Info Terkini

10/recent/ticker-posts

PEMBAGIAN MARGA PURBA SIMALUNGUN

Oleh: Masrul Purba Dasuha
Masrul Purba Dasuha
1. Tambak, menurut naskah kuno Partingkian Bandar Hanopan yang pernah diterjemahkan oleh taalambtenaar (ahli bahasa) Belanda Dr. Petrus Voorhoeve, leluhur marga ini bernama Jigou yang datang dari Pagaruyung
kemudian merantau ke Simalungun dan menjadi Pangulu Tambak Bawang. Keturunannya bernama Tuan Sindar Lela kemudian mendapat tempat di Kerajaan Silou dan menjabat sebagai Raja Goraha Silou atas bantuan
Puteri Hijau. Ia memiliki 2 orang putera yaitu Tuan Toriti yang pindah ke Silou Buntu dan mendirikan partuanon di sana, keturunannya disebut dengan Purba Tambak Tualang. Sementara adiknya Tuan Timbangan Raja
mendirikan Partuanon Silou Dunia. Di kemudian hari 2 orang putera Tuan Timbangan Raja bersengketa, yaitu Raja Rubun pindah ke Dolog Masihol, di mana pasca runtuhnya Kerajaan Silou akibat perang saudara,
keturunannya kemudian mendirikan Kerajaan Dolog Silou yang menggunakan marga Purba Tambak Lombang. Sedang adiknya Tuan Suha Bolak pindah ke sekitar Tiga Runggu dan mendirikan Huta Suha Bolak yang kemudian menjadi cikal bakal Kerajaan Panei dan memakai marga Purba Sidasuha. Keturunan Purba Tambak Bawang yang menyebar ke tanah Karo menjadi Tarigan Tambak yang kemudian terbagi lagi menjadi Tarigan Tambak Pekan dan Tarigan Tambak Cingkes. Di tanah Karo, marga ini mendiami daerah daerah Kebayaken dan Sukanalu.

2. Silangit, pendiri kampung Sinombah dan Gunung Mariah yang masuk wilayah Deli Serdang. Menurut cerita lisan di Simalungun, leluhur marga ini awalnya berdiam di sekitar Dolog Tinggi Raja. Akibat bencana alam daerah mereka porak poranda yang mengakibatkan keturunannya menyebar ke sejumlah daerah seperti Gunung Mariah, Sinombah, Dolog Silou, Silou Kahean, Raya, dan tanah Karo. Di tanah Karo mereka menjadi Tarigan Silangit.

3. Sigumondrong berasal dari Lokkung yang kemudian menyebar ke Cingkes, Marubun, Togur, dan Raya, Simalungun. Marga ini merupakan keturunan dari Purba Tambak yang lahir dari boru Simarmata. Keturunannya yang pindah ke tanah Karo beralih menjadi Tarigan Gerneng.

4. Sidasuha, lahir dari Purba Tambak akibat perselisihan antara Raja Rubun dengan Tuan Suha Bolag, keduanya merupakan putera dari Tuan Timbangan Raja Purba Tambak Bawang dari pernikahannya dengan puteri Karo Bunga Solei br Barus dari Sibayak Jambur Ligei. Tuan Suha Bolag kemudian menyingkir ke sebuah tempat dekat Tiga Runggu dan mendirikan kampung bernama Suha Bolag, dari sinilah cikal bakal lahirnya Purba Sidasuha. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Panei di sebuah tempat bernama Pamatang Panei setelah berhasil menundukkan Tuan Sipoldas marga Saragih.

5. Tondang, berasal dari Purba Tondang di Huta Tanoh di Kecamatan Purba dan merupakan saudara dari Purba Tambun Saribu. Sebagian keturunannya meyakini leluhur mereka berasal dari Purba Parhorbo di Humbang (Toba). Keturunannya yang pindah ke tanah Karo beralih menjadi Tarigan Tendang.

6. Tambun Saribu berasal dari Harangan Silombu dan Binangara di Kecamatan Purba. Marga ini bersaudara dengan Purba Tondang yang menurut sebagian keturunannya meyakini leluhur mereka berasal dari Purba Parhorbo di Humbang (Toba). Keturunannya yang pindah ke tanah Karo beralih menjadi Tarigan Tambun.

7. Pakpak, lahir dari marga Cibero salah seorang pengelana dari Tungtung Batu Kecamatan Silima Punggapungga, tanah Pakpak yang bernama Pangultopultop. Ia sampai ke Simalungun karena memburu seekor burung dan memasuki wilayah kekuasaan Tuan Simalobong salah satu partuanon dari Kerajaan Panei. Karena kepiawaiannya ia berhasil merebut hati rakyat Simalobong saat terjadi musim paceklik sehingga rakyat pun dengan sukarela memanggilnya raja. Hal ini menimbulkan kemarahan dan kecemburuan Tuan Simalobong, karena ia merasa ialah satu-satunya yang berhak menyandang titel tersebut. Akibatnya Pangultopultop berurusan dengan pihak istana dan berhadapan langsung dengan Tuan Simalobong, peristiwa ini berujung dengan adu sumpah (marbija) antara keduanya yang akhirnya berhasil dimenangkan oleh Pangultopultop. Kepemimpinan kemudian jatuh ke tangannya, di bekas wilayah kekuasaan Tuan Simalobong, ia lalu mendirikan Kerajaan Purba dan mengidentifikasi dirinya dengan sebutan Purba Pakpak.

8. Siboro, merupakan keturunan dari Purba Sigulang Batu di Humbang (Toba) lalu pindah ke Tungtung Batu, sebagian keturunannya merantau ke Juhar menjadi Tarigan Sibero dan di Simalungun menjadi Purba Siboro. Sementara menurut dari kalangan marga Cibero, Pakpak berpendapat leluhur mereka adalah keturunan dari Raja Ghaib yang hingga saat ini sudah mencapai 33 generasi. Dari marga Cibero inilah lahirnya marga Girsang dan Purba Pakpak.

9. Girsang, marga ini bersaudara dengan Siboro yang sama-sama datang dari Purba Sigulang Batu lalu merantau ke Bukit Lehu dan menikah dengan beru Manik puteri dari Raja Mandida Manik di Suak Pegagan. Salah seorang keturunannya ada yang memiliki keahlian meramu obat sehingga dikenal juga dengan sebutan Datu Parulas dan menyumpit burung yang juga digelari dengan Pangultop. Dalam perburuannya ia sampai ke Naga Mariah tanah ulayat marga Sinaga, di mana pada masa itu Tuan Naga Mariah tengah mendapat  ancaman dari musuh yang datang dari Kerajaan Siantar, berkat bantuan si Girsang musuh dari Siantar dapat diatas. Atas jasanya, Tuan Naga Mariah kemudian menikahkannya dengan puterinya dan menyerahkan kekuasaan padanya. Adapun penduduk asli tempat itu yaitu marga Sinaga banyak yang mengungsi ke Batu Karang dan menjadi marga Peranginangin Bangun. Di tempat itu, Si Girsang kemudian mendirikan kampung Naga Saribu sebagai ibukota Kerajaan Silima Huta dengan menggabungkan lima kampung yaitu Rakutbesi, Dolog Panribuan, Saribu Jandi, Mardingding, dan Nagamariah. Marga ini terbagi lagi menjadi Girsang Jabu Bolon, Girsang Na Godang, Girsang Parhara, Girsang Rumah Parik, dan Girsang Rumah Bolon. Sebagian keturunannya pindah ke tanah Karo menjadi Tarigan Gersang. Adapun keturunan Purba Silangit ada juga yang menggabungkan diri dengan marga ini yang disebut dengan Girsang Silangit.

10. Sihala merupakan pecahan dari Purba Pakpak. Keturunan dari marga inilah yang banyak pindah ke tanah Karo menjadi Tarigan Purba Cikala yang mendiami daerah Cingkes dan Tanjung Purba di Kecamatan Dolog Silou.

11. Tua, berasal dari Purba Tua di Kecamatan Silimakuta. Marga ini merupakan saudara dari Purba Tanjung di Sipinggan, simpang Haranggaol. Sebagian keturunannya meyakini leluhur marga ini adalah Purba Tambak, keturunannya yang pindah ke tanah Karo menjadi Tarigan Tua, mereka banyak bermukim di Juhar.

12. Tanjung merupakan saudara dari Purba Tua, ada yang meyakini bahwa marga ini adalah pecahan dari Purba Pakpak. Dan pendapat lain mengatakan marga ini adalah keturunan dari Purba Tambak yang berdiam di sebuah tanjung di pinggiran Danau Toba.

13. Sidadolog adalah pecahan dari Purba Sidasuha yang memiliki tanah ulayat di Sinaman.

14. Sidagambir adalah pecahan dari Purba Sidadolog yang memiliki tanah ulayat di Rajaihuta.

15. Manorsa

Saya mohon kepada sanina dan botou kiranya berkenan mengoreksinya. Terima kasih****(Sumber FB: Masrul Purba Dasuha)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments