealisasi,” ucap Oberlin.(MSC)
Warga Bandar Betsy Demo DPRD
Tuntut Pembebasan Lahan

SIMALUNGUN- Dua ratusan
masyarakat Bandar Betsy, Kabupaten Simalungun demo ke kantor DPRD
Kabupaten Simalungun, Selasa (26/6). Mereka menuntut pelepasan lahan 943
hektare yang diambil PTPN III Bandar Betsy dari warga. Agus Marpaung
sebagai pendamping masyarakat Bandar Betsy mengatakan, aksi damai
masyarakat Bandar Betsy mendesak keseriuasan DPRD dan Pemkab Simalungun
menyelesaikan kasus lahan Bandar Betsy yang diserobot PTPN III.
Kata Agus, untuk menyelesaikan kasus lahan Bandar Betsy, DPRD diminta
untuk membentuk tim independen agar mempercepat proses penyelesaiannya.
Sebab, warga sudah sangat terzolimi dibuat tindakan PTPN III yang
merampas lahan masyarakat. “Kami meminta DPRD dan Pemkab Simalungun,
agar secepatnya menyelesaikan permasalahan lahan Bandar Betsy,” tegas
Agus.
Setibanya massa di kantor DPRD
Simalungun, perwakilan massa sebanyak 10 orang diminta untuk
menyampaikan orasi sekaligus diskusi di ruang Komisi I DPRD Simalungun.
Turut hadir saat itu, Ketua Komisi I Mangapul Purba, dan anggota Bernhad
Damanik dan Suhadi. Sedangkan dari pemkab diwakili Asisten I Oberlin
Hutagaol dan Kabag Humas Andreas Simamora.
Mangapul Purba mengatakan, pihaknya
sangat mengapresiasi masyarakat Bandar Betsy menyampaikan orasinya
dengan tertib dan sportif. Ia berjanji akan memperjuangkan hak-hak
masyarakat Bandar Betsy. “Tanggal 15 Juli mendatang kami komisi I DPRD
Simalungun akan berangkat ke Jakarta menemui Kementrian BUMN dan BPN
Pusat untuk mempertanyakan kasus-kasus tanah di Simalungun. Kita
harapkan, dengan didapatkannya nanti peta lahan BUMN di Simalungun,
permasalahan tanah di Simalungun cepat tuntas teratasi,” tegasnya.
Sementara itu, Oberlin Hutagaol
menjelaskan, pemkab dalam hal ini Bupati, telah menyurati pihak PTPN III
terkait penyelesaian tanah permasalahan tanah di areal HGU PTN III
tertanggal 5 Juni 2012, meminta pihak PTPN III agar sampai batas waktu
tanggal 13 Juni 2012 dapat menentukan besaran nilai sagu hati (ganti
rugi) guna penyelesaian masalah tanah Bandar Betsy.
Menurut Oberlin, surat Bupati telah
mendapat balasan dari pihak PTPN III. Dalam surat tersebut, jawaban
Dirut PTPN III tertanggal 11 Juni 2012 hal garapan di kebun Bandar Betsy
menyebutkan, PTPN III belum dapat melaksanakan penetapan besaran sagu
hati pada tangal 13 Juni 2012 berhubung tim dari Kejaksaaan Tinggi Sumut
selaku kuasa khusus dari direksi akan melakukan kunjungan lapangan
untuk mengindentifikasi luasan dan jenis tanaman yang saat ini dikuasai
masyarakat.
05:02
(Foto: Eko) ROBOH- Rumah Horas Simanjuntak yang roboh tertimpa pohon bambu dihantam hujan lebat dan angin kencang, Jumat lalu.SIANTAR-
Akibat hujan lebat disertai angin kencang Jumat lalu, rumah Horas
Simanjuntak (50)-Magdalena boru Manalu (50) yang memiliki 11 anak roboh
tertimpa pohon bambu yang tumbuh di samping rumahnya, di Jalan Damar
Laut, Kelurahan Kahean, Siantar Utara. Empat anaknya nyaris kehilangan nyawa akibat robohnya rumah itu.
Rumah Roboh Tertimpa Pohon
Empat Balita Selamat dari Maut

Kepada METRO, Senin (25/6) sekitar pukul 17.30 WIB, Magdalena yang
bekerja sebagai pedagang buah musiman di bus, baru saja kembali dari
Medan karena ada urusan keluarga. Merasa lelah selama perjalanan,
Magdalena tidur pulas dan 4 orang anaknya yang masih balita. Sementara
dua anaknya sedang bermain di luar rumah dan Horas, suaminya, sedang
bekerja di terminal sebagai agen bus Tao Toba Indah jurusan
Medan-Tarutung.
Awal hujan lebat itu turun, Magdalena
juga tidak begitu mengetahui karena sudah pulas tertidur dimanjakan
angin yang dingin. Namun tak lama kemudian dia terbangun untuk
menghidupkan senter dan ditaruh di atas lemari pakaian. Sementara Horas
beserta dua anaknya belum pulang.
Magdalena pun melanjutkan tidurnya.
Tiba-tiba, sekira pukul 21.30 WIB,
Magdalena mendengar suara benturan keras dan lampu senter sudah
terguling akbiat tertimpa pohon bambu besar. Seketika itu juga Magdalena
mencari keempat anaknya, yakni Manjur Roki ,Ebri dan Iman yang ikut
tidur. Upaya pencarian pertama, dia hanya menemukan 2 anak dan langsung
mendobrak dinding tepas rumahnya untuk mengeluarkan mereka.
Sementara yang dua lagi masih berada di
dalam. Segera Magdalena menuju rumah RT Kahean Nelson Simanjuntak guna
meminta pertolongan karena rumahnya sudah roboh tertimpa pohon. “Pak,
tolong batu kami. Bambu di samping rumah kami roboh tertimpa pohon. Dua
lagi anakku di dalam (rumah) sudah tidak tahu lagi bagaimana keadannya.
Entah sudah meninggal, saya tak tahu,” ujar Magdalena dalam bahasa
Batak.
Namun saat itu Nelson tak bisa membantu
karena kandang ternak miliknya pun rusak dan ternaknya bermatian. Kesal
permohonannya tak ditanggapi, Magdalena kembali ke rumahnya untuk
mencari dua anaknya yang belum dia temukan sembari berteriak minta
tolong. Namun tak seorang pun warga yang mendengar teriakan itu, mungkin
karena suara hujan lebat disertai angin kencang itu.
Setelah kembali ke rumah yang sudah
tertimpa pohon bambu itu, dia mencari dua anaknya. Setelah dicek, kedua
anaknya itu sudah terjepit timpahan lemari pakaian. Magdalena pun berupa
sekuat tenaga menarik keduanya keluar sambil berdoa meminta
pertolongan.
Sejurus kemudian, api berkobar dari
dalam rumahnya yang menjilat kain kering di lemari. Namun akhirnya dia
berhasil menemukan dua anaknya tersebut dan mengantarkan mereka ke rumah
A Sihotang, Jalan Damar Laut, Kelurahan Kahean, Siantar Utara, yang
letaknya di atas rumah mereka. Di sana dia minta tolong agar keempat
anaknya dapat tinggal sementara di sana.
Magdalena kembali lagi ke rumah itu,
berupaya mematikan api yang menyala di dalam rumah dengan cara menyiram
menggunakan ember. Tidak lama kemudian api padam. Namun, rumah dan
seisinya rusak parah.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Atas kejadian ini, pasangan suami istri (pasutri) ini mengharapkan kepada pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pematangsiantar untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana.
Sementara Lurah Kahean J Silitonga
mengatakan, setelah mendapat kabar bahwa rumah Horas Simanjuntak roboh
tertimpa pohon bamboo, dia langsung menugaskan pegawainya mengecek
kondisi rumah tersebut. Hanya saja ketika para pegawai kelurahan
mendatangi rumah itu, yang bersangkutan sedang tidak berada di sana. (MSC)
05:00
(Foto:
Jetro Sirait) Jalan Siantar Parapat yang terancam longsor di kawasan
Pondok Buluh Kecamatan Dolok Panribuan, Senin (25/6).
“Ini tugas pemerintah, jangan dibebankan lagi kepada pihak swasta. Kita bayar pajak dan retribusi kemana semuanya itu jika jalan raya sebagai penunjang roda perekonomian masyarakat dibiarkan begitu saja. Apa menunggu terputus baru diperbaiki,” ujar Tuan Nanser Sirait.
Wisatawan Waswas Karena Longsor Jalan Siantar-Parapat
Berdampak Buruk Bagi Sektor Wisata

