Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Menggugat Peran, Menyoal Kemandirian; Otokritik Terhadap Seksi Pemuda GKPS

Oleh: Ridho Hamdan Purba dan Stevan Ivana Manihuruk*
  
Dirindukan, Dicemaskan. Demikian judul yang ditulis harian Kompas (28/10) terkait hasil jajak pendapat koran nasional tersebut terkait keberadaan pemuda di tengah keterpurukan persoalan yang dihadapi bangsa ini. Di satu sisi, harapan publik terhadap keberadaan dan peran pemuda sedemikian tinggi yang terindikasi oleh kuatnya wacana memunculkan pemimpin-pemimpin bangsa dari kaum muda dalam beberapa waktu belakangan ini. Dua pertiga responden (69,4 %) berharap hadirnya pemimpin yang berasal dari kalangan muda.
          Namun di sisi yang lain, keberadaan sekaligus peran pemuda justru semakin dicemaskan. Generasi muda yang tergolong melek teknologi dinilai semakin pragmatis dan lebih berorientasi pada kepentingan pribadi. Kuatnya orientasi pencapaian materi, seperti kekayaan, keterkenalan, dan kesuksesan pribadi lebih menonjol dibandingkan orientasi sosial mereka, seperti ketertarikan pada bidang sosial, politik dan kemasyarakatan. Yang lebih mencemaskan, pada berbagai kasus yang sedang mencuat di republik ini justru menghadirkan kalangan muda sebagai aktor atau bagian dari permasalahan.
          Sesaat setelah nama Gayus Tambunan (31) mencuat dalam kasus skandal pajaknya, berlanjut pula dengan heboh kasus suap yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin (33) yang menyeret nama-nama anggota DPR, Angelina Sondakh (34), Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (42) dan juga Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng (48). Alhasil ini semua seakan mengubur berbagai prestasi kalangan muda.           
Peran Seksi Pemuda GKPS
          Dalam konteks GKPS, pertanyaan sama pantas diajukan terkait keberadaan sekaligus peran seksi pemuda GKPS. Apakah sudah menjadi pelopor atau pengekor ?. Apakah sebagai trendsetter atau sekadar follower ?. Pada tulisan di edisi sebelumnya, penulis sudah memaparkan hasil pengamatan dan diskusi dengan beberapa orang yang juga turut memerhatikan keberadaan seksi pemuda GKPS, bahwa keberadaan seksi pemuda GKPS saat ini masih perlu dipertanyakan.
          Terus terang kita masih sulit menyebutkan kontribusi nyata seksi pemuda GKPS dalam pengembangan pelayanan di gereja khususnya. Seksi pemuda GKPS masih kurang berperan dalam masalah-masalah riil yang dihadapi gereja. Ada 3 kemungkinan yang bisa menjadi penyebabnya. Pertama, ruang-ruang untuk melakukan kontribusi nyata masih sangat terbatas dan sulit untuk dimasuki. Kedua, masih terbatasnya pengetahuan, pemahaman dan kemampuan pemuda misalnya dalam hal pelayanan (Tri Tugas Panggilan Gereja; bersaksi, bersekutu, dan melayani), organisasi (bukan hanya berbicara tentang struktur kepengurusan tetapi terkait pengelolaan SDM), maupun IPTEK. Atau ketiga, memang pemuda nya sendiri yang sudah demikian sibuknya dengan urusan masing-masing sehingga sepertinya tidak sempat lagi untuk menaruh perhatian pada persoalan-persoalan di sekitarnya.
          Untuk kemungkinan penyebab yang pertama, rasa nya tidak terlalu tepat untuk diajukan. Atau, kalaupun memang benar adanya, hal tersebut pasti bisa diatasi dengan menjawab kemungkinan penyebab yang kedua dan ketiga. Untuk kemungkinan penyebab yang kedua bisa dijawab dengan adanya pembobotan dan pembinaan sejak dini (untuk teknis pelaksanaannya akan dibahas di RPL). Namun yang paling umum sebagai penyebab kontribusi pemuda di GKPS masih sangat minim adalah pada kemungkinan penyebab yang ketiga. Karena kalau saja pemuda mau memberi hati dan diri dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan pelayanan gereja, rasanya tidak ada yang mustahil.
          Namun kembali lagi, para pemuda sepertinya hanya hidup dan sibuk dengan dunia nya sendiri. Mengutip hasil jajak pendapat harian Kompas diatas, pemuda (GKPS) pun sepertinya semakin pragmatis dan lebih berorientasi kepada kepentingan pribadi masing-masing. Lalu bagaimana dengan seksi pemuda GKPS ?. Jawabannya nyaris sama. Seksi pemuda sibuk dengan kegiatan dan program-programnya sendiri. Sementara untuk urusan penjemaatan/penginjilan ke tempat-tempat yang baru misalnya, seksi pemuda hanya sekadar pengikut atau bahkan jangan-jangan sekadar pendengar dan penonton. Suara, gagasan, masukan, komentar, dan ide-ide pemuda nyaris tak terdengar dalam rapat-rapat majelis gereja atau sinode-sinode yang memperbincangkan pengembangan pelayanan gereja.
          Mencermati secara jeli program dan kegiatan yang dilakukan seksi pemuda GKPS pada umumnya terkadang membuat kita miris. Bagaimana tidak ? Program dan kegiatan yang dilaksanakan biasanya hanya sekadar rutinitas tahunan belaka. Perayaan paskah, natal, dan retret hanya menjadi kebiasaan atau bahkan sepertinya sudah dianggap sebagai kewajiban. Alhasil ketika sudah menjadi sekadar kebiasaan atau kewajiban, makna dan nilai-nilai yang seharusnya digali menjadi terpinggirkan. Indikator kesuksesan serangkaian perayaan tersebut pun sepertinya hanya dinilai dari segi kuantitatif semata, hanya berdasarkan angka-angka, misalnya banyaknya jumlah peserta, tercukupi atau bahkan surplusnya dana puluhan juta yang sudah dianggarkan, dan sebagainya. Sementara kalau dari segi kualitasnya? Lagi-lagi masih menjadi pertanyaan.
          Sesungguhnya keberadaan seksi pemuda bisa menjadi wadah yang strategis untuk mempersiapkan generasi-generasi pemimpin gereja dan bangsa. Meski berada di bawah naungan organisasi gereja, tentu tidak masalah jika seksi pemuda pun memrogramkan hal-hal yang “tidak gerejawi” dalam arti positif. Misalnya, mengapa seksi pemuda masih belum membentuk dan menggalakkan kelompok-kelompok kecil berupa IG (Interest Group) yang tujuannya adalah sebagai wadah untuk menggali potensi dan minat pemuda GKPS itu sendiri. Contoh sederhana, membentuk kelompok kecil yang minat dan serius untuk belajar menjadi penulis.
Contoh ini sengaja diangkat sebagai kegelisahan hati penulis yang melihat fakta bahwa hingga kini masih sangat minim penulis-penulis di media lokal apalagi nasional yang berasal dari lingkungan pemuda GKPS. Kami sangat tidak yakin, bahwa di kalangan pemuda GKPS memang nihil adanya potensi-potensi menjadi penulis. Ini bukan masalah bakat atau tingkat pendidikan, tapi masalah kemauan dan adanya wadah untuk belajar. Harap dicatat, Andrie Wongso, motivator ulung sekaligus penulis besar di republik ini yang sudah meluncurkan banyak buku-buku kategori best seller ternyata tidak pernah lulus SD!.             
Tentang Kemandirian
          Selain masalah peran, yang penting menjadi sorotan terkait keberadaan seksi pemuda GKPS adalah soal kemandirian. Kalau selama ini pemuda selalu ditempatkan pada posisi serba ideal lantaran diyakini masih memiliki semangat berapi-api, potensi dan tenaga yang mumpuni, idealisme nan berani, tapi mari mencermati kondisi yang terjadi. Kalau faktanya peran pemuda masih dan terus dipertanyakan, lalu apakah artinya semua potensi tadi ?
          Pada seksi pemuda GKPS, sangat dikuatirkan jika ternyata Pembimbing Pemuda lah yang justru banyak berperan dalam mengarahkan bahkan memutuskan kebijakan. Kalau ini yang terjadi, jelas sangat aneh dan tidak lucu. Seyogianya posisi pembimbing “hanya” untuk memberi saran, nasihat, dan masukan serta berbagi pengalaman, namun bukan memutuskan karena itu merupakan domain para pengurus yang ada setelah mempertimbangkan pendapat para anggota. Maka, kalau untuk perkara terkecil pun seksi pemuda masih bergantung pada pembimbing, ini jelas sangat keliru. Seksi pemuda harus bisa menggali kemampuannya sendiri serta belajar menjadi pemimpin-pemimpin yang bertanggungjawab. Harus diingat bahwa posisi seksi pemuda jelas-jelas sangat berbeda dengan seksi Sekolah Minggu (SM).
          Tahun ini, tepatnya tanggal 26 Desember, tak terasa Seksi Pemuda sudah memasuki usia yang ke-58 tahun. Secara usia, seksi pemuda sudah sangat matang (seharusnya sudah menjadi pemberi solusi atas permasalahan gereja dan bangsa) tapi pada kenyataannya, acapkali pemuda bertingkah seperti “bayi” yang masih belajar berdiri dan masih perlu ditatah agar dapat berjalan menggapai cita-cita mulia seksi pemuda dalam organisasi gereja. Kenyataan ini harus menjadi permenungan bagi segenap pemuda GKPS.     
                     



                    *Penulis pertama adalah Ketua Umum RPL Pemuda 2012,
                      Penulis kedua adalah Anggota Panitia RPL Pemuda GKPS
                                             
                   
         
         













Info RPL

Info Perkembangan dana untuk RPL
1.     BNU dari Jemaat GKPS Jambi sudah dan sedang terus berlanjut.
2.  Bazaar buka puasa telah dilakukan pada bulan Agustus lalu dan direncanakan masih akan ada bazaar berikutnya di bulan Januari dan Pebruari.
3. Pengumpulan target janji iman pemuda GKPS Resort Jambi yang saat ini mencapai Rp. 9 juta, masih sedang terus berlanjut.
4.     Mengedarkan kartu janji iman bagi pemuda se-GKPS pada bulan November.
5. Pembuatan kalender berisikan foto-foto pemuda GKPS sudah dalam tahap pendistribusian di bulan Desember.
6.     Penjualan baju berlogo GKPS dilaksanakan pada bulan Desember.  
7.     Proposal bantuan dana masih sedang dalam konsep, direncanakan akan berjalan di bulan Januari dan Pebruari, diedarkan di seluruh GKPS. 

Info kegiatan Panitia menjelang RPL
1.  Doa bersama panitia RPL secara rutin 1 x seminggu dilaksanakan di GKPS Jambi.
2.  Membuka ruang diskusi melalui media internet baik di situs jejaring sosial facebook dan blog resmi Panitia RPL. Bahan diskusi, kritik, saran, dan masukan juga dapat dikirim ke email panitia rpl_jambi2012@yahoo.com.
3.   Sejak bulan November 2011 s/d Maret 2011 akan terbit tulisan dari Panitia untuk membuka wacana menjelang RPL di majalah AB (Ambilan pakon Barita) GKPS.
4.     Pelaksanaan lomba karya tulis dengan tema “Kemandirian Seksi Pemuda GKPS dan Peranannya dalam Organisasi Gereja”. Info lengkap dapat dilihat di blog rplpgkps.blogspot.com
5.   Pembuatan proposal makalah yang merangkum permasalahan dan tawaran solusi yang akan dibawa pada RPL pemuda GKPS Jambi. Makalah masih dalam tahap konsep dan direncanakan akan beredar ke seluruh Pengurus Pemuda Resort se-GKPS pada bulan Pebruari.

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments