Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Teater Panakboru Anggarainim Damanik Tetap Lestarikan Budaya & Sejarah Simalungun


[FOTO: DHEV FRETES BAKKARA]
TEATER – AcaraTeater budaya Simalungun Panakboru Anggarainim Damanik, Sabtu, (5/1).

SIANTAR – Ribuan penonton yang memadati Aula FKIP Nomensen di Jalan Asahan, Kota Siantar dan memberikan aplaus yang meriah atas kesuksesan teater Panakboru Anggarainim Damanik, Sabtu (5/1).
Tidak hanya itu, melalui kisah putri Anggarainim nan cantik tersebut, masyarakat juga diminta untuk tetap melestarikan budaya dan sejarah Simalungun khususnya sungai Bah Bolon. Teater yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB tersebut dihadiri dari berbagai kalangan, seperti mewakili Gubernur Sumatera Utara yakni Aleksius Purba dan jajarannya. Kemudian Sarmedi Purba serta seluruh anggota Ihutan Bolon Damanik dan masyarakat umum.

Ketua panitia Ir Hotman Damanik, mengaku berterima kasih atas apresiasi dan dukungan seluruh masyarakat hingga pementasan cerita rakyat ini dapat berlangsung sukses. “Kita tidak menyangka teater ini mendapat dukungan masyarakat luas. Apalagi kisah putri Anggarainim Damanik ini baru kali kedua dipentaskan di Siantar setelah pada abad ke-16 dipentaskan rakyat Belanda,” ujarnya.

Dia menerangkan, ide pelaksanaan teater Panakboru Anggarainim Damanik ini dicetuskan oleh Komunitas Jejak Simaloengeon dan mendapat respon positif dari Ihutan Bolon Damanik. Mereka sendiri mempersiapkan teater selama lima bulan.

“Persiapannya cukup singkat, yakni hanya lima bulan dengan melibatkan para siswa dari Budi Mulia, Taman Siswa dan Panti Karya Remaja (PKR) GKPS. Mereka yang ikut pementasan berasal dari berbagai kalangan dan agama. Karena teater ini terbuka untuk umum yang ingin memajukan budaya dan melestarikan seluruh sejarahnya,” ungkap Damanik.

Dia menambahkan, mereka sengaja mengangkat kisah Putri Anggarainim mengingat sebelumnya kejadian banjir di Sungai Bah Bolon. Harus disadari bahwa Putri Anggarainim Damanik berada di sekitar Sungai Bah Bolon.

“Kita harus sadar bahwa kita harus tetap melestarikan, menjaga kebersihan di sekitar kita khususnya di sungai Bah Bolon. Sesuai dengan kisahnya, saat ini dia (Anggarainim) berada di sungai tersebut. Anggarainim lebih memilih untuk tetap tinggal di Sungai Bah Bolon,” terangnya.

Kata Hotman, mereka juga berharap agar generasi muda juga tetap peduli akan budaya Simalungun. Sebab, meski berbeda-beda tapi sejarah dan budaya tetap sama. “Kuncinya mari terus berkarya, pertahankan dan tetap lestarikan budaya kita. Rencananya kita akan kembali menggelar teater ini di Medan. Selain itu pada ulang tahun Siantar mendatang akan dilaksanakan teater Raja Sangnaualuh Damanik,” paparnya.

Sementara itu Pandapotan Damanik yang berperan sebagai Raja atau ayah dari putri Anggarainim, mengaku percaya diri dalam memerankan pementasan itu. “Sedikit pun saya tidak ada gugup. Saya percaya diri dalam memerankan sang Raja. Karena saya merasa yakin, leluhur tetap menemani kita ketika serius dan menggunakan hati dan jiwa dalam memerankannya,” jelasnya.

Katanya, mereka berharap lewat pementasan ini seluruh masyarakat khususnya di sekitar Sungai Bah Bolon tetap melestarikan dan menjaga kebersihan sungai tersebut. Jangan membuang limbah di lokasi tersebut karena putri Damanik ada di sana.

“Pemerintah juga harus buka mata untuk ini semua, karena ini salah satu budaya dan sejarah kita yang harus tetap dilestarikan. Teruslah berkarya demi nama baik Simalungun,” ungkap Sekjen Ihutan Bolon tersebut. (Copas MSC)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments