Di seputaran kantor DPRD Siantar, usai Forum Solidaritas Wartawan dan
LSM Siantar Simalungun (FSWLSS) melakukan aksi, di tengah matahari siang
yang tidak terlalu terik, pemandangan menarik terlihat di langit.
Matahari yang saat itu berada persis di atas kepala, terlihat
dikelilingi cahaya putih.
“Woi, lihat itu ke atas, ada halo. Jarang ini terjadi di Kota Siantar,” ujar salah seorang warga di sana.
Sejumlah masyarakat di Jalan Aman, Kelurahan Siopat Suhu dan kecamatan lainnya di Siantar dihebohkan dengan halo tersebut. Warga mengaku, sangat jarang melihat fenomena alam seperti itu.
“Indah sekali, ada pelangi mengelilingi matahari. Kenapa ya bisa terjadi seperti itu, saat siang hari pula,” sebut Jefre Siringo-ringo dan rekannya Andre Manullang warga Jalan Aman.
Sejumlah masyarakat di Jalan Aman, Kelurahan Siopat Suhu dan kecamatan lainnya di Siantar dihebohkan dengan halo tersebut. Warga mengaku, sangat jarang melihat fenomena alam seperti itu.
“Indah sekali, ada pelangi mengelilingi matahari. Kenapa ya bisa terjadi seperti itu, saat siang hari pula,” sebut Jefre Siringo-ringo dan rekannya Andre Manullang warga Jalan Aman.
Informasi dihimpun METRO dari berbagai sumber, halo disebut juga nimbus, icebow, atau gloriole. Halo merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan.
Atau bisa juga muncul pada sumber cahaya
lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tapi
umumnya halo muncul disebabkan kristal es pada awan cirrus yang dingin
yang berada pada 5-10 km atau 3-6 mil di lapisan atas troposfer.
Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es.
Cahaya matahari direfleksikan dan
dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma, sehingga
sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna karena efek
dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada
pelangi.
Halo juga kadang-kadang dapat muncul di
dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian.
Kejadian ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal
es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya. Sebelum ilmu
meteorologi dikembangkan, Fenomena atmosfer Halo digunakan sebagai
sarana untuk prakiraan cuaca.(METROSIANTAR.COM)
0 Comments