Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Petani Ikan Tanah Jawa Minta Subsidi Benih dan Pakan

PETANI IKAN- Seorang petani ikan sedang memperbaiki jaring di kolam. Petani ikan di Tanah Jawa mengharapkan perhatian pemerintah, terutama bantuan subsidi benih dan pakan. (Foto: Marihot Sinaga)PETANI IKAN- Seorang petani ikan sedang memperbaiki jaring di kolam. Petani ikan di Tanah Jawa mengharapkan perhatian pemerintah, terutama bantuan subsidi benih dan pakan. (Foto: Marihot Sinaga)TANAH JAWA- Ratusan petani ikan nila Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, yang bergabung di Kelompok Pembudi Daya Ikan (Pokdakan) mengharapkan perhatian langsung Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simalungun. Petani ingin diberikan pembinan, serta diberikan bantuan subsidi benih ikan dan pakan.

Sutarno (45) salah seorang petani ikan, Senin (4/6) mengatakan, para petani sangat menyayangkan tidak aktifnya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan Tanah Jawa. Bahkan Balai Benih Ikan yang kantor pusatnya di Hatonduhan tidak pernah bermitra kepada petani ikan Totap Majawa.

Sementara, Denni M Damanik (47) Ketua Pokdakan Totap Majawa mengatakan, petani butuh bimbingan bagaimana mengenal dan mengetahui pengetahuan dasar budidaya ikan nila. Petani juga ingin mengetahui temperatur air kolam yang tepat. Ikan nila merupakan usaha potensial yang dapat dilirik oleh siapa saja yang ingin menggelutinya. Jika dikelola dengan baik, maka pendapatan petani akan semakin meningkat.

Dia menyampaikan, ikan nila dikenal dengan ikan tropis karena memang hanya ada di daerah tropis seperti Indonesia, dengan suhu antara 23-32 derajat celcius. “Ikan nila murah dibanding ikan lainnya. Dapat dipelihara di pekarangan rumah, reproduksi atau pembibitan ikan nila yang lebih muda, berproduksi setiap bulan, pertumbuhan ikan nilai relatif cepat dibanding ikan lainnya. Jenis ikan nila bersih karena menyukai air yang bersih dan mengalir tidak seperti ikan lele. Waktu pemeliharaan yang pendek daripada ikan lainnya,” jelasnya.

Deni M Damanik menambahkan, saat ini luas lahan budidaya ikan di Totap Majawa seluas 72 hektare. Kemudian 100 hektare lagi digunakan petani untuk tanaman padi. Sebelumnya petani ikan memelihara ikan mas. Namun akibat serangan virus koi herves yang mewabah di Simalungun tahun 2002-2004, akhirnya petani ikan beralih ke jenis ikan nila yang lebih kebal terhadap serangan virus.

Dia menambahkan, meski budidaya ikan nila sudah digandrungi petani karena jauh lebih menguntungkan, namun pola tertib tanam di Totap Majawa tetap diperhatikan. Jadwal musim tanam padi tetap dibuat serentak. Dengan demikian budi daya ikan nila tidak mengganggu pola musim tanam.

Sementara itu Kadis Peternakan dan Perikanan Simalungun Zonny Waldi ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya mengatakan, akan memperhatikan keluhan petani ikan di Nagori Totap Majawa, Tanah Jawa. Juga akan dibuat pertemuan kelompok tani ikan nila dengan Dinas Peternakan Perikanan Simalungun.
“Dinas Petenakan dan Perikanan Simalungun akan membuat jadwal kunjungan ke Nagori Totap Majawa,” katanya.(METROSIANTAR.COM)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments