Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sinabung Renggut 14 Nyawa

Proses evakuasi korban meletusnya Gunung Sinabung
Proses evakuasi korban meletusnya Gunung Sinabung.Foto Metrosiantar
SUMUT-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata sejauh ini 14 orang tewas akibat terjangan awan panas Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara. Dari 14 korban, 7 diantaranya merupakan relawan dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan 1 orang adalah wartawan.

”Anakku…, La ilaha illaallah… Nggak ada lagi dia…! ” Demikian jeritan histeris Hanifah, ibunda Rizal Sahputra (33), wartawan yang menjadi salah satu korban tewas akibat awan panas Sinabung, Sabtu (1/2).
Selain ibu, adik korban Kiki Hamdani juga menangis histeris di rumah duka, Jalan Darussalam, Gang Karya Bhakti Medan, malam tadi.

Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas seiring erupsi besar, kemarin sekitar pukul 10.30 WIB. Sedikitnya 15 nyawa terenggut (lihat tabel) dari sekitar Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung. Selain itu, tiga warga mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.

Diperkirakan masih ada lagi penduduk yang tewas dan belum bisa dievakuasi. Sejak luncuran awan panas pertama 5 November 2013, baru kemarin awan dengan tingkat panas mencapai 800 derajat celcius mengambil korban.

Informasi awal ada korban akibat sengatan awan panas. Tiga korban atas nama Doni Sembiring (70), warga Desa Suka Meriah. Lalu bapak dan anak, Sehat Sembiring (48) dan Surya Ganca Sembiring (25), warga Jalan Sudirman Kabanjahe, diboyong ke ruang ICU Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi, karena sekujur tubuhnya terbakar.

Sementara di Desa Suka Meriah, tepatnya antara perladangan Desa Guru Kinayan dan Suka Meriah, sekitar 2,5 kilometer dari kawah aktif Sinabung, tubuh-tubuh kaku bergeletakan.

Informasi ini diketahui, setelah beberapa warga yang selamat dari dalam Desa Suka Meriah, keluar menuju Simpang Desa Guru Kinayan. Mereka memberitahu warga dan petugas bahwa banyak korban tewas dan sekarat di dalam desa.

Lambannya koordinasi membuat warga yang sekarat kemudian ditemukan sudah tewas.
Pada evakuasi pertama, warga dibantu relawan dan wartawan yang masuk bersama mobil ambulan menemukan empat orang telah meninggal dunia.

Kemudian, tim evakuasi warga dan relawan serta unsur TNI mengevakuasi l0 korban tewas. Kesibukan pun terlihat di RSUD Kabanjahe. Mobil ambulans hilir-mudik dan ribuan warga berdesakan.
Evakuasi lanjutan akan dilangsungkan hari ini, Minggu (2/2). Kemungkinan besar masih ada jasad warga yang berada di sekitar Desa Suka Meriah.

Koodinator GMKI Wilayah I (Sumut) Suriadi Purba mengatakan, mereka berada di lokasi melakukan kegiatan kepedulian terhadap pengungsi Sinabung, Sabtu (1/2) dan Minggu (2/2).
Sementara menurut tim relawan, di sekitar lokasi masih terdapat sekitar 16 sepedamotor.

Itu menjadi pertanda banyaknya penduduk tadinya berada di sekitar lokasi serangan awan panas.
Nawar Pelawi, warga Desa Guru Kinayan mengatakan, sepengetahuannya sebelum kejadian banyak masyarakat luar daerah berfoto tak jauh dari ditemukannya korban tewas.

Korban selamat, Sehat Sembiring (48) mengaku kemarin berziarah bersama putranya, Surya. Mereka berada pada jarak sekitar 2,7 kilometer dari kawah. Sedangkan Doni Sembiring, diketahui berniat melihat rumahnya yang telah berbulan-bulan ditinggalkan.

Kemarin sore, Tim SAR memutuskan menghentikan proses pencarian dan evakuasi karena sangat berbahaya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan awan panas susulan masih berpotensi terjadi. Jika tim SAR memaksa naik, akan sangat berisiko terhadap keselamatan mereka.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kawasan radius lima kilometer sudah dinyatakan terlarang dari segala bentuk aktivitas manusia.

Dia tidak tahu pasti alasan orang yang tewas itu berada di Sukameriah.  “Info awal, mereka sedang jalan-jalan melihat Gunung Sinabung di Sukameriah,” lanjut peneliti senior BPPT itu.

Untuk mencegah warga naik ke lereng, petugas telah memasang berbagai rambu dan spanduk peringatan. Tim tanggap darurat selalu melakukan sosialisasi di lokasi pengungsian. Sejumlah petugas kepolisian dan militer juga ditempatkan di setiap akses masuk desa radius lima kilometer untuk menghalau warga yang nekat. Rupanya, masih saja ada yang bisa lolos dan naik ke lereng gunung.

BNPB akan melakukan langkah keras untuk mengosongkan desa-desa yang berada dalam radius lima kilometer dari Gunung Sinabung.

Sutopo mengaku, langkah-langkah yang sudah dilakukan tidak efektif. Ini terbukti dari sejumlah warga yang masuk ke desa-desa di radius terlarang itu. “Kita akan menggunakan langkah memaksa warga. Radius lima kilometer harus kosong. Nantinya mereka harus relokasi,” ujar Sutopo saat dihubungi tadi malam.

Dia menjelakan, selama ini BNPB berupaya memberikan sosialisasi kepada warga di lereng Sinabung. Antara lain, disediakan pos-pos patroli, sosialisasi lewat spanduk, termasuk memutar gambar erupsi Gunung Merapi 2010 yang memakan ratusan korban tewas. “Tapi nyatanya warga masih mondar-mandir di desa yang berada dalam radius lima kilometer. Kita berharap kesadaran masyarakat, tapi rupanya tidak bisa,” kata Sutopo.

Selain itu Sutopo mengatakan diperkirakan masih ada korban lainnya yang belum dievakuasi. “Evakuasi belum bisa dilakukan karena potensi susulan awan panas dan gelap. Besok pagi evakuasi akan dilanjutkan,” ujarnya.

Terkait pemulangan warga yang sehari sebelumnya direkomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sutopo mengatakan ada 16 desa yang masih dikosongkan. Karenanya, Sutopo melarang para pengungsi kembali ke kediaman masing-masing. “Pengungsi belum boleh pulang,” ujarnya, Sabtu (1/2).Dia menambahkan, petugas di Karo juga sudah berada di lokasi.

Selain itu, pengamanan di lokasi juga diperketat untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Ini mengingat aktivitas Gunung Sinabung masih membahayakan.

Akan Ada Ledakan yang Lebih dasyat

Berdasarkan terawangan paranormal, Gunung Sinabung dalam waktu dekat akan mengalami ledakan lebih dasyat. Oleh karena, pengungsi diminta segera menjauhi gunung itu.

“Kalau dari hasil bisikan gaib yang aku rasakan, dalam hitungan Minggu akan ada letusan hebat Sinabung. Kam boleh percaya, boleh tidak. Lebih bagus kalau ada saudara yang mengungsi, suruh pergi aja ke Medan tempat saudaranya. Bahaya lama-lama di situ,” ujar Nini Biring.

Beberapa waktu lalu, Nini Biring telah menyampaikan ramalannya tentang Gunung Sinabung yang akan merenggut jiwa. Ramalan itu ternyata benar. Nini Biring (60), warga Desa Pertampilen mengenai Gunung Sinabung, kepada Posmetro Medan (grup Metro Siantar) mengatakan kalau Gunung Sinabung masih aman sebelum presiden SBY datang. Namun, setelah presiden datang, Sinabung akan bergejolak.

Saat kembali ditemui di rumahnya kemarin, Nini Biring tampak sedih dan berurai airmata. Katanya, saat ini tubuhnya merasa sangat panas. Hal itu pertanda Sinabung bergejolak. “Sedih aku Sinabung udah makan korban. Kondisi gunung itu akan menjadi lebih parah lagi dari sebelumnya,” ungkap Nini Biring.

Nini Biring mengaku, sering bermimpi beberapa hari ini mengenai Gunung Sinabung. “Kam lama gak ke mari padahal aku mau banyak cerita soal mimpiku kemarin dan ternyata hampir benar semua soal korban jiwa,” ujar Nini Biring Sabtu (1/2) sekira pukul 16.00 WIB.

Selanjutnya, Nini Biring meminta semua pengungsi berdoa memohon petunjuk kepada yang di atas begitu juga dengan semua orang agar sudi berdoa untuk Sinabung. “Mau-nya mereka (penghungsi) berdoa dan kita semua berdoa untuk keselamatan mereka dan sanak saudara kita,” ungkap Nini Biring.

3 Hari Lagi Ada Ledakan Besar

Awan panas gunung Sinabung yang memakan korban jiwa membuat paranormal Raden Haryo Damar juga angkat bicara. Menurutnya, tiga hari ke depan akan terjadi ledakan yang lebih dahsyat di gunung Sinabung. Dan meminta agar seluruh warga Kabanjahe mengungsi sejauh 5 kilometer.
“Analisa saya dalam 3 hari ke depan akan terjadi ledakan yang lebih besar,” ucapnya kepada POSMETRO, Sabtu (1/2) malam.

Ia mengimbau kepada masyarakat dan juga anak-anak jangan bermain di daerah gunung Sinabung. “Jadi warning terutama masyarakat dan anak-anak jangan bermain di area jarak tempuh 5 km dari gunung Sinabung,” sambung pria yang diakrab disapa RHD ini.

Dikatakannya, masyarakat harus mewaspadi ledakan yang terjadi pada gunung Sinabung yakni arah Timur dan Tenggara. “Perlu diwaspadai ledakan ke arah Timur dan Tenggara, karena ledakan yang lebih besar akan teradi di sana,” ujarnya.

Agar tidak terjadi ledakan yang dahsyat dan memakan korban jiwa, Raden Haryo Damar meminta kepada masyarakat Kabanjahe untuk melakukan ritual. “Harus dilakukan ritual, dengan membakar kemenyan kemudian hio sebanyak 9 batang juga dibakar, potong kambing hitam dan juga ketua adat harus permisi kepada penunggu gunung Sinabung itu,” jelasnya pada POSMETRO.

Suara Gelegak Semakin Jelas Terdengar

Kuta Tonggal- Suara gelegak itu semakin jelas terdengar, bongkahan batu cair (lava) berwarna pijar mulai terjulur dari mulut kawah Sinabung- |-) @Mesjid Jeraya.

Demikian status BlackBerry (BB) Rizal Sahputra, reporter salah satu media online di Medan, yang menjadi salah satu dari 15 korban tewas awan panas Gunung Sinabung, Karo, yang mengalami erupsi Sabtu (1/2). Status tersebut di-update sekitar pukul 01.35.

Sementara di jejaring sosial Facebook, status-status Rizal-yang akrab disapa Jack Gondrong-tak berhubungan dengan Gunung Sinabung. Di jejaring sosial itu juga, tampak kawan-kawan korban mengucapkan duka cita.

Semasa hidup, Jack dikenal ramah di mata rekan-rekan wartawan di Kota Medan. Selain berpetualang di sejumlah media cetak, pria humoris itu juga sempat menjadi stringer di salah satu televisi swasta. Sepanjang memburu berita, pria ini tidak kenal lelah. Meskipun peristiwa dini hari, dia ada di lokasi kejadian.

Informasi lainnya, Jack berada di Sinabung untuk membuat film dokumenter tentang meletusnya Gunung Sinabung. “Kami dengar dia mau buat film, tapi, dia tidak mau bicara banyak. Setelah itu, kami dengar dia sudah kena awan panas gunung Sinabung,” ujar Fery, salah seorang wartawan media cetak Medan.
Hal senada dikatakan Saut, rekan kerjanya. Katanya, sosok Jack sangat dekat dengan rekan-rekan media lainnya.

“Kami sering meliput peristiwa di malam hari. Dia juga pantang menyerah bila tempat kejadian jauh. Kalau salah paham kecil, biasanya itu. Pokoknya dia orangnya enak,” bebernya.
 Thomas Milala Semasa Hidup
Thomas Milala Semasa Hidup
Selamat Jalan Ranger…
Thomas Milala, seorang korban Sinabung, berprofesi sebagai fotografer lepas. Dulu, ketika Sinabung masih kokoh dalam keanggunannya, Thomas hampir lima tahun mendaulat dirinya sebagai Ranger yang mengawasi dan membimbing para pendaki.

Dengan rambut gimbal, Thomas sejak dulu dikenal cukup peduli dengan langkah menyelamatkan orang-orang yang tersesat ketika dalam pendakian.

Ia pernah tercatat sebagai relawan yang menemukan Frans Resch, warga negara Austria. Dan terakhir, ikut berperan menemukan wartawan asal Jepang, Yamada. Kemarin, takdir berkata lain. Ia menghembuskan nafas terakhir di Gunung Sinabung yang disayanginya.

Di mata teman-teman penggiat alam, seperti Taufik Sanusi, Thomas memang getol dalam upaya penyelamatan lingkungan dan alam. Sejak dulu, kala masih bersama di Lau Kawar. Taufiq mengaku sangat kehilangan sahabat yang banyak memberikan pengabdian bagi lingkungan hidup di Kabupaten Karo. Selamat Jalan Ranger. (nas/gib)(mri/eza/pmg)/boy/sam/byu/nanang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments