Suhu Air dan Udara Meningkat

Amatan METRO, Minggu (27/5) kondisi gunung semakin gundul, pepohonan
semakin jarang, kalaupun ada jaraknya 10- 15 meter dari pohon yang lain.
Di kaki gunung, masih ada penambangan belerang, kolam permadian air
hangat juga bertambah, bangunan dan penginapan juga bertambah.
Seorang pengunjung dari Siantar Mesria
Saragi, mengaku suasana di Desa Aek Rangat sudah berbeda mulai memasuki
Tano Ponggol yang membatasi Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera. Suhu
panas semakin terasa dan air yang keluar dari pegunungan setelah
ditampung juga berbeda dari sebelumnya. “Kira- kira setahun lalu, kami
juga rekreasi ke tempat ini.
Kalau siang udaranya masih sejuk dan air di
kolam air hangat tidak terlalu panas. Sekarang kalau siang bagi kita
yang tidak terbiasa, sudah tidak tahan masuk kolam, kalau pagi dan malam
masih bisa,” akunya.
Menurut Samto, pengelola kawasan Air
Hangat mengatakan, tidak merasa ada perubahan apa- apa dirasakannya.
Namun dia tetap waspada terhadap kondisi hutan Gunung Pusuk Buhit yang
makin lama kian gundul. ”Walaupun tidak ada penebangan pohon, di sini
sulit tumbuh–tumbuhan berkembang, kalau musim kemarau tidak kita siram,
pohonnya akan layu, kering dan mati,” ujarnya.
Menurut petugas BMG Parapat Sunadi, yang
ditemui di stasiun BMKG KM 5 Desa Sibaganding, Parapat, mengatakan,
perkembangan Gunung Pusuk Buhit tetap dalam pantauan mereka, mengingat
saat gempa di Aceh bulan lalu, terjadi geratan–getaran kecil di sekitar
gunung dan timbulnya ombak yang berasal dari Pusuk Buhit ke tempat lain.
”Itu tidak biasa terjadi sebelumnya, makanya kami tetap pantau dengan
alat tesmograf. Di samping itu ,tetap berkoordinasi dengan warga, jika
ada kenaikan suhu mencapai 50–60 derajat Celsius, kami langsung turun ke
lapangan mengecheknya,“ terangnya. (metrosiantar.com)
0 Comments