PARAPAT- Hingga kini,
longsor di jalan umum Siantar-Parapat tepatnya di Km 24 Nagori Pondok
Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, tak kunjung diperbaiki.
Longsor yang terjadi pada Maret lalu kini sudah mulai melebar dan
memakan hampir separuh bahu jalan.
Jika tak segera diperbaiki, akses Siantar-Parapat akan terputus total,
dan arus lalu-lintas terpaksa dialihkan dari simpang
Sidamanik-Sipolha-Tanjung Dolok. Selain jarak tempuh makin jauh, kondisi
jalan via Sidamanik yang sempit dan berlubang akan berdampak buruk
terhadap sektor wisata.
Dampak lain juga dapat mengancam nyawa
pengendara dan sering menimbulkan kemacetan ketika terjadi lonjakan
kendaraan menuju daerah wisata Parapat di Danau Toba. Hal itu dirasakan
sejumlah wisatawan dan pengemudi angkutan umum jurusan Siantar-Parapat
dan Siantar-Bonapasogit, yang merasakan kekawatiran jika jalan tersebut
tiba-tiba terputus, dapat mengganggu kelancaran arus transportasi kedua
arah.
Sejumlah supir, pelaku wisata dan
pengusaha angkutan di Ajibata dan Parapat, kepada METRO, Senin (25/6),
meminta keseriusan pemerintah untuk segera memperbaiki jalan rusak
khususnya di lokasi longsor.
“Ini tugas pemerintah, jangan dibebankan lagi kepada pihak swasta. Kita bayar pajak dan retribusi kemana semuanya itu jika jalan raya sebagai penunjang roda perekonomian masyarakat dibiarkan begitu saja. Apa menunggu terputus baru diperbaiki,” ujar Tuan Nanser Sirait.
Pengusaha Angkutan asal Ajibata ini
menilai, pemerintah tidak serius dalam mengembangkan pariwisata Danau
Toba dengan alasan banyaknya infrastruktur penunjang wisata yang kurang
memadai. “Jika jalan rusak, maka wisatawan akan enggan datang berkunjung
ke Danau Toba,” ucapnya.
Senada disampaikan Pengamat Pariwisata
Danau Toba dan Wakit Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (
PHRI) Kabupaten Tobasa Monang S. Dia meminta pemerintah membenahi
fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata. “Jika ingin Danau Toba maju
sebagai daerah kunjungan wisata, pemerintah harus memperbaiki sejumlah
jalan rusak dari Siantar-Parapat hingga Tarutung,” katanya.
Monang berharap pemerintah tidak hanya
membuat program-program yang belum jelas arahnya. “Kita salut atas
keseriusan mereka membuat program seperti Geopark di kawasan Danau Toba
dan pembentukan Forum Pengembangan Pariwisata (FPP) atau Destination
Management Organization (DMO), tapi yang terpenting diperbaiki adalah
fasilitas-fasilitas yang sudah rusak seperti jalan, dermaga wisata dan
mengadakan penyulusah sadar wisata terhadap masyarakat di kawasan
wisata,” harapnya.
Sementara Manager Sapadia Hotel P
Sidabutar, mengungkapkan dampak buruk dari rusaknya jalan menuju Danau
Toba yang dapat mengakibatkan beralihnya pengunjung ke daerah lain.
“Jalan dari Siantar ke Parapat lebih dekat jika melalui Pondok Bulu,
kalau jalan itu terputus hanya ada satu jalan alternatif melalui Simpang
Sidamanik ke Sipolha dan keluar dari Simpang Tanjung Dolok.
Namun jarak tempuhnya akan memakan waktu
3 jam dari Siantar ke Parapat, jelas itu pemborosan waktu, di samping
itu mereka akan lebih memilih menuju ke Kabanjahe dan Berastagi, karena
jalan ke sana lebih bagus dan ramai,” terangnya.
Namun Sidabutar mengakui, keindahan
panorama Danau Toba jika melitas dari arah tersebut akan melalui
beberapa objek wisata. “Dulu jalan itu dibangun untuk memajukan wisata
Batu Hoda, Tanjung Unta, Simarjarunjung, Pantai Sipolha dan Repa dengan
pembukaan jalan lintas kanan Danau Toba, namun kurangnya fasilitas
seperti hotel dan restoran di sana menjadikan pariwisata di daerah itu
tertinggal,” tandasnya. (MSC)
04:58
Dite Surendra/Jawa Pos n Tim satgas menangkap Kardius, tersangka kasus korupsi proyek jalan di Simalungun.JAKARTA-
Kardius tergolong buronan licin. Dalam masa pelariannya sejak 2010,
sebelum akhirnya dibekuk tim Intel Kejaksaan Agung (Kejagung) dan
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumut, tersangka kasus korupsi proyek
pembangunan jalan raya di Kabupaten Simalungun itu beberapa kali
mengganti namanya.
Kardius Buronan Licin

Sudah tentu, tujuannya agar identitasnya tak terendus aparat yang
memburunya. “Yang bersangkutan beberapa kali mengganti namanya. Ini
dilakukan sebagai upaya menghilangkan identitas diri,” ujar Kepala Pusat
Penerangan Umum (Kapuspenkum) Kejagung, M Adi Toegarisman, yang secara
khusus menggelar keterangan pers terkait penangkapan Kardius, di gedung
Kejagung, Jakarta Selatan, kemarin (25/6).
Meski berupaya menghilangkan identitas
diri, lanjut Adi, akhirnya Kardius yang saat proyek berlangsung menjabat
sebagai Direktur PT Kurnia Putra Mulia itu, bisa dibekuk setelah tim
intel kejaksaan mendapat informasi akurat dari masyarakat.
Begitu
informasi jejak Kardius diterima, tim melakukan penguntitat. “Hingga
akhirnya tim mendapatkan kepastian tersangka dan langsung ditangkap,”
beber Adi. Kardius dibekuk Minggu (24/6) petang di kamar 827 Hotel
Tunjungan, Surabaya, Jatim.
Sebelumnya, Kasi III Asintel Kejati
Sumut, Ronald Bakara yang ikut menangkap Kardius mengatakan Kardius
sudah sejak 2010 telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
Beberapa bulan ini, keberadaan Kardius memang sulit untuk di deteksi
oleh petugas. Ronald menambahkan jika, selama satu bulan akhir ini,
Kardius terlacak keberadaanya di Jakarta dan Surabaya. “Sehingga kami
meminta bantuan dari Intel Kejagung dan Kejati untuk menangkapnya,”
ujarnya.
Kardius dinyatakan sebagai buron setelah
tidak memenuhi panggilan kejaksaan, terkait kasus dugaan korupsi proyek
sebesar Rp 5,6 miliar. Dalam pengerjaannya, proyek ini tidak sesuai
dengan spesifikasi kontrak dan mengakibatkan kerugian negara sebesar
Rp1,7 miliar.
Dari Surabaya, Kardius dibawa ke Jakarta
dan tiba di gedung Kejagung kemarin menjelang pukul 11.00 Wib. Diangkut
mobil petugas kejaksaan, pria yang kemarin mengenakan baju putih celana
hitam, berupaya menutupi wajahnya. Tingkahnya mirip tatkala baru saja
dibekuk di Surabaya. Pakaian yang dikenakan pun tampaknya masih yang
dipakainya saat ditangkap.
Dia terus mengelak dari cercaan
pertanyaan wartawan, termasuk jepretan kamera wartawan foto, dengan cara
menutupkan koran ke wajahnya. Hanya sesaat mampir ke gedung Kejagung,
Kardius langsung dimasukkan lagi ke mobil, menuju bandara
Soekarno-Hatta, Cengkareng, untuk diterbangkan ke Polonia, Medan. (msc)
04:54







Kegitan PMS Tebingtinggi Dalam Peluncuran Buku Sejarah "Sipukkah Huta"
Kegitan
PMS Tebingtinggi,sabtu 16 Juni 2012 dilapangan Merdeka,acara Peluncuran
Buku Sejaraha " Sipukkah Huta " Kota Tebingtinggi,pelantikan PMS
Kecamatan dan Marsombuh Sihol dihadiri PLt Gubsu,Walikota
Tebingtinggi,PMS Kisaran,PMS Asahan,PMS Batu Bara,Drs.Alexsius Purba dan
SKPS Propinsi dan Tebingtinggi.Horas........Foto FB PMS Tebingtinggi











Kegitan
PMS Tebingtinggi,sabtu 16 Juni 2012 dilapangan Merdeka,acara Peluncuran
Buku Sejaraha " Sipukkah Huta " Kota Tebingtinggi,pelantikan PMS
Kecamatan dan Marsombuh Sihol dihadiri PLt Gubsu,Walikota
Tebingtinggi,PMS Kisaran,PMS Asahan,PMS Batu Bara,Drs.Alexsius Purba dan
SKPS Propinsi dan Tebingtinggi.Horas........Foto FB PMS Tebingtinggi
04:47

Spanduk
ucapan untuk kemeriahan Peluncuran Buku Sejarah Kota
Tebingtinggi,Pelantikan Partuha Maujana Simalungun Kecamatan Se Kota
Tebingtinggi dan Marsombuh Sihol.Acara,sabtu 16 Juni 2012 direncanakan
akan dihadiri oleh DPP Presidium PMS ,Plt Gubsu dan Walikota
Tebingtinggi.Horas.......Foto dan teks : Pms Tebingtinggi
Peluncuran Buku Sejarah Kota Tebingtinggi



13:34
Foto Bersama- Bupati Simalungun JR Saragih foto bersama pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia. (Foto: Leo)
Pada kesempatan tersebut, Bupati juga masih berharap kepada ICMI untuk tetap memberikan pencerahan kepada masyarakat dan memberikan masukan saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). Artinya Pemkab Simalungun siap bergandengan tangan dangan ICMI.
Tampak hadir dalam kesempatan itu, Plt
Ka BPMPN Lurinim Purba SSos MSi, Kasatpol PP Drs Mudahalam Purba dan
Kabag Umum dan Perlengkapan Imman Nainggolan S.Sos.(msc)
JR Saragih: ICMI Harus Beri Contoh Terbaik Kepada Masyarakat
Written By GKPS JAMBI on Monday, 25 June 2012 | 13:34

SIMALUNGUN- Bupati
Simalungun DR JR Saragih SH MM berharap kepada Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia (ICMI), agar dapat memberikan contoh terbaik kepada
masyarakat serta dapat mengayomi masyarakat.
Harapan tersebut disampaikan Bupati, saat menerima kunjungan
silahturrahmi ICMI, di rumah dinas Bupati Simalungun Pamatang Raya, Rabu
(20/6) kemarin. Dia mengatakan, pemerintah melaksanakan pembangunan
untuk kepentingan masyarakat, namun dalam hal kelangsungan pembangunan
tersebut diharapkan kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat. Sehingga
pembangunan baik sarana dan prasarana berupa jalan dan fasilitas
pedukung lain dapat lebih bermanfaat.
Dalam hal pembangunan mental spiritual
masyarakat, JR Saragih mengatakan, ICMI diharapkan dapat bergandengan
tangan pemerintah. “Ini sangat penting dalam membentuk jati diri
bangsa,” tandas Bupati.
Pada kesempatan tersebut, Bupati juga masih berharap kepada ICMI untuk tetap memberikan pencerahan kepada masyarakat dan memberikan masukan saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). Artinya Pemkab Simalungun siap bergandengan tangan dangan ICMI.
Sementara itu, Suhardiman, salah seorang
pengurus ICMI menyampaikan, selain untuk bersilahturrahmi dengan Bupati
Simalungun, dia juga menjelaskan tentang eksistensi ICMI dan program
kerjanya di daerah ini. Di samping itu, Suhardiman juga menyampaikan
bahwa Juli 2012 mendatang, Majelis Pimpinan Daerah (MPD) ICMI Kabupaten
Simalungun akan melaksanakan pelantikan kepengurusan yang baru.
Silanturahmi ICMI dengan Bupati
Simalungun tersebut dihadiri salah seorang tokoh masyarakat, yaitu
Ngatijan Thoha. Di kesempatan ini, Ngatijan Thoha yang juga mantan Wakil
Ketua DPRD Simalungun berharap kepada ICMI, agar dapat bekerjasama
dengan Pemkab Simalungun dalam melaksanakan program pembangunan dan
berikan kritik yang konstruktif kepada pemerintah.
Di akhir acara silahturrami tersebut,
atas nama pribadi dan keluarga, Bupati Simalungun disaksikan Kaban
Kesbangpol dan Linmas Ir Djadiaman Purba, memberikan bantuan sebesar
Rp10 juta untuk kas ICMI Kabupaten Simalungun.
13:24
Intan Saragih saat tampil di GKPS Jambi. Foto Asenk Lee Saragih. (Foto Bawah. Intan Saragih bersama Group Nisha saat tampil di Muarobungo Nopember 2011).
Mengabadikan Motto Daerah Lewat Tembang Simalungun
Sosok Intan Saragih
Foto Asenk Lee Saragih

Nama
Intan Saragih tidak asing lagi dikalangan masyarakat Simalungun yang
mencintai “Habonaron Do Bona” (Kebenaran Adalah Permulaan) melalui
tembang Simalungun. Motto Simalungun tersebut dipegang teguh oleh Intan
Saragih, artis Simalungun yang berdomisili di Pematang Siantar.
Kecintaannya terhadap Simalungun disalurkan lewat tembang Simalungun
hingga melambung ke daerah perantauan.
Penampilan Intan Saragih, tidaklah seperti sebagian penyanyi Batak ibukota atau daerah yang gemar dengan keglamoran. Namun Intan Saragih adalah sosok gadis Simalungun yang sederhana yang menjungjung tinggi adat budaya Simalungun. Fanatismenya terhadap Simalungun dia abadikan dengan menggeluti profesi penyanyi lagu-lagu daerah Simalungun.
Selama delapan tahun bergelut di dunia tarik suara Tembang Pop Simalungun dibawah bendera Nita Group Record, Intan Saragih sudah menelorkan tiga album Pop Simalungun. Diantara tembang dari tiga album tersebut cukup akrab di masyarakat Simalungun.
Seperti Lagu Cinta Bulung Motung, Sorod Ni Ranggiting serta album ketiga Bunga Papan. Seluruh tembang tersebut atau yang ada di album Pop Simalungun Intan Saragih merupakan ciptaan Sabar Tondang. Album ketiga adalah Produksi Gunung Artha Record.
Kecintaan Intan Saragih terhadap lagu-lagu Simalungun ternyata juga mengalir ke daerah luar Simalungun. Sabtu-Minggu (20-21 September 2008) Intan Saragih bersama Sabar Tondang tampil memukau di hadapan 1000 orang masyarakat Simalungun yang ada di Provinsi Jambi.
“Saya cukup bangga di Jambi. Ternyata kecintaan masyarakat Jambi asal tanah Simalungun cukup tinggi terhadap budaya dan musik daerahnya. Kerinduan akan lagu-lagu daerah Simalungun di perantauan membuat kami termotivasi untuk lebih berbuat terhadap lagu-lagu Simalungun. Saya selaku penyanyi dan putri Simalungun bangga dengan Simalungun,”ujar Intan Saragih saat berbincang-bincang dengan HOKI di Jambi, Senin (22/9) sebelum bertolak dari jambi menuju Siantar.
Sejak Kecil
Kecintaan Intan Saragih akan lagu-lagu Simalungun sudah ditunjukkannya sejak menginjak bangku sekolah dasar (SD N 122381 P Siantar). Dirinya juga hobi menyanyi dan sering disalurkan saat ada acara hajatan pesta perkawinan atau kegiatan lainnya.
“Saya hobi menyanyi sejak SD. Saya juga mencintai lagu-lagu Simalungun sejak kecil. Dan sekarang saya menancapkan profesi sebagai penyanyi Simalungun yang profesional. Tiga album Pop Simalungun saya selama delapan tahun adalah bukti kecintaan saya terhadap Simalungun,”ujar putri pasangan J Saragih dengan P boru Situmorang ini.
Awal karier Intan Saragih di dunia tarik suara profesional, dimulai dari paggung pesta perkawinan. Banyaknya permintaan terhadap dirinya untuk bernyanyi, membuat Intan Saragih serius untuk menekuni talenta yang dimilikinya.
“Saya memulai karier dari panggung ke panggung hingga bisa rekaman sejak tahun 2001 dan mulai rekaman tahun 2003. Saya diberi Tuhan talenta bernyanyi yang bisa menghibur orang banyak, khususnya komunitas saya sendiri. Mudah-mudahan kecintaan dan perhatian orang Simalungun terhadap lagu-lagu Simalungun tetap abadi,”ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.
Tak Punya Royalti
Dibalik eksistensi Intan Saragih menggeluti dunia tarik suara Pop Simalungun hingga bisa memasuki dapur rekaman, ternyata meninggalkan kesan yang kurang menguntungkan. Tiga album Pop Simalungun yang telah dihasilkannya, ternyata tidak mendapatkan Royalti dari penjualan kaset dan VCD.
“Penyanyi Simalungun jarang mendapatkan royalti dari hasil karya mereka. Kontrak kerja yang kerap disepakati hanya bagi hasil dari penjualan kaset saat album keluar. Penyanyi hanya mendapatkan sedikit dari penjualan kaset. Bahkan pembayaran sering dilakukan setelah penjualan kaset,”kata putri Simalungun lulusan SMP N 7 P Siantar ini.
Menurut Intan Saragih, entertainment Simalungun hingga Producer Simalungun hingga kini belum mampu mensejahtrakan Artisnya. Bahkan managemen Artis Simalungun tergolong managemen perorangan. Hal itu ditandai dengan belum adanya Artis Simalungun yang melakukan kontrak hingga tahunan dalam segala kegiatan entertaiment.
Butuh Perhatian
Sementara itu, ternyata penyanyi Simalungun tidak menjadi tuan di negeri sendiri. Saat malam hiburan Pesta Danau Toba baru-baru ini yang berlangsung di Parapat, Kabupaten Simalungun, ternyata artis Simalungun tidak ada yang tampil. Bahkan Pemerintah Kabupaten Simalungun terkesan melupakan Artis Simalungun pada malam hiburan itu.
“Perhatian Pemerintah Kabupaten Simalungun terhadap lagu-lagu daerah serta penyenyi Simalungun minim sekali. Malam hiburan Pesta Danau Toba adalah bukti ketidak berpihakan Pemerintah Simalungun terhadap Artis Simalungun,”kata Intan Saragih didampingi Sabar Tondang.
Disebutkan, lemahnya nilai jual artis Simalungun, karena tidak memiliki manajemen yang profesional dibidang entertainment. Sehingga promosi jual artis-artis Simalungun di kampung sendiri kurang diminati para pengusaha hiburan.
Menurut Intan Saragih, lulusan SMK N 1 P Siantar ini, selain pemerintah setempat, tokoh-tokoh masyarakat Simalungun yang sukses di perantauan juga masih minim memberikan perhatian terhadap Artis Simalungun, termasuk lagu-lagu Simalungun.
“Banyak orang Simalungun yang sukses di perantauan atu di Simalungun sendiri. Namun perhatian terhadap lagu Simalungun dan pelantunnya sangat minim. Kami berharap kedepan Tokoh Simalungun mau berbuat untuk mengabadikan lagu-lagu Simalungun demikian juga dengan artisnya,”katanya.
Intan juga berharap dukungan masyarakat Simalungun dimanapun berada untuk tetap mencintai dan mau membeli kaset lagu-lagu Simalungun. “Saya berharap Motto Simalungun “Habonaron Do Bona” tetap mendarah daging bagi orang Simalungun dimanapun berdomisili. Bagi orang Simalungun perantauan tetap peduli terhadap kampung halamannya,”ujarnya.
Tampil Memukau
Sementara itu, Malam Kesenian Simalungun, Marsombuh Sihol (Melepas Rindu), Sabtu (20/9) malam dan Puncak Perayaan Pesta Jubileum (Olob-olob) 105 Tahun Injil di Simalungun tingkat GKPS Resort Jambi, di GKPS Jambi, Minggu (21/9), Intan Saragih dan Sabar Tondang tampil memukau.
Intan Saragih dengan kyboris Sabar Tondang mampu mengobati kerinduan 1000 masyarakat Simalungun di jambi yang hadir pada acara tersebut. Puluhan tembang Simalungun dari album Intan Saragih serta tembang-tembang lawas Simalungun berdetak di acara Marsombuh Sihol dan Pesta Jubileum itu.
Antusiasme warga GKPS se Resort Jambi yang meliputi GKPS Kota Jambi, Suka Makmur (Tebo), GKPS Bungo, Sumber sari dan Simpang TKA (Kabupaten Bungo) dan GKPS Bangko (Merangin) serta satu pos pelayanan Aur Duri Kota Jambi pada malam hiburan itu sungguh luar biasa.
Intan Saragih mampu menyanyikan sedikitnya 30 tembang Simalungun yang akrab ditelinga masyarakat Simalungun yang berdomisili di Kota Jambi dan sekitarnya. Tidak heran, kalau lelang sejumlah tembang Simalungun yang dilantunkan Intan Saragih mampu mengumpulkan dana untuk GKPS Resort Jambi puluhan juta Rupiah.
Selain masyarakat Simalungun, simpatisan Simalungun yang ada di Kota Jambi dan sekitarnya juga menikmati kerinduan tembang-tembang Simalungun yang dilantunkan artis Simalungun (Pematang Siantar) Intan Saragih dengan Sabar Tondang, Willy Silalahi (Personil Lasidos Plus), Trio Gama Jambi.
Artis pendukung tersebut mampu mengobati kerinduan ribuan masyarakat Simalungun yang ada di Provinsi Jambi akan lagu-lagu Simalungun. Parade lagu-lagu Simalungun itu juga dihiasi dengan tampilnya tarian khas Simalungun yakni Tortor Sombah yang dibawakan Pemudi GKPS Jambi (Kristi, Rose, Junitha, dan Henny). ruk/asenk lee saragih (kabarindonesia.com)
Penampilan Intan Saragih, tidaklah seperti sebagian penyanyi Batak ibukota atau daerah yang gemar dengan keglamoran. Namun Intan Saragih adalah sosok gadis Simalungun yang sederhana yang menjungjung tinggi adat budaya Simalungun. Fanatismenya terhadap Simalungun dia abadikan dengan menggeluti profesi penyanyi lagu-lagu daerah Simalungun.
Selama delapan tahun bergelut di dunia tarik suara Tembang Pop Simalungun dibawah bendera Nita Group Record, Intan Saragih sudah menelorkan tiga album Pop Simalungun. Diantara tembang dari tiga album tersebut cukup akrab di masyarakat Simalungun.
Seperti Lagu Cinta Bulung Motung, Sorod Ni Ranggiting serta album ketiga Bunga Papan. Seluruh tembang tersebut atau yang ada di album Pop Simalungun Intan Saragih merupakan ciptaan Sabar Tondang. Album ketiga adalah Produksi Gunung Artha Record.
Kecintaan Intan Saragih terhadap lagu-lagu Simalungun ternyata juga mengalir ke daerah luar Simalungun. Sabtu-Minggu (20-21 September 2008) Intan Saragih bersama Sabar Tondang tampil memukau di hadapan 1000 orang masyarakat Simalungun yang ada di Provinsi Jambi.
“Saya cukup bangga di Jambi. Ternyata kecintaan masyarakat Jambi asal tanah Simalungun cukup tinggi terhadap budaya dan musik daerahnya. Kerinduan akan lagu-lagu daerah Simalungun di perantauan membuat kami termotivasi untuk lebih berbuat terhadap lagu-lagu Simalungun. Saya selaku penyanyi dan putri Simalungun bangga dengan Simalungun,”ujar Intan Saragih saat berbincang-bincang dengan HOKI di Jambi, Senin (22/9) sebelum bertolak dari jambi menuju Siantar.
Sejak Kecil
Kecintaan Intan Saragih akan lagu-lagu Simalungun sudah ditunjukkannya sejak menginjak bangku sekolah dasar (SD N 122381 P Siantar). Dirinya juga hobi menyanyi dan sering disalurkan saat ada acara hajatan pesta perkawinan atau kegiatan lainnya.
“Saya hobi menyanyi sejak SD. Saya juga mencintai lagu-lagu Simalungun sejak kecil. Dan sekarang saya menancapkan profesi sebagai penyanyi Simalungun yang profesional. Tiga album Pop Simalungun saya selama delapan tahun adalah bukti kecintaan saya terhadap Simalungun,”ujar putri pasangan J Saragih dengan P boru Situmorang ini.
Awal karier Intan Saragih di dunia tarik suara profesional, dimulai dari paggung pesta perkawinan. Banyaknya permintaan terhadap dirinya untuk bernyanyi, membuat Intan Saragih serius untuk menekuni talenta yang dimilikinya.
“Saya memulai karier dari panggung ke panggung hingga bisa rekaman sejak tahun 2001 dan mulai rekaman tahun 2003. Saya diberi Tuhan talenta bernyanyi yang bisa menghibur orang banyak, khususnya komunitas saya sendiri. Mudah-mudahan kecintaan dan perhatian orang Simalungun terhadap lagu-lagu Simalungun tetap abadi,”ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.
Tak Punya Royalti
Dibalik eksistensi Intan Saragih menggeluti dunia tarik suara Pop Simalungun hingga bisa memasuki dapur rekaman, ternyata meninggalkan kesan yang kurang menguntungkan. Tiga album Pop Simalungun yang telah dihasilkannya, ternyata tidak mendapatkan Royalti dari penjualan kaset dan VCD.
“Penyanyi Simalungun jarang mendapatkan royalti dari hasil karya mereka. Kontrak kerja yang kerap disepakati hanya bagi hasil dari penjualan kaset saat album keluar. Penyanyi hanya mendapatkan sedikit dari penjualan kaset. Bahkan pembayaran sering dilakukan setelah penjualan kaset,”kata putri Simalungun lulusan SMP N 7 P Siantar ini.
Menurut Intan Saragih, entertainment Simalungun hingga Producer Simalungun hingga kini belum mampu mensejahtrakan Artisnya. Bahkan managemen Artis Simalungun tergolong managemen perorangan. Hal itu ditandai dengan belum adanya Artis Simalungun yang melakukan kontrak hingga tahunan dalam segala kegiatan entertaiment.
Butuh Perhatian
Sementara itu, ternyata penyanyi Simalungun tidak menjadi tuan di negeri sendiri. Saat malam hiburan Pesta Danau Toba baru-baru ini yang berlangsung di Parapat, Kabupaten Simalungun, ternyata artis Simalungun tidak ada yang tampil. Bahkan Pemerintah Kabupaten Simalungun terkesan melupakan Artis Simalungun pada malam hiburan itu.
“Perhatian Pemerintah Kabupaten Simalungun terhadap lagu-lagu daerah serta penyenyi Simalungun minim sekali. Malam hiburan Pesta Danau Toba adalah bukti ketidak berpihakan Pemerintah Simalungun terhadap Artis Simalungun,”kata Intan Saragih didampingi Sabar Tondang.
Disebutkan, lemahnya nilai jual artis Simalungun, karena tidak memiliki manajemen yang profesional dibidang entertainment. Sehingga promosi jual artis-artis Simalungun di kampung sendiri kurang diminati para pengusaha hiburan.
Menurut Intan Saragih, lulusan SMK N 1 P Siantar ini, selain pemerintah setempat, tokoh-tokoh masyarakat Simalungun yang sukses di perantauan juga masih minim memberikan perhatian terhadap Artis Simalungun, termasuk lagu-lagu Simalungun.
“Banyak orang Simalungun yang sukses di perantauan atu di Simalungun sendiri. Namun perhatian terhadap lagu Simalungun dan pelantunnya sangat minim. Kami berharap kedepan Tokoh Simalungun mau berbuat untuk mengabadikan lagu-lagu Simalungun demikian juga dengan artisnya,”katanya.
Intan juga berharap dukungan masyarakat Simalungun dimanapun berada untuk tetap mencintai dan mau membeli kaset lagu-lagu Simalungun. “Saya berharap Motto Simalungun “Habonaron Do Bona” tetap mendarah daging bagi orang Simalungun dimanapun berdomisili. Bagi orang Simalungun perantauan tetap peduli terhadap kampung halamannya,”ujarnya.
Tampil Memukau
Sementara itu, Malam Kesenian Simalungun, Marsombuh Sihol (Melepas Rindu), Sabtu (20/9) malam dan Puncak Perayaan Pesta Jubileum (Olob-olob) 105 Tahun Injil di Simalungun tingkat GKPS Resort Jambi, di GKPS Jambi, Minggu (21/9), Intan Saragih dan Sabar Tondang tampil memukau.
Intan Saragih dengan kyboris Sabar Tondang mampu mengobati kerinduan 1000 masyarakat Simalungun di jambi yang hadir pada acara tersebut. Puluhan tembang Simalungun dari album Intan Saragih serta tembang-tembang lawas Simalungun berdetak di acara Marsombuh Sihol dan Pesta Jubileum itu.
Antusiasme warga GKPS se Resort Jambi yang meliputi GKPS Kota Jambi, Suka Makmur (Tebo), GKPS Bungo, Sumber sari dan Simpang TKA (Kabupaten Bungo) dan GKPS Bangko (Merangin) serta satu pos pelayanan Aur Duri Kota Jambi pada malam hiburan itu sungguh luar biasa.
Intan Saragih mampu menyanyikan sedikitnya 30 tembang Simalungun yang akrab ditelinga masyarakat Simalungun yang berdomisili di Kota Jambi dan sekitarnya. Tidak heran, kalau lelang sejumlah tembang Simalungun yang dilantunkan Intan Saragih mampu mengumpulkan dana untuk GKPS Resort Jambi puluhan juta Rupiah.
Selain masyarakat Simalungun, simpatisan Simalungun yang ada di Kota Jambi dan sekitarnya juga menikmati kerinduan tembang-tembang Simalungun yang dilantunkan artis Simalungun (Pematang Siantar) Intan Saragih dengan Sabar Tondang, Willy Silalahi (Personil Lasidos Plus), Trio Gama Jambi.
Artis pendukung tersebut mampu mengobati kerinduan ribuan masyarakat Simalungun yang ada di Provinsi Jambi akan lagu-lagu Simalungun. Parade lagu-lagu Simalungun itu juga dihiasi dengan tampilnya tarian khas Simalungun yakni Tortor Sombah yang dibawakan Pemudi GKPS Jambi (Kristi, Rose, Junitha, dan Henny). ruk/asenk lee saragih (kabarindonesia.com)

13:15
(Foto:
Mangasi) RUSAK: Padi sawah di Kecamatan Siantar Marihat rusak akibat
diterjang hujan deras dan angin kencang pada Jumat lalu.
Mereka juga mengharapkan adanya uluran tangan pemerintah atas musibah yang dialami para petani.
“Kami mengalami kerugian sangat besar akibat bencana ini. Besar harapan kami pemerintah memberikan bantuan untuk meringankan beban kami ini,” pinta D Sihombing, salah seorang petani dan beberapa petani lainnya. (MSC)
Angin Kencang Rusak Sawah di Siantar Marihat
Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah

SIANTAR- Puluhan
hektare sawah yang tersebar di beberapa lokasi di Kelurahan Marihat
Baris, Kecamatan Siantar Marihat, rusak dihantam angina kencang yang
menyerang pada Jumat (22/6) lalu. Kini para petani terancam merugi
hingga ratusan juta rupiah.
Kepada METRO, Minggu (24/6) sejumlah petani mengatakan, padi-padi mereka
mengalami patah pada batang bawah, bulir padi jatuh menyentuh tanah,
terendam air dan tertanam lumpur. Salah seorang petani bermarga Siahaan
ketika ditemui di sawah miliknya menuturkan, hujan kencang disertai
angin kencang telah menumbangkan sekitar puluhan hektare persawahan
milik para petani, termasuk lahan miliknya.
Padahal, katanya, padi-padi tersebut
dalam waktu dekat akan memasuki masa panen. “Dalam waktu dekat aku akan
segera memanen dan ternyata padi-padi ini rusak karena dihantam angina,”
ujarnya dengan raut wajah lesu.
Dia menambahkan, saat ini para petani
padi sedang berusaha memperbaiki padi-padi merekja yang patah dengan
mengikatnya dan diharapkan bisa kembali seperti semula, setidaknya
petani tidak rugi besar.
Petani lainnya, boru Samosir juga mengaku tanaman padinya juga hancur akibat terjangan hujan angin kencang. Katanya, padi yang akan siap panen kini telah rata dengan tanah.
Petani lainnya, boru Samosir juga mengaku tanaman padinya juga hancur akibat terjangan hujan angin kencang. Katanya, padi yang akan siap panen kini telah rata dengan tanah.
Dia menjelaskan, hasil yang diperoleh
dari panen yang akan datang dalam waktu dekat ini akan sangat sedikit
karena sebagian besar bulir padi kini telah terendam lumpur. “Jika padi
tidak mengalami kerusakan, biasanya mampu berproduksi 6 ton per hektare.
Namun dengan kondisi bulir padi yang kini telah rontok dan banyak
tertanam lumpur, petani akan mengalami kerugian besar. Kita saat ini
sedang berusaha keras mengatasi ini,” ujarnya.
“Kami mengalami kerugian sangat besar akibat bencana ini. Besar harapan kami pemerintah memberikan bantuan untuk meringankan beban kami ini,” pinta D Sihombing, salah seorang petani dan beberapa petani lainnya. (MSC)
13:14
(Foto:JETRO
SIRAIT) TIGA SEKAWAN: Tiga Sekawan, antara lain Buntora Situmorang,
Jhonny Manurung, Tunas Sirait foto bersama Ria Turnip, Minggu (24/6).AJIBATA-
Setelah sukses pada album Siraja Andung Vol. 1, Trio 3 Sekawan kembali
merilis album keduanya, yakni Loja do Au Mandiori, dengan mengambil
latar belakang kondisi kehidupan orang Batak di bonapasogit (kampung
asal orang Batak) dan di perantauan.
Danau Toba Lokasi Syuting Trio Sekawan (Buntora Situmorang, Jhonny Manurung, Tunas Sirait)

Ditemui di Lokasi syuting Cafรฉ Naborsahan, Minggu (24/6) personel Trio
Sekawan yang terdiri Buntora Situmorang, Jhonny Manurung dan Tunas
Sirait didampingi para artis pendukung tampak dikerumuni fansnya yang
ingin berfoto bersama.
Di sela-sela acara syuting, Buntora
selaku pencipta lagu dan sutradara klip mengatakan, seluruh lagu yang
diciptakannya adalah permintaan dari para fansnya. “Ini sengaja kita
buat dengan mengambil latar belakang Danau Toba sehingga lebih menyentuh
pendengar musik Batak,” ujarnya.
Lebih lanjut Dia menyoroti industri
musik saat ini yang sudah jauh berbeda dengan musik dan lagu-lagu
terdahulu. Menurutnya, lagu-lagu saat ini kurang memberi makna terhadap
pendengarnya. ”Sekarang banyak lagu-lagu yang sentimentil dan kurang
membangun masyarakat. Untuk itu mereka merilis album ini agar lebih
dekat dengan masyarakat.
Kameraman dan editing video dari Toba
Record Jakarta, Pardamean Sijabat menambahkan, keindahan syuting kali
ini diprediksi akan lebih indah karena mengambil lokasi di Danau Toba
dan Jakarta. ”Pembuatan klip ini tergolong mewah. Di samping itu para
pendukung acara dalam klip merupakan orang yang benar-benar mengalami
peristiwa yang diceritakan dalam lagu sehingga semuanya berjalan dengan
lancar,” terangnya. (MSC)
13:07
(FOTO:
MARIHOT) PROSESI: Prosesi oleh Sekjen GKPS Pdt El Imanson Sumbayak,
Gideon Purba dan Jan Wanner Saragih diikuti para pendeta dan panitia.RAYA-
Setelah sebelumnya bergabung dengan Resort Bulu Raya Pasar, akhirnya
GKPS Bah Pasunsang diresmikan menjadi GKPS Resort Bah Pasunsang.
Peresmian resort yang terdiri dari 4 GKPS Pagaran ini berlangsung saat
acara kebaktian Mingggu di Gereja GKPS Bah Pasunsang Minggu (24/6).
Resort GKPS Bah Pasunsang Diresmikan
Jemaat Harus Bangun Komunikasi yang Baik

Peresmian resort tersebut juga berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan
Pusat GKPS yang dibacakan Praeses Distrik II Pdt Marlan Damanik dan
disaksikan Sekjend GKPS Pdt El Imanson Sumbayak. Setelah diresmikan
menjadi Resort maka Resort GKPS Bah Pasunsang terdiri dari GKPS Bah
Pasunsang, GKPS Bukit Doa, GKPS Durian Tukang dan GKPS Bornoh.
Dalam kotbahnya, Sekjend GKPS Pdt El Imanson Sumbayak menekankan agar
warga GKPS bisa bersyukur dalam segala hal walapun saat menerima cobaan
yang diberikan Tuhan. Sekjend juga mengimbau agar warga GKPS bisa
saling mengunjungi untuk membangun komunikasi antara sesama jemaat.
“Kalau kita dengar kata pasunsang, maka bisa diambil kata sunsang
yang berarti mengunjungi. Hal itu mengingatkan agar kita saling
mengujungi sesama dan lebih sering mengunjungi rumah Tuhan, yakni
gereja,” katanya.
Dalam acara kebaktian Seksi Bapa GKPS Pamatang Raya 1903 juga diisi
vokal grup sebagai bentuk puji-pujian kepada Tuhan. Usai kebaktian acara
dilanjutkan dengan pemberian Hiou Pamalas Uhur kepada Plt Sekda Gidion
Purba dan keluarga.
Usai menerima Hiou, spontan Sekda memberikan bantuan sebesar Rp6 juta
untuk pembangunan rumah resort. Selain itu Sekretaris Umum Panitia Ir
Jan Wanner Saragih juga memberikan bantuan Rp6 juta. Beberapa warga
perantau asal Huta Bah Pasunsang turut memberikan bantuan guna
mempercepat pembangunan rumah resort yang nantinya diperuntukkan untuk
rumah dinas pendeta. Peresmian Resort Bah Pasunsang ini juga dihadiri Praeses Distrik I
Pdt Abdi Jekri Damanik STh MSi, tokoh masyarakat Raya, dan 7 pendeta
resort se-Distrik II.(MSC)
13:05
(Foto: Dite Surendra/Jawa Pos) Tim satgas menangkap Kardius, tersangka kasus korupsi proyek pembangunan jalan di Simalungun.
Kardius sendiri menjabat sebagai direktur dalam proyek pembangunan jalan dengan nilai proyek sebesar Rp5,6 miliar. Namun dalam pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi kontrak dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp1,7 miliar.
Buronan Korupsi Dinas PU Simalungun (Kardius) Ditangkap di Surabaya

MEDAN- Tim gabungan
dari Intel Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara (Kejatisu) berhasil meringkus Kardius, yang merupakan buronan atas
kasus korupsi di Dinas PU Kabupaten Simalungun tahun 2009 sebesar Rp1,7
miliar.
Tersangka diringkus di salah satu hotel di Surabaya, Minggu (24/6) pukul
18.30 WIB. “Sejak ditetapkan tersangka pada tahun 2011, tersangka tidak
pernah hadir saat dilakukan pemanggilan dan kemudian menghilang.
Bersama tim Intel Kejaksaan Agung dan Kejatisu, kita berhasil
menangkapnya di salah satu hotel di Surabaya dan Kajatisu, Noor Rachmad
juga turut dalam penangkapan tersebut,” ujar Kasi III Asintel Kejatisu,
Ronald Bakkara SH, kepada wartawan koran ini.
Lebih lanjut diterangkannya, tersangka
merupakan pemborong dalam proyek pembangunan jalan di Kabupaten
Simalungun. Diduga dalam pengerjaannya tidak sesuai dengan volume.
Akibatnya, dari anggaran Rp5 miliar, negara dirugikan sebesar Rp1,7
miliar. “Pada tahun 2010 kita lakukan penyidikan atas dugaan korupsi
tersebut. Kemudian dari hasil penyidikan kita menemukan adanya kerugian
negara sebesar Rp1,7 miliar,” jelas Bakkara yang ikut dalam penangkapan
tersebut.
Bakkara menambahkan, sebelum
diterbangkan ke Medan, terlebih dahulu tersangka dibawa ke Kejaksaan
Agung untuk dilakukan pemeriksaan. “Tersangka kita bawa ke Kejaksaan
Agung, dan setelah itu kita bawa ke Kejatisu,” pungkasnya. Sementara,
Kasi Penkum Kejatisu, Marcos Simaremare SH yang dikonfirmasi membenarkan
penangkapan tersebut. “Benar ada penangkapan buron di Surabaya. Besok
siang, Senin (25/6) akan dibawa ke Kejatisu,” kata Marcos.
Namun, mengenai adanya tersangka lain
yang sudah ditetapkan penyidik, Marcos mengatakan ia tidak mengetahui
persis kasus tersebut, mengingat kasus itu merupakan kasus lama.
“Besok-lah ya saya cek dulu, itu kasus lama,” ucapnya.
Tak Tau Jadi DPO
Kardius sendiri menjabat sebagai direktur dalam proyek pembangunan jalan dengan nilai proyek sebesar Rp5,6 miliar. Namun dalam pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi kontrak dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp1,7 miliar.
Wajah Kardius tampak tegang ketika
digelandang keluar mobil oleh petugas. Mengenakan kemeja putih lengan
panjang dan celana kain warna hitam. Dia berulang kali menutupi muka dan
menghindar ketika berusaha untuk dipotret. “Kenapa ini pakai foto-foto
segala,” protesnya.
Tiga petugas kejaksaan yang mengapit
Kardius langsung menggelandangnya masuk ke terminal keberangkatan
pesawat Garuda pada pukul 20.00 WIB. Rencananya Kardius akan langsung
diterbangkan ke Jakarta. Di Jakarta, Kardius akan menikmati satu hari
bermalam di Rutan Kejagung. Setelah itu, dia akan langsung diterbangkan
ke Sumatra Utara.
Ketika ditanya, Kardius enggan menjawab.
Dia hanya mengatakan bahwa selama ini tidak bersalah. “Saya tidak tahu
kalau dijadikan DPO,” jelasnya. Pria bertinggi sekitar 170 cm itu
mengatakan, akan segera menghubungi kuasa hukumnya.
Kasi III Asintel Kejati Sumut Ronald
Bakara yang ikut menangkap Kardius mengatakan, Kardius sudah sejak 2010
telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO). Beberapa bulan
ini, keberadaan Kardius memang sulit untuk dideteksi oleh petugas.
Ronald menambahkan jika, selama satu
bulan akhir ini, Kardius terlacak keberadaanya di Jakarta dan Surabaya.
“Sehingga kami meminta bantuan dari Intel Kejagung dan Kejati untuk
menangkapnya,” ujarnya. Kardius tertangkap di Hotel Tunjungan kamar 827
Surabaya pada pukul 18.45 WIB. Tim gabungan dari Kejati Sumut, Kejagung,
dan Kejati, menyergapnya ketika sedang berada di kamarnya. Pada saat itu Kardius sedang santai di kamar hotel. Ketika petugas menangkapnya, tidak ada perlawanan dari Kardius.(MSC)
13:01
Iwan FalsJAKARTA-
Film layar lebar berjudul ‘Mursala’ produksi Raj’s Production akan
dirilis Desember tahun ini. Penyanyi legendaris Iwan Fals pun
menciptakan lagu khusus untuk mengisi sountrack-nya.
Iwan Fals Tertarik Budaya Batak, Ciptakan Lagu Mursala

Menurut sang eksekutif produser Anna Sinaga, Iwan Fals sangat antusias
menggarap lagu tersebut. Iwan tertarik karena film itu mengangkat budaya
Batak dan keindahan panorama Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Waktu saya berikan script ‘Mursala’ ke
mas Iwan Fals, beliau tertarik untuk membuatkan soundtrack-nya. Makanya
dia ciptakan lagu yang judulnya sama dengan filmnya,” ungkapnya saat
dihubungi via telepon, Minggu (24/6). Kata Anna, lagu ‘Mursala’ digarap
Iwan bersama arranger musik Iwang Noorsaid. Lagu tersebut telah selesai
digarap dan sedang dalam proses penyempurnaan di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Lagu ‘Mursala’ sudah jadi, tapi mau
di-mix sedikit di KL (Kuala Lumpur), sekalian menunggu video klip dan
jumpa press. Rencananya Juli nanti, setelah proses mix dan video klip
selesai,” jelasnya.
Film yang disutradarai Viva Westi itu dibintangi
sejumlah aktris dan aktor ternama. Di antaranya Rio Dewanto, Titi
Sjuman, Mongol, Tio pakusadewo, Rudy Salam, Roy Ricardo, Elsa Syarief,
Bonaran Situmeang, dan juga Anna Sinaga.
“Film ini mengangkat budaya Batak
tentang 70 marga yang berbeda dan tidak boleh nikah sampai sekarang. Dan
ketika mas Iwan Fals menciptakan lagu ‘Mursala’, buat saya lagu itu
sempurna banget,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, film Mursala,
Cinta Versus Adat berdurasi sekitar 100 menit ini menurut rencana akan
digarap tidak hanya bertujuan mempromosikan pariwisata Tapteng semata.
Namun juga melestarikan budaya adat Batak yang ada. Shootingnya sebagian
besarnya akan dilakukan di Pulau Mursala. Dan, tentunya mengutamakan
para pemain yang berasal dari Tapteng. Hanya empat pemain utama yang
dibawa dari Jakarta.
Film ‘Mursala’ diawali dengan cerita
tekad seorang pemuda Batak bernama Anggiat Saragi yang diperankan Rio
Dewanto, merantau dari kampungnya Sorkam Tapteng ke Jakarta. Dia sukses
menjadi pengacara dan dibanggakan orangtua, namun itu belum sempurna
karena ibunya Inang Romauli dan ayahnya Amung Hotman mengharapkan
Anggiat menikah dengan paribannya (sodara sepupu).
Hal itu tidak mudah, karena di Jakarta
Anggiat telah memilih wanita Batak lain yang dicintainya yakni Clarisa
Turnip seorang presenter televisi. Persoalan muncul karena marga
keduanya, ternyata masuk ke dalam larangan adat yang tidak memungkinkan
keduanya untuk menikah kecuali keluar dari adat marganya masing-masing.
Meskipun Anggiat bertekad untuk mempertahankan hubungan mereka.
Di tengah kegalauan, Anggiat bertemu
kembali dengan Bonatiur Sinaga yang diperankan oleh Titi Sjuman, pariban
yang ternyata adalah teman masa kecilnya di Pulau Mursala, dulu. Tiur
gadis yang diceritakan sebagai pecinta alam biota laut ini juga beberapa
kali gagal menjalin cinta.
“Saya pecinta film. Makanya terhadap
sutradara saya akan kritis. Agar film ini benar-benar nantinya memiliki
skenario kuat. Demikian juga ceritnya harus dalam. Makanya saya akan
turun langsung,” ungkap Bupati Tapteng Bonaran Situmeang di Jakarta,
Sabtu (4/2) lalu.
Eksekutif Produser Anna Sinaga
menuturkan, pembuatan film tersebut karena kekaguman akan keindahan
Pulau Mursala. “Kebetulan saya bekerja di kantor pengacara Bonaran
Situmeang sebelum beliau menjadi Bupati Tapteng. Keterharuan saya muncul
waktu kampanye, Bonaran bilang apa yang mau kita buat untuk kampung
halaman? Makanya kita tergerak untuk buat film, apalagi Pulau Mursala
itu benar-benar indah.
Letaknya di tengah laut, di Samudera
Hindia. Bahkan di atas ada pulau itu juga terdapat danau,” ungkap Anna
yang juga berprofesi sebagai seorang advocate ini.(MSC)
12:59
Saidi yakin, ketika Danau Toba
diciptakan sebagai tambang pariwisata, maka tidak saja pendapatan
masyarakat dipastikan meningkat, namun sekaligus kondisi alam juga tetap
terpelihara dengan baik. “Karena seingat saya dulu waktu kecil, di
Parapat itu kita bisa mencari uang. Bayangkan, dengan memancing ikan
yang begitu banyak, saya bisa membeli baju dan bisa bersekolah. Tapi
sekarang kemana semua ikan-ikan itu. Apakah mati, habis atau karena
karena polusi?”ungkapnya. (msc)
Tujuh Bupati Se Danau Toba Tandatangani Kesepakatan Dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Bangkitkan Kejayaan Danau Toba
JAKARTA- Tujuh bupati
di seputar kawasan pesisir Danau Toba, baru-baru ini dipastikan telah
menandatangani kesepakatan bersama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Menparenkraf) Mari Elka Pangestu.
Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen bersama menata kembali
Danau Toba, sehingga dapat kembali menjadi objek pariwisata yang
menjanjikan. Informasi ini diperoleh saat METRO berbincang-bincang
dengan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Saidi Butarbutar,
kemarin. Bahkan menurutnya, Menparenkraf mengajaknya secara khusus untuk
bersama-sama membangun kembali masa-masa kejayaan Danau Toba yang
sempat menggema hingga seluruh penjuru dunia.
“Jadi Menteri Pariwisata sudah bicara
dan bersama-sama dengan tujuh bupati di pesisir Danau Toba, telah
menandatangani kesepakatan untuk mengelola dan menata kembali Danau
Toba. Jadi akan ada langkah-langkah khusus yang akan segera dilakukan
dan ada pembangunan khusus di beberapa tempat, supaya Danau Toba bisa
dipasarkan,” ungkapnya.
Langkah ini ditempuh setelah sebelumnya
saat duduk di Komisi X, sebagai putra asli kelahiran Parapat, Saidi
secara terang-terangan menyampaikan gagasannya di hadapan Mari Elka
Pangestu. Ia mengkritisi mengapa anggaran pariwisata yang begitu besar,
namun pengembangan pariwisata di Danau Toba tidak bisa ditingkatkan.
Padahal sebelumnya, Danau Toba sangat
ramai dikunjungi baik turis mancanegara maupun wisatawan dari dalam
negeri sendiri.“Jadi mengembangkan kembali Danau Toba ini, menjadi
cita-cita saya. Karena pariwisata merupakan tambang yang tidak pernah
habis. Coba lihat seperti Kanada, untuk masuk ke Niagara saja, itu harus
bayar 14 dollar. Tapi tetap saja orang sangat ramai berkunjung. Bahkan
hingga jutaan orang setiap tahunnya. Nah mengapa kita tidak bisa?”
Menanggapi hal ini, Menparenkraf menurut
Saidi, benar-benar sangat antusias. Dan menyatakan komitmennya. Makanya
tidak heran jika kemudian Mari Elka secara khusus mengajak Saidi
bersama-sama, termasuk ketujuh pemerintahan daerah yang ada, mewujudkan
komitmen tersebut. Sebab jika hanya dilakukan pemerintah pusat, maka
hasilnya tentu tidak akan maksimal. Karena dalam hal ini, dibutuhkan
adanya sinergitas dan kepedulian menyeluruh segenap elemen yang ada.
Oleh sebab itu, sebagai langkah awal, Saidi menilai penting mencari tahu
terlebih dahulu apa yang menjadi kendala utama.
“Harus kita cari tahu mengapa Parapat
dan Danau Toba tidak bisa maju? Apakah karena kita orang batak ini
dinilai tidak bisa melayani orang? Atau karena pembangunan dan
infrastrukturnya yang memang tidak diperhatikan? Karena memang untuk
mencapai Parapat saja, dari Medan itu membutuhkan waktu paling tidak 5-6
jam.”
Artinya dalam hal ini menurut anggota
DPR yang baru sebulan terakhir dilantik menggantikan Amrun Daulay ini,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempercepat pembangunan
infrastruktur. “Kalau di Niagara itu, mereka buat transportasinya sangat
bagus. Selain itu, masyarakatnya juga bekerjasama dengan pemerintah.
Sehingga lahir kebijakan-kebijakan yang memang sangat mendukung bagi
pariwisata. Dan itu merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Jadi
mengapa kita disini tidak bisa? Padahal Danau Toba ini kan danau
vulkanik terbesar kedua di dunia?”
12:57
Walikota Siantar Hulman Sitorus Disuruh Keluar dari Acara Resmi
Hulman Dinilai Tak Pantas MENJADI WALIKOTA
(FOTO:
TONGGO SIBARANI) Amiruddin Tambunan bersama pengurus Forum Solidaritas
Wartawan LSM Siantar-Simalungun saat diwawancarai wartawan, Minggu
(24/6).SIANTAR- Walikota Siantar Hulman Sitorus,
disuruh keluar saat acara resmi nampaknya tidak akan sekali saja
terjadi. Direncanakan di setiap acara resmi, Hulman akan di demo Forum
Solidaritas Wartawan dan LSM Siantar-Simalungun (FSWLSS).
Samsudin menambahkan, melihat SDM Hulman, kayaknya Hulman harus mundur dari Walikota Siantar. Hulman tidak kapabel mengungkapkan pemimpin berani, bersih, merakyat, dan bertanggungjawab.
Forum Solidaritas Wartawan dan LSM Siantar-Simalungun (FSWLSS) mendukung sikap Amiruddin Tambunan, tak akan pernah gentar menegakkan keadilan.
Kericuhan sempat terjadi antara wartawan
dengan beberapa anggota Hulman yang hadir saat acara itu. Hulman
Sitorus sendiri sempat terlihat emosi dan berdiri dari bangku yang
didudukinya.(msc)

Seperti yang
terjadi pada acara silahturahmi Cagubsu, Sutan Bhatoegana di Convensen
Hall Siantar Hotel.
"Hulman tak pantas jadi Walikota Siantar. Selama 13 kali kami berdemo,
Hulman tidak pernah menampung aspirasi kami. Malah Hulman terkesan
mengejek aksi-aksi di Siantar lewat sambutannya pada acara yang pernah
dihadirinya," ujar Amiruddin Tambunan wartawan Sangkakala, Minggu
(24/6).
Semalam, Amiruddin menyuruh Hulman
keluar dari acara silahturahmi Cagubsu Sutan. Ia mengaku, bukan niat
mengusir Hulman, tetapi mau menyampaikan kepada Sutan bagaimana karakter
kepemimpinan Hulman. "Saya sangat suka pengarahan Sutan. Saya menilai
itu bagus. Tetapi kenyataannya, Hulman tidak pernah melakukan tupoksinya
sebagai Walikota Siantar," tegasnya.
Bukti kebobrokan kepemimpinan Hulman,
ketika mau diberitahukan kondisi Siantar pada acara Silahturahmi Sutan,
para antek-antek Hulman langsung maju ke depan untuk menyerang. "Saya
mau memberitahukan apa yang dirasakan masyarakat selama 2 tahun Hulman
jadi walikota.
Tetapi belum sempat saya sampaikan,
antek-antek Hulman langsung menyerang saya. Ada yang menarik-narik saya,
dan ada juga yang mencoba merampas mikropon dari tangan saya. Untung
saja ada wartawan teman saya yang membantu," paparnya. Ia mengaku belum
ada pernah mendapatkan ancaman pasca kejadian terserbut. Dia mengatakan,
tidak akan pernah gentar mengungkapkan keadilan.
"Ancaman apa yang datang sama kita.
Kalau pun ada ancaman, saya cueknya. Saya tidak pernah takut menegakkan
keadilan," katanya didampingi kordinator FSWLSS, Samsudin Harahap.
HulmanTetap Kami Seser
Samsudin menambahkan, melihat SDM Hulman, kayaknya Hulman harus mundur dari Walikota Siantar. Hulman tidak kapabel mengungkapkan pemimpin berani, bersih, merakyat, dan bertanggungjawab.
Forum Solidaritas Wartawan dan LSM Siantar-Simalungun (FSWLSS) mendukung sikap Amiruddin Tambunan, tak akan pernah gentar menegakkan keadilan.
Kordinator FSWLSS Samsudin Harahap
menegaskan akan tetap menyeser Walikota Hulman Sitorus. Mereka menilai
Hulman tak layak lagi memimpin Kota Pematangsiantar. "Hulman tetap akan
kami seser. Dimana Hulman kami akan cari, sekalipun itu pada acara
seremonial, karena Hulman tidak pernah di kantor, makanya tidak pernah
menampung aspirasi masyarakat. Solusinya Hulman harus didatangi ke
tempat acara-acara," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wartawan
Mingguan Sangkakala Amri Tambunan, menyuruh keluar Walikota Siantar
Hulman Sitorus dari Acara Silaturrahmi Masyarakat Siantar dengan Sutan
Batugana Siregar Menuju Sumut 1 di Convention Hall Siantar Hotel, Sabtu
(23/6) sore, sekira pukul 16.00 WIB.
Peletakan Batu Pertama Pembangunan “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba)

Hinalang- Pdt Jhon Rickky R Purba MTh melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pusara “Monumen Makam Hinalang” (St RK Purba) di Desa (Nagori) Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (22/10/2019). Acara Peletakan Batu Pertama dilakukan sederhana dengan Doa oleh Pdt Jhon Rickky R Purba MTh. Selengkapnya KLIK Gambar
