Menuju Siantar 1 (Bagian 3)
Kehancuran Yonif
125/Smb di daerah Operasi Timor Timur
BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Pada rotasi kedua penugasan di TimTim, Yonif 125/SMB
dipimpin oleh Danyon Letkol Inf Bambang Trinarno, Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik.
S.Sos bertugas di Kotis sebagai Dansimayon mempersiapkan staf operasi dalam
mengendalikan gerakan.
Kepemimpinan lapangan Danyon sangat jauh berbeda dengan Danyon
sebelumnya, beliau ini lebih senang mengendalikan gerakan pasukan dari Kotis
yang statis, serta sering di Kout Dili (Basecamp).
Walaupun pasukan bergerak namun Kotis lebih sering ngebox dan pasukan
Yonif 125/Smb bertugas sebagai Pam RPU, demikian juga dalam konsep operasi
lebih cenderung bertahan dari pada mencari dan menghancurkan Fretelin.
Suatu saat Kotis berada di Sektor Tengah tepatnya di Natarbora, pada sore
hari pukul 1600 Danyon berangkat menuju Dili tanpa ijin dari Dansektor, padahal
rute perjalanan sangat rawan penghadangan Fretelin, Danyon membawa Parohis dan
Dokter dengan menggunakan Jeep Land Rover Defender.
Dkemudikan Pratu Siahaan, diperjalanan hari sudah malam ternyata lampu
mobil tidak nyala, akhirnya perjalanan tetap dilanjutkan dengan mengikuti mobil
truck sipil dari belakang, supir mengikuti cahaya lampu truck di depan,
ternyata pada tikungan tajam kendaraan truck sudah berada didepan. (Baca Juga Surat Terbuka Mayor Inf JSM Damanik S Sos Soal Pilkada Walikota Pematangsiantar)
Dikira supir jalannya masih lurus sehingga supir meluruskan arah mobil
dan akhirnya masuk ke jurang kedalaman 60 meter, hal ini diketahui dari
masyarakat sipil yang melintas,dilaporkan melalui radio ORARI.
Maka Danyon cs langsung dievak ke RS Wirahusada Dili Timor Timur,
sehingga heboh berita Yonif 125/SMB, saya dengan 3 orang anggota mendapat tugas
untuk mengevak kendaraan Jeep Land Rover, saya membawa 2 pucuk M 16 A1, 1 Pucuk
Minimi, 5 buah Granad, 2 Tabung Pelontar (TP) dan 500 butir munisi berangkat
menuju Ermera menarik mobil jeep dengan menggunakan Slink 3 Ton yang dipinjam
dari Kalan di Dili, selama 2 hari kami bertahan dilokasi akhirnya berhasil
menarik mobil dan mendorongnya sampai ke Dili.
Mendengar ini seluruh pasukan morilnya menjadi turun, pasukan tidak lagi
konsentrasi dalam melaksanakan tugas, hanya bertahan jangan sampai diserang
oleh Fretelin, hasil penugasan operasi tidak ada, malah terjadi banyak kerugian
personil korban perang 4 orang.
Akhirnya selesai penugasan Yonif 125/Smb kembali ke home base. Mendapat
perintah tugas BP di Staf Ops Kodam I/BB. Setelah selesai penugasan Ops Tim Tim
Yonif 125/SMB tiba di Belawan melaksanakan Debarkasi.
Lalu Danyon dan Staf diperintahkan laporan dan paparan kepada Pangdam
I/BB di Lt IV Makodam I/BB, saya mempersiapkan paparan Danyon.
Kuliah di IKIP
Negeri Medan
Setelah selesai paparan saya mendapat kabar baik bahwa Asops Kasdam I/BB
Kol Inf Aron Tambunan meminta saya bertugas di Sopsdam I/BB, lalu pada tahun
1990 saya resmi pindah bertugas di Sopsdam I/BB Medan.
Disini saya sempatkan pada sore hari mengikuti Kuliah di Universitas
Terbuka di IKIP Negeri Jl. Merbabu Medan, ternyata tugas di staf operasi Kodam
I/BB sungguh suatu pengalaman yang berarti, saya membantu Pabandya Ops membuat
Lapsit ke Ko Atas setiap hari.
Menangani kegiatan operasional Kodam I/BB mulai dari membuat RO Jaring
yaitu sasaran GPLHT di Aceh, sampai RO Jaring-5, kegiatan sangat padat tiada pernah
ada waktu luang, kegiatan di staf operasi sangat padat bahkan hampir lembur
setiap hari sampai pagi hari baru bisa
istirahat sebentar.
Kegiatan utama staf operasi waktu itu adalah pengamanan Pemilu 1992 yang
cukup meninggi suhu politik, pada saat Waasops Letkol Inf Heri Kosasih NRP
24183 saya selalu pulang jam 4 pagi dari Posko Pam Pemilu.
Sehingga pernah terjadi saya mengalami kecelakaan ditabrak oleh Taxi
Delta, dimana ketika saya mau pulang ke rumah memasuki jalan Sunggal, tiba-tiba
taxi dengan kencang datang dari sebelah kanan langsung menabrak saya sehingga
saya terpelanting dan kemudian tak sadarkan diri.
Ketika saya saya sadar, saya sudah berada di rumah sakit dengan keadaan
kaki sebelah kanan dibalut dan bagian kepala luka. Namun tidak terlalu
berbahaya dan masih dapat sembuh, ternyata pada saat saya tertabrak masyarakat
yang melihat langsung membawa saya ke rumah sakit, masyarakat melihat dan
mengira saya seorang petugas karena membawa
pesawat HT dan masyarakat juga menahan taxi Delta yang menabrak saya.
Terlalu banyak yang diurusi oleh Sopsdam sampai masalah angkutan pesawat
Heli bel-105 dan Bolcow, Psw Dash-7 tujuan Lhokseumawe dikendalikan oleh
Sopsdam I/BB, setiap ada penumpang yang menuju Lhoksukon dan Lhokseumawe menggunakan
Pesawat Dash-7 milik PT. Arun NLG harus ada surat keterangan penumpang dari
Sops.
Maka tidak heran kalau saya sering naik psw Hely dan Pesawat Dash-7
melaksanakan cek rute bersama Capten Pilot Kapten Siregar dan Bambang. Di Kodam
I/BB pertama sekali melaksanakan paparan dengan menggunakan Barko adalah ketika
Asops Kasdam I/BB Kolonel
Kav Robik Mukav.
Beliau melaksanakan pengadaan teknology baru menggunakan layar proyektor,
maka saya belajar menggunakan komputer membuat presentasi powerpoint serta
administrasi lainnya dengan computer.
Bayangkan pada zaman itu hampir semua kantor masih menggunakan mesin
ketik portable, sehingga menjadi pekerjaan utama saya membuat bahan presentasi
/ paparan laporan satuan Kodam I/BB dari pangdam kepada Kasad di ruang Olah
Yudha Kodam I/BB, Ruang Olah Yudha Kodam I/BB waktu itu dipelihara oleh Staf
Operasi yang dilengkapi dengan Sound Dolby System.
Banyak pengalaman yang saya dapat bertugas di Staf Operasi Kodam I/BB
dari beberapa pejabat Asops, Waasops dan Pabandya Ops yang hampir semuanya
menjadi Jenderal yaitu Brigjen TNI Sunarto, Mayjen TNI Robik Mukav, Mayjen TNI
Suparwantoro, Mayjen TNI AEH Radjagukguk, Mayjen TNI Harry Kosasih, Mayjen TNI
M. Djali Yusuf, Mayjen TNI Iwan Sulandjana, Brigjen TNI Bambang Sugito dan
Letjen TNI Cornel Simbolon.
Selama bertugas di Medan saya bertemu dengan pacar saya Minar Wilfrida
Saragih, SH. pada saat mengikuti komunitas Muda-mudi, sehingga pada tanggal 12
Juni 1992 kami menerima pemberkatan perkawinan di Gereja Katolik Jl. Sibolga
Pematang Siantar oleh Pastor Simamora.
Mayor Inf JSM Damanik S Sos dengan rekan siswa Sussarpa Intel ABRI di Sat Induk Cilendek Bogor. |
Mengikuti
Pendidikan Secapareg di Secapa AD Bandung
Pada Tahun 1994 saya mendapat kesempatan mengikuti Pendidikan Secapareg
If di Secapa AD Bandung selama 9 bulan. Selama mengikuti pendidikan saya
mendapat prestasi yang lumayan sehingga saya mendapat jabatan Danton Corps
Siswa yaitu menjadi wali di peleton yang mengatur rekan siswa dalam hal kegiatan
atau proses belajar dan berlatih.
Saya dilantik menjadi Perwira pada tanggal 20 Desember 1994. Setelah itu dilanjutkan Sussarcabif di
Pussenif selama 6 bulan, sehingga
Mengawali tugas selama perwira saya mendapat penempatan Danton Kiwal Denmadam
I/BB, kemudian mendapat surat perintah menjadi Dantonmin, lalu menjadi
Pasipamops dan Pa Provost Denmadam I/BB.
Suatu pengalaman unik yang tak terlupakan adalah pada saat saya menjabat
Pa Provoost Kodam I/BB waktu itu Kasdam I/BB dijabat oleh Brigjen TNI Rizal
Nurdin, saya langsung mendapat perintah dari beliau untuk menertibkan
perparkiran di Makodam yang menurut beliau tidak rapi dan tidak tertib.
Memang kondisi saat itu cukup sulit menertibkan parkir, sudah ditentukan
tempat parkir dan ketentuan harus lurus, namun pemilik kendaraan selalu saja
mau parkir sembarangan.
Perintah Kasdam I/BB agar semua kendaraan yang parkir harus bisa lurus
diatur per jenis kendaraan, maka perintah Kasdam I/BB segera ditindak lanjuti
untuk menertibkan parkir dengan
membuat tanda-tanda tempat parkir sesuai dengan jenis dan bentuk
kendaraan, kendaraan sedan, jeep, minibus, pickup, spm, bus masing-masing
tersendiri.
Semua anggota Provoost dilengkapi dengan pesawat HT yang didukung oleh
Hubdam I/BB, namun walaupun demikian saat-saat tertentu selalu saja oknum yang
tidak tertib parkirnya, maka agar tidak sempat mendapat teguran dari pimpinan
kadang kendaraan tersebut kami geser dengan mengangkat namun hal ini sangat
berat kalau sering dilakukan.
Maka cara lain saya lakukan yaitu menggeser mobil yang parkir sembarangan
dengan cara menyalakan mobil dan menggesernya ke tempat parkir, saya bisa
membuka kendaraan dengan kunci serbaguna yang saya pelajari yaitu ilmu kunci
mengunci sewaktu mengikuti pendidikan Sussarpa Intel ABRI di Cilendek Bogor.
Banyak pemilik kendaraan yang saya pindahkan parkirnya mencari mobilnya
dan heran koq mobil saya pindah parkir, siapa yang memindahkan ? diangkat atau
pakai apa ? Dengan demikian pemilik mobil yang kerap parkir sembarangan merasa
bingung dan berpikir sendiri lalu menjadi tertib memarkirkan mobilnya.
Akhirnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya perparkiran di Makodam
I/BB dapat saya tertibkan dan rapi mendapat pujian dari Kasdam I/BB. Lalu tak lama saya menjabat Pa Provoost
hanya 7 bulan, lalu pada tahun 1998 saya mendapat kehormatan menjadi
Danramil 01 Kodim 0204/DS.
Pengalaman
menjadi Danramil 01/Sunggal
Pangkat saya masih Letda namun mendapat kepercayaan dari Pimpinan menjadi
Danramil di daerah yang banyak potensi konflik,
selama menjadi Danramil banyak pengalaman tugas territorial dan
intelijen yang saya lakukan secara kombinasi, karena saya pada tahun 1997 sudah
mengikuti Sussarpa Intel di Sat Induk Bais TNI.
Yang menonjol dalam pelaksanaan tugas adalah masalah penanganan dan
pengamanan ekses gerakan Reformasi yang bergulir tahun 1998, sehingga selama
Danramil saya selalu dihadapkan dengan permasalahan territorial.
Seperti unjukrasa buruh, unjukrasa masyarakat masalah tanah PTPN-II,
penjarahan, kerusuhan dan dalam menangani keadaan ini saya hampir selalu berada
di lapangan, banyak kasus yang saya ungkap dan tangkap mulai penimbunan beras,
penimbunan oli, bahan peledak cairan methanol.
Setiap kejadian penangkapan mendapat respon langsung dari Pangdam I/BB
Mayjen TNI Rizal Nurdin yang langsung turun meninjau ke Lokasi didampingi oleh
Dandeninteldam I/BB waktu itu dijabat oleh Letkol Cpl F.X. Mardjono.
Tentu saja Komandan Kodim 0204/DS yang dijabat oleh Letkol Arm Bina
Sinuhaji terpaksa juga harus merapat ke Lokasi dengan cepat untuk mendampingi
Pangdam I/BB, demikian banyak persoalan di wilayah karena wilayah Koramil 01/Sunggal
adalah daerah industry.
Banyak perusahaan yang buruhnya berunjuk rasa secara sporadis, mogok
kerja dengan menduduki jalan umum, unjuk rasa menuntut hak cuti, menuntut
kenaikan upah dan lain sebagainya, setiap unjuk rasa berlanjut sampai
gerakjalan ke gedung DPRDSU, maka mau tidak mau agar tetap terkendali.
Saya ikut mengawal rombongan buruh bergerak jalan dari Diski menuju
Kantor DPRDSU Jalan Imam Bonjol Medan dan semua dapat dilakukan secara aman dan
terkendali, saya banyak melakukan pembinaan terhadap tokoh masyarakat,
organisasi kepemudaan, buruh dan ormas yang ada di wilayah, demikian keadaan
masa menjelang reformasi, sehingga tugas Danramil 01/Sunggal hanya saya emban
selama 1 tahun lewat 2 bulan. Lalu saya mendapat perintah tugas baru menjadi
Dantimsus Deninteldam I/BB.
Keterangan Gambar : Saya bersama rekan Muspika Kec.
Sunggal (Camat dan Kapolsek) sedang memberikan arahan tentang upaya menciptakan
lingkungan yang kondusif dan menyikapi gerakan reformasi untuk menjaga wilayah
agar tetap stabil dan kondusip.
Keterangan gambar : 1. Dandim 0204/DS Letkol Arm
Bina Sinuhaji sedang melantik saya menjadi Danramil-01/Sunggal menggantikan
Kapten inf D. Gurusinga di Depan Makoramil 01/Sunggal Diski.
2. Danramil
01/Sunggal Letda Inf JSM Damanik sedang memberikan pengarahan kepada karyawan
Pabrik Garmen di Kel. Besar Diski tentang menjaga kondisi agar tetap stabil dan
kondusif, jangan terpengaruh oleh provokasi dari orang-orang yang tidak
bertanggung jawab yang mengissukan gerakan reformasi.
Menjadi Insan
Intelijen
Sejak bertugas di Deninteldam I/BB pada tahun 1998, saya langsung
mendapat perintah dari Dandeninteldam I/BB Letkol Kav M. Thamrin menangani
kasus-kasus penting di Medan, mulai dari bidang ekonomi, sosial dan politik
serta kasus Separatism Aceh sampai masalah Timor Timur.
Pada tahun 1999 saya menangani kasus BOM dan pasukan merah dan kelompok
Jemaah Islamiah (JI) yang bertebaran di Medan berhasil mengungkap pelaku Bom di
Gereja Padang Bulan, Medan Mall dan Batam.
Melalu operasi intelijen kita berhasil mengidentifikasi pelaku, melakukan
penjejakan fisik dan melaksanakan pengejaran terhadap jaringan pelaku mulai
dari Medan – Dumai - Pulau Bengkalis –Selat Panjang – Pekanbaru sampai
tertangkap di Batam sehingga kegiatan pengeboman telah diketahui pelakunya adalah
jaringan dari Kelompok JI, Kelompok Garis Keras Teroris internasional kelompok
Hambali dan Noordin M Top yang berlink dengan Al Qaida serta kelompok keras
agama islam radikal.
Di Pekanbaru saya memutuskan hubungan klandestin USA yang menggunakan cover
LSM USAID yang mengadakan seminar penyiaran di Hotel Pekanbaru, dimana seluruh
penyiar Radio dan Televisi se Prov Riau diundang mengikuti seminar tentang
Demokrasi dan tata cara penyiaran dalam rangka kegiatan demokrasi di Prov Riau dan mengangkat juga issu-issu pelanggaran
HAM.
Saya melihat penyelenggaraan seminar tidak melibatkan aparat Pemda Tk-I
Riau, kemudian selektif terhadap peserta, karena saya dengan anggota bermaksud
mengikuti seminar dengan menyamar sebagai wartawan salah satu harian surat kabar
sesuai dengan cover.
Namun mereka mengendus kami yang bukan berasal dari Riau, lalu dengan
cepat saya bertindak dengan langsung meminta data / identitas dari warga asing
yang menjadi pelaksana / panitia seminar, lalu saya periksa Pasfor ternyata orang
asing tersebut adalah Visa turis.
Maka saya langsung koordinasi dengan Kasiintelrem 031/WB waktu itu Letkol
Inf J. Purba dan dari Dinas Imigrasi Pekanbaru untuk membatalkan acara seminar
dan saya minta peserta seminar
membubarkan diri, penanganan kasus selanjutnya oleh Kantor Imigrasi
Pekanbaru.
Kemudian saya ikut juga menggagalkan yang berkaitan dengan adanya issu
Riau Merdeka dengan Tokoh Riau Tabrani Rab dan Al Azhar Dosen di Universitas
Islam Riau. Saya menjadi pemasok barang alat medis dan bermacam macam obat di
RS Tabrani Rab Pekanbaru selama 3 bulan yang menjalin hubungan dengan seorang
perawat medis RS Tabrani Rab bernama Hadijah bekas sekretaris Tabrani Rab untuk
mendapatkan data penting dan aktivitas dari Tabrani Rab dan Al Azhar.
Dari beberapa karyawan RS. Tabrani yang hampir seluruhnya berasal dari
sekolah perawat dan Akper Tabrani Rab bekerja di RS milik Tabrani Rab saya
mendapatkan banyak informasi tentang aktivitas dan jaringan Tabrani Rab, dan
yang menjadi dalang pembakaran lokasi ladang minyak PT Caltex di Duri dan Dumai
dilakukan oleh masyarakat yang Pro Riau Merdeka atau Kelompok Tabrani Rab.
Sehingga dalam tempo yang sesingkat-singkatnya issu Riau Merdeka dapat
dipadamkan dengan menggembosi pengikut Tabrani Rab dan Al Azhar dengan
melakukan Pus Propaganda dan Kampanye menggunakan selebaran yang membuat ciut
nyali dari Tabrani Rab dari karyawannya sendiri yang pernah dipacarinya.
Kemudian Al Azhar yang juga Dosen di UIR mendapat tekanan dari kelompok
preman kota Pekanbaru.
Terjadi pergantian Komandan Deninteldam dari Letkol Kav Thamrin kepada
Letkol Inf Joni Suprianto, lalu saya mendapat tugas menjadi aktivis menggerakkan massa OKP yang
terdiri dari Pemuda FKPPI, PPM dan Pemuda Pancasila sebanyak 5000 orang
melaksanakan unjuk rasa di Kantor DPRD Sumatera Utara untuk mengkondisikan
menolak pendudukan dan campur tangan pasukan Interfet di Timor Timur.
Kemudian melanjutkan pemutusan jaringan suplai senjata dan hubungan GAM
dengan peredaran ganja di Medan, mengkomunikasikan gerakan imbangan melalui
Tokoh Aceh di Medan antara lain Bapak Nurnikmat, M. Jufli serta A. Bakar.
Keadaan di Aceh semakin memanas karena berakhir dengan pemberian status
DOM, saya sangat salut dengan Komandan Deninteldam I/BB Letkol Inf Joni
Supriyanto yang merupakan insan intelijen sejati dengan yakin dan berani
menembus wilayah Aceh.
Pada waktu itu Bulan November 1999 menjelang HUT GAM Tgl 4 Desember,
seluruh Aceh sudah benar benar dikuasai oleh GAM, aktivitas Pemda tidak lagi
kelihatan, pasukan TNI tidak ada yang berani keluar Markas, bahkan satuan
tempur sudah melaksanakan pertahanan keliling di Markasnya, maka tidak ada lagi
prajurit TNI yang memantau situasi di wilayah Aceh.
Pada pagi itu Danden Intel Letkol Inf Joni Suprianto memutuskan untuk
bergerak menuju Lhokseumawe dengan 3 orang anggota dengan mengendarai mobil
Jeef Daihatsu Feroza untuk mengetahui situasi terakhir sebelum penentuan DOM,
disepanjang jalan mulai dari Rantau Kuala Simpang, Langsa sampai ke Lhokseumawe
sudah dipenuhi oleh masyarakat yang lengkap bersenjata, mengibarkan bendera GAM
di sepanjang jalan.
Rombongan Dandeninteldam I/BB berhasil menebus barikade-barikade
masyarakat sampai ke Lhokseumawe, hanya dengan menyamar bahwa kita juga adalah
pendukung referendum ke Lhokseumawe.
Dari hasil penyelidikan dan observasi memang di Aceh sudah semua dikuasai
GAM, kegiatan pemerintahan telah lumpuh sehingga dilaporkan ke Presiden,
kemudian tanggapan atas laporan intelijen ini maka Pemerintah Pusat
melaksanakan Sidang Istimewa dengan hasil daerah Aceh menjadi Status Darurat
Militer, yang memutuskan untuk dilakukan perang terbuka di Aceh dengan
menerjunkan pasukan Kostrad dan Kopassus.
Pada bidang tugas lain saya melaksanakan TO dari Asintel Kasdam I/BB
tentang illegal logging di Prov Riau, dari hasil Observasi di lapangan terutama
di daerah Dumai, Duri dan Cikampak ternyata semua oknum yang melaksanakan
illegal logging, pemilik Sawmil dan yang menggunakan SAKO Palsu adalah
orang-orang yang dibacking oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Abdulrahman Gaffar.
Hasil Lidobs beserta dokumennya saya kirimkan kepada Danden Inteldam,
walaupun kami dilapangan diajak untuk damai dengan uang damai 1 milyar saya
tolak, akhirnya saya mendapat kabar dari rekan di Deninteldam I/BB bahwa
Pangdam I/BB sangat marah dan memerintahkan semua personil Deninteldam I/BB
berkumpul di Lantai 5 Makodam I/BB.
Pada saat Pangdam I/BB tiba di Ruangan Lantai 5 Mayjen Abdurrahman Gaffar
langsung menanyakan dimana si Damanik, ternyata yang dicari adalah saya, namun
Danden Inteldam I/BB mengatakan bahwa saya sedang berada tugas lapangan.
Sebagai seorang anggota saya sangat takut, namun Komandan saya mengatakan
tidak usah takut justru kami tim diberikan uang sebagai pengganti sarana kontak
dan penggalangan dilapangan, maka 2 bulan kemudian Bapak Mayjen TNi Abdulrahman
Gaffar ditugaskan ke Jakarta.
Mendapat tugas
menjadi Komandan Koramil 04 Medan Kota
Foto bersama pada saat wisuda Suswasrik (Upacara Tupdik) bersama rekan siswa senior dari 3 Angkatan. Rekan-rekan saya semua yang hebat-hebat
|
Saya menjabat Danramil 04/Medan hanya selama 4 bulan, walaupun singkat
namun saya berhasil membina wilayah menjadi wilayah yang aman serta kondusif.
Selama saya menjabat Danramil 04/Medan Kota berhasil mempersatukan seluruh
elemen masyarakat dengan mengadakan pertemuan silaturahmi yang terdiri dari
tokoh agama, tokoh adat, cendikiawan, tokoh masyarakat, LSM.
Pemuda bekerja sama dengan teman-teman Muspika yang waktu itu Camat
adalah Sdr. Drs Hanafiah dan Kapolsek Medan Teladan AKP Maruli Siahaan yang
sangat kompak saling membantu, dimana wilayah Koramil 04/MK terdiri dari 3
Kecamatan yang merupakan pusat kota medan dengan ragam masyarakat yang tinggi,
demikian juga tingkat kejahatan yang tinggi, maka selama ini mudah sekali
terjadi gesekan-gesekan baik antar OKP yang mengarah pada pertikaian kelompok
pemuda, demikian juga menangani kasus-kasus gangguan Kamtibmas serta
perkelahian antar OKP bekerjasama dengan Polsekta Medan Teladan.
Danramil 04/Medan Kota Lettu Inf JSM Damanik bersama Camat Medan Kota
Drs. Hanafiah sedang bernyanyi bersama pada saat acara peresmian pembangunan
gedung aula Koramil 04/MK yang dibangun atas swadaya sendiri.
Dandim 0201/BS Letkol Kav M. Haryanto turut bergembira dan menyalami
tokoh masyarakat dan pemuda yang hadir pada acara peresmian gedung aula, pada
saat itu Dandim menyampaikan kepada saya “ Damanik, kamu dimanapun bertugas
pasti selalu berhasil”, saya terkejut atas penyampaian Dandim, saya hanya
menjawab “ Siap Komandan”, karena saya memang sudah mendapat Sprin pindah tugas
menjadi Danramil 10/Medan Labuhan.
Pengalaman yang tak terlupakan dan merupakan prestasi bagi saya yaitu
pada suatu ketika Polsekta Medan Teladan mengejar pelaku pencuri sepeda motor
di Simpang Limun Medan, pencurinya
membawa senjata dan lari ke komplek perkampungan yang padat rumah dan
pihak
kepolisian kehilangan jejak dan tak dapat menemukan pencurinya.
Akhirnya saya berada di TKP mendengarkan kronologis kejadian, saat itu
juga feeling dan naluri intelijen saya menyimpulkan bahwa pelaku belum jauh
dari TKP dan saya membaca jejak kaki ada di dinding pagar rumah masyarakat yang
tingginya 3 meter, saya memperkirakan bahwa pelaku berhasil melompati pagar
yang tinggi itu dan mempunyai kemampuan fisik yang terlatih masih terkurung
diantara rumah masyarakat.
Ternyata memang benar bahwa pelaku bersembunyi menggantung dibawah kolong
mobil yang diparkir di garasi, spontan saya kokang pistol yang selalu terselip
di pinggang saya, lalu mengatakan segera turun dan duduk, lemparkan
senjatanya, kalau tidak akan saya
tembak, lalu pelaku melemparkan senjatanya dan duduk, lalu saya tangkap dan
gari tangannya, selanjutnya saya bawa ke Mapolsekta Medan Teladan untuk proses
hukum, ternyata pelaku adalah mantan anggota tentara yang sudah dipecat dari
dinas TNI.
Saya juga berhasil membangun Aula Kantor Koramil dengan dana swadaya
sebesar Rp. 50 Juta yang saya dapatkan dari partisipasi tokoh masyarakat di
wilayah Koramil 04, untuk dijadikan menjadi sarana pembinaan terhadap personil
dan keluarga Persit Koramil 04MK, demikian juga untuk menjadi tempat rapat Muspika
dan Tokoh masyarakat.
Foto Mayor Inf JSM Damanik S Sos pada saat Danup pada upacara Tupdik Diklat Bintalfisdis Satpam PT Bridgestone di Gedung Belanegara Rindam I/BB P. Siantar.
|
Saya dipindah oleh Dandim Letkol Kav M. Haryanto ke Koramil 10/Medan
Labuhan karena saya dinilai tidak pantas menggantikan Kapten Art Cecep Lulusan
Akmil 1992. Namun pada saat
peresmian Aula Koramil yang dihadiri Dandim mengatakan bahwa “kamu
dimanapun bertugas akan selalu berhasil”, tokoh masyarakat, pemuda dan rekan
Muspika terkejut mendengar saya begitu selesai meresmikan aula langsung
mendapat mutasi.
MENJABAT
DANRAMIL 10/ML
Baru 2 bulan menjabat Danramil 10/ML saya dapat mempersatukan unsur
Muspika dengan tokoh tokoh masyarakat yaitu tokoh agama, pemuda dan LSM, saya
mengadakan kegiatan pertemuan dan silaturahmi dengan issu mengangkat kawasan
Pantai Siombak untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, akhirnya Dandim
0201/BS Letkol Art Felix Hubabarat MBA bersama Ibu berkunjung ke Pantai Siombak
dianugrahi Seperangkat Pakaian Adat Melayu oleh Bapak Bachtiar Jafar (Mantan
Walikota Medan) disaksikan oleh Camat dan Kapolsek.
Pertemuan dinilai sangat berarti dalam membangun kerukunan hidup
berbangsa dan bermasyarakat di wilayah Koramil. Camat Medan Labuhan Drs Fitriyus mengatakan
salut atas kreatifitas Danramil-10/ML yang baru saja 2 bulan bertugas menjadi
Danramil namun sudah serasa satu tahun.
Dimana dapat menyelenggarakan acara silaturahmi dengan tokoh adat, tokoh
masyarakat, tokoh agama serta para pemuda sekaligus menerima Dandim 0201/BS
Letkol Art Felik Hutabarat S.IP MBA beserta ibu menjadi warga kehormatan melayu
Medan Labuhan dengan memakaikan seperangkat pakaian adat melayu.
Daerah Koramil 10/ML merupakan daerah yang masyarakatnya heterogen dan
sangat sensitif terjadinya gesekan antar kelompok, yang sering terjadi adalah
pertikaian antar kelompok pemuda yaitu
IPK dan PP yang selalu bagaikan kucing dan tikus berusaha berlomba
mencari lahan atau uang dengan cara-cara preman, pertikaian ini sampai pada
tindakan pembunuhan maupun pembakaran terhadap pos OKP dan dapat berbuntut
meluar pada terganggunya Kamtibmas di wilayah.
Yang sangat dibanggakan adalah saya berhasil menjalin hubungan baik
dengan Tokoh LSM yang sangat vocal yaitu Ustaz Zulkarnain yang selalu melawan
pemerintah dengan berunjukrasa di Lapangan Merdeka Medan, dengan berbagai cara
pendekatan yang dilakukan, kemudian Ustaz Zulkarnain berhasil menjadi Mitra
Karib Kodim 0201/BS, selama bertugas di Koramil saya berhasil membina hubungan
akrab OKP. Saya bertugas hanya selama 8 bulan, dimana kemudian saya pindah
menjabat Danramil 05/Medan Baru.
MENJABAT DANRAMIL
05/MB.
Selama 3 tahun lebih saya bertugas sebagai Danramil 05/MB saya
menyelesaikan beberapa kasus penting di wilayah territorial saya, banyak yang
memberikan dukungan kepada saya dalam melaksanakan pembinaan territorial, yang
paling berkesan adalah dari bapak Gubernur Sumatera Utara Mayjen TNI Purn Rizal
Nurdin, beliau sudah saya kenal sejak menjabat sebagai Kasdam I/BB dan sewaktu
menjabat Pangdam I/BB beliau mengangkat saya menjadi Pa Provoost Kodam I/BB
kemudian mengangkat saya menjadi Danramil 01/Sunggal pada tahun 1998.
Singkatnya selama beliau menjabat Gubernur Sumut saya dengan anggota
Koramil 05/MB terlibat langsung dalam pengamanan sekitar kantor Gubsu, bila ada
kegiatan unjukrasa dari mana saja, maka saya lebih dahulu mengkoordinasikan
pengamanan dengan unsur keamanan lainnya mulai dari Satpol PP, Kepolisian dan
Kodim 0201/BS, beliau mendukung memberikan alat komunikasi Handy Talkie kepada
seluruh anggota Koramil.
Permasalahan yang diselesaikan di wilayah Koramil adalah menyelesaikan
permasalahan tanah eks Yonkav 6/Bu di Padang Bulan Medan berhasil dengan baik,
dimana sebelumnya oleh beberapa Danramil terdahulu belum berhasil menyelesaikan
kasus tanak eks asrama Yonkav 6/Serbu Padang Bulan.
Dimana setelah mendapat perintah dari Dandim 0201/BS Letkol Art Felik
Hutabarat saya langsung melaksanakan pengumpulan data di lapangan tentang
beberapa oknum yang tetap bertahan menempati asrama eks Yonkav 6/Bu begitu juga
terhadap kelompok pedagang pedagang yang berjualan di sekitar bioskop Hirako
Padang Bulan.
Dimana secara umum lahan pedagang kaki lima ini merupakan lahan yang
dikuasai oleh kelompok preman dengan meminta uang keamanan terhadap para
pedagang. Maka dengan tehnik intelijen saya mengadakan taktik penggalangan
kemudian memecah serta mencerai beraikan kelompok demi kelompok pedangang
begitu juga terhadap oknum yang tetap bertahan menempati rumah eks asrama
Yonkav-6/Bu dengan cara memutuskan saluran air PAM, listrik serta membuat
tekanan-tekanan terhadap mereka agar secepatnya meninggalkan asrama.
Ternyata dengan upaya terpadu dari
Kodam I/BB mendukung gerakan saya dilakukan pembayaran uang bantuan pindah,
maka dengan cepat mereka mau pindah, kemuadian menyelesaikan masalah dengan
para penggarap yang mengaku mempunyai tanah di lahan eks asrama Yonkav-6/BU.
Pada saat ini sangat terasa begitu sulit melakukan negosiasi dengan
kelompok masyarakat yang telah terkoordinir oleh oknum oknum yang mengambil
kesempatan dalam masalah tanah ini, bahkan telah ditunggangi kelompok LSM dan
Mahasiswa, namun demikian tidak menambah gentar melaksanakan penertiban dengan
memagar lahan agar tidak dimasuki oleh para penggarap, sehingga akhirnya semua
tanah lahan eks Yonkav 6/BU dapat diselesaikan dan diserahkan kepada developer
yaitu PT. CML pimpinan Ishak Charli.
Kemudian saya terlibat langsung dalam penyelesaian kasus tanah eks Asrama
Kampung Anggrung Medan juga berhasil dengan baik. Dimana menghadapi persoalan
tanah memang sangat rumit. Eks asrama Kampung Anggrung yang di ruislag dengan
Mujur Timber Group Pimpinan Arsyad Lis berhadapan dengan kelompok masyarakat
Kampung Anggrung yang bersikeras mempertahankan bangunan Masjid yang ada di
dalam eks lahan.
Maka dengan tehnik intelijen dan pendekatan pembinaan teritorial
penyelesaian kasus tanah eks asrama Kampung Anggrung dapat terselesaikan.
Kemudian penyelesaian kasus tanah Pemko Medan dengan masyarakat di
Perumahan Taman Polonia Medan juga berhasil dengan sukses dimana waktu itu Tim
Pemko Medan dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Satpol PP tidak mampu menertibkan
permasalahan bangunan perumahan, namun dibawah pimpinan saya kelompok preman
dapat dituntaskan.
Demikian juga pembangunan Sun Plaza di Kampung Keling Medan dapat
berjalan dengan lancer atas kerjasama yang kompak antar Muspika Medan Baru. Di Kampus USU dapat meredam kasus
bentrokan antar mahasiswa serta dapat mengendalikan pelibatan dan pengerahan
mahasiswa dalam unjukrasa yang dipengaruhi oleh tokoh politik, sehingga tidak
sembarangan mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan unjukrasa.
Sehingga secara umum selama saya menjabat Danramil di wilayah Koramil
05/MB sangat kondusip, hubungan antar tokoh penting dengan masyarakat berjalan
dengan baik, akhirnya pada tahun 2004 saya harus meninggalkan jabatan Danramil
05/MB karena saya berhasil dalam test pertama masuk Selapa, maka pada tahun
2004 saya mengikuti pendidikan Selapa di Pusdikif Bandung.
SETELAH
MENGIKUTI DIKLAT SELAPA IF TAHUN 2004
Selesai Pendidikan Selapa If pada bulan Desember 2004 saya mendapat
penempatan sebagai Kasibintra Juang Bintaldam I/BB, ini juga saya peroleh atas
bantuan bapak Mayjen TNI Cornel Simbolon yang waktu itu menjabat sebagai Asops
Kasad, saya menghadap beliau di kantor Mabesad agar saya dapat penempatan di
Kodam I/BB.
Selama di Bintaldam I/BB saya sempat keliling ke satuan jajaran Kodam
I/BB untuk memberikan ceramah Bintal bidang Kejuangan yaitu Korem 033/WP di
daerah Batam, Pulau Bintan dan Tanjung Balai Karimun.
Pengalaman tugas
sebagai Gumil/Pelatih di Rindam I/BB
Foto keluarga Mayor Inf JSM Damanik S Sos pada tahun 2006 pada saat menjawab sebagai Wadan Secaba Rindam I/BB.
|
Jabatan Kasi Binatrajuang Bintaldam I/BB hanya saya jalani selama 5 bulan
karena saya mendapat perintah menjadi Kepala Departemen Militer Umum Rindam
I/BB, selama bertugas di Departemen banyak yang saya lakukan membuat
perubahan-perubahan dalam hal pendidikan yaitu menertibkan paket instruksi
dimana selama ini Gumil dan pelatih yang mengajar hanya dilaksanakan asal
mengajar tanpa memperhatikan mutu baik Gurunya sendiri maupun perangkat pendidikan.
Lalu saya memberikan contoh tentang mengajar yang baik dengan menyiapkan
Paket Instruksi mulai Progjar, Hanjar, Siapjar, Bahan Latihan Serdik, Bahan
Evaluasi Pelajaran, Alin Alongin dengan menyiapkan Multi Media elektronik
Proyektor dan sound system, dengan demikian di Rindam I/BB seorang Guru Militer
bila akan mengajar harus mempersiapkan kelengkapan Paket Instruksi ini,
kemudian saya terlibat dalam kegiatan Latihan Berganda Siswa Secaba PK Tahap
II.
Saya mendapat kehormatan menjadi Danyon Latihan Berganda membawa siswa
sebanyak 2 Kompi Latihan melaksanakan latihan mulai dari Tahap Basis, Hutan
Gunung dan Latihan Rawa Laut dapat berjalan dengan aman dan sukses serta
berhasil, merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagaimana membawa siswa latihan
dengan penuh semangat dan berhasil yang penuh dengan tantangan.
Daerah Latihan Aeknatolu Kab. Tobasa Prov. Sumut saya temukan hikmat yang
luar biasa, iman dan daya spiritual saya dibangkitkan, ketika saya membawa
siswa Secaba PK melaksanakan latihan Kecabangan Infanteri, hari demi hari
kegiatan latihan dapat kami lalui dengan baik tanpa mengenal waktu dan cuaca,
hari hujan, malam gelap tidak menjadi halangan bagi kami dalam berlatih.
Suatu hari selesai kegiatan sore sebelum kembali ke barak Dodiklatpur,
saya naik ke puncak bukit pening, saya memandan keujung langit di ufuk barat
matahari telah terbenam namun masih
memancarkan sinar agak kuning menyinari perbukitan yang memanjang yang
kelihatan biru, sungguh indah dan sangat besar nilai penciptaan Tuhan Allah
YME.
Yang terdengar mulai dari suara jangkrik dan burung malam seakan
menyampaikan selamat menghadapi malam hari, lalu saya duduk diatas kayu pinus
yang telah ditumbang sambil memandang jauh kedepan, merenungkan begitulah
kehidupan ini yang harus dilalui dengan penuh semangat dan penuh pengabdian
kepada bangsa dan Negara.
Dari situ saya mendapatkan semangat dan kekuatan spiritual untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa rela berkorban, tak
mengenal menyerah, kemudian pada malam harinya saya bermimpi kehujanan, saya
merasakan badan saya basah kuyup, namun
serasa hikmat sekali karena saya merasakan dikuatkan, akhirnya selama
pelaksanaan Diklat Sarbaif dapat berjalan dengan sukses, aman dan lancer.
Kemudian saya juga dipercaya
sebagai Timtih untuk melatih Yonif 121/MK yang saat itu mengalami hancur lebur
karena kasus kepemimpinan dan adanya pasukan 1 kompi melarikan diri, maka satu
tantangan yang sangat berat bagi saya untuk melatih mengembalikan kembali
marwah dan kehormatan Yonif 121/MK.
Dengan penuh semangat saya emban tugas tersebut saya melakukan pendekatan
Bintal kepada seluruh anggota satuan untuk bersemangat mengembalikan marwah
satuan Macan Kumbang.
Ternyata selama 1 bulan saya melatih Yonif 121/MK mendapat penilaian yang
sangat baik dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Lilik AS, prajurit Yonif 121/MK dapat
menunjukkan kehebatan gerakan dalam melaksanakan latihan dan demonstrasi taktik
serangan, Binjasmil, menembak serta latihan kerjasama antar tim.
Dimana karena senang dan bangga, Pangdam I/BB memberikan hadiah uang
kepada prajurit Yonif 121/MK, saya juga senang atas perhatian Danyonif 121/MK
waktu itu Letkol Inf Frans Thomas memberikan kami ucapan terima kasih.
Tugas saya berlanjut terus saya diperintah menjadi Wadansattar Purkota,
PJD dan Penyebrangan Sungai di Aek Natolu, disini juga saya kerahkan segala
daya upaya agar penataran dapat berjalan dengan baik, gagasan saya yang paling
unik adalah dengan menyiapkan demonstrasi pada saat penutupan penataran, yang
tidak pernah dilaksanakan.
Akan tetapi menurut saya hal itu sangat perlu untuk memperlihatkan
kemampuan yang sudah dimiliki peserta penataran kepada pimpinan, hal ini
mendapat aplaus atau respon yang baik dari pimpinan, setelah itu akhirnya saya
diperintahkan oleh Danrindam I/BB waktu itu Kolonel Inf Lodewijk F Paulus.
Saya diangkat menjadi Wadan Secaba, karena pejabat Wadan Secaba waktu itu
bermasalah, maka selama menjawat Wadan Secaba selama 4 tahun banyak saya robah
metode pendidikan yang kurang tepat.
Etika dan perilaku Guru Militer dan Pelatih banyak saya robah, tidak ada
lagi Guru/Pelatih yang asal-asalan, main tindak main pukul yang tidak beralasan
yang tepat, akan tetapi saya arahkan dalam apa tujuan kepelatihan tersebut
yaitu untuk membentuk prajurit yang aptamargais mempunyai kemampuan akademis,
keterampilan yang memadai serta bermental prajurit yang kuat.
Yang paling berkesan adalah saya membuat perencanaan untuk setiap
Pendidikan akan dilaksanakan Demonstrasi pada akhir pendidikan yaitu saat
penutupan pendidikan, dimana selama ini belum pernah dilaksanakan, akhirnya ide
saya disetujui Komandan dan mempersiapkan suatu demonstrasi yang terintegrasi.
Akhirnya pada saat Upacara Penutupan pendidikan dapat diperlihatkan
bagaimana kemampuan siswa setelah mendapat Diklat di Rindam. Para siswa sudah
siap pakai dengan kemampuan dan keterampilan yang sudah oke punya atau siap
tugas di kesatuan.
Sangat banyak suka duka selama menjadi Wadan Secaba karena saya fokus
pada kegiatan Diklat serta kelengkapan prosedur pada setiap kegiatan, akhirnya
semua dapat berjalan dengan aman, lancar tidak ada permasalahan atau kasus
kasus yang memalukan seorang Prajurit Sejati.
Pimpinan di Rindam I/BB silih berganti mulai dari Kolonel Inf Gatot
Marwoto,Kol Inf Lodewijk F. Paulus, Kol Inf Kartotok dan Kol Inf Ali Imron
memberikan penghargaan kepada saya pada saat pindah tugas ke Itdam I/BB.
Pada bulan September 2008 saya pindah tugas ke Itdam I/BB, akan tetapi
pada awal Oktober 2008 saya diperintahkan mengikuti Pendidikan Suspa Intel
Strat Tk-I di Bais TNI Cilendek Bogor.
Saya tidak begitu berharap dapat masuk, karena saya mengenal diri saya
hanya prajurit yang bersumber dari sekolah sore, namun pada saat test psykologi
di Seintelstrat saya dinyatakan lulus dan berhasil mengikuti pendidikan, suatu
hal yang tidak mungkin namun itulah kenyataannya.
Saya beserta 29 orang lain masuk sedangkan 30 orang lain terpaksa kembali
ke satuan asalnya, akhirnya pendidikan saya lalui dengan semangat dan hasilnya
cukup memuaskan saya, saya memperoleh urut kecakapan nomor 5, namun sebenarnya
dibidang akademik nilai saya yang tertinggi, entah bagaimana pula penilaiannya
akhirnya juara 1 adalah Letkol Inf Andi Muhammad Dandim Brau, juara 2 adalah
Letkol Inf Muhammad Hasan Dandim di Kalimantan, juara 3 Letkol Inf Yan Pulung
Kasrem 032/WBR, juara 4 Mayor Inf Yusak P Girsang dari Pusdikarh Malang Lulusan
Seskoad Tahun 2008 dan juara 5 saya sendiri.
Saya bangga karena dapat mengikuti pendidikan bergabung dengan rekan2
senior Akmil 86, 87, 88 dan pamen yang sudah lulusan Seskoad. Sesuatu yang saya rasakan luar biasa berkat
Tuhan karena pada saat test psy kami semua peserta 60 orang, yang diterima /
lulus hanya 30 orang termasuk saya.
Hal ini cukup membanggakan saya karena diantara seluruh teman sekolah
saya saya yang paling junior pangkatnya. Setelah pendidikan saya focus dalam
kegiatan tugas di Itdam I/BB yaitu melaksanakan Wasrik ke seluruh satuan
jajaran Kodam I/BB.
Disini sangat dibutuhkan kompetensi sebagai seorang pemeriksa atau
auditor dalam memeriksa, sehingga hasil pemeriksaan harus benar benar sesuai
dengan aturan yang berlaku. Guna menambah ilmu auditor saya diperintahkan Irdam
I/BB Kol Inf Erro Kusnara mengikuti Diklat Auditor Pengadaan BJ/SimakBMN di
Pusdiklatwas BPKP Ciawi Bogor pada tahun 2009.
Kemudian pada akhir Tahun 2009 saya mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor
Ahli di Pusdiklatwas BPKP Bogor selama 1 bulan dengan hasil Lulus Baik. Maka setelah sekolah auditor ini semakin
tinggi kompetensi saya dalam mengaudit dimana hasil audit saya banyak sekali
temuan temuan yang menonjol dan mendapat perhatian dari Pimpinan.
Lalu pada Tahun 2010 saya diperintah Irdam I/BB Kol Inf Syahril Arsyad
mengikuti Diklat Suswasrik dan Tehnik Auditor di Pusdiklat Kemhan Pondok Labu
selama 5 Bulan, disini merupakan pengalaman yang sangat berkesan, karena teman2
sekolah adalah senior berpangkat Letkol dan Kolonel, karena pendidikan
Suswasrik ini memang diarahkan potensil untuk menduduki jabatan Gol IV di
satuan Inspektorat.
Saya dapat lalui Diklat ini dengan hasil baik dan banyak pengalaman. Suatu kesempatan lang sangat luar biasa
mengikuti pendidikan di Pusdiklat Kemhan dengan pengajar dari dosen terkenal
seperti dari Universitas Indonesia, Kementerian Keuangan, Bappenas RI serta
Kemhan RI, sangat memberikan banyak wawasan khususnya dibidang pengawasan dan
pemeriksaan.
Dari berbagai pengalaman pendidikan ini tentu saya berupaya mempraktekkan
ilmu auditor dan Wasrik, dalam pelaksanakan tugas inspektorat saya memodifikasi
berbagai tehnik dan metoda serta pendekatan Wasrik.
Karena sebenarnya tujuan Wasrik adalah untuk menemukan sedini mungkin
ketidaksesuaian dengan aturan serta memberikan opini memperbaiki segala
kesalahan yang dilakukan oleh auditi, maka saya banyak mewarnai pelaksanaan
Wasrik dan saya berusaha merubah kebiasaan jelek dari Wasrik, selama ini banyak
pemeriksa hanya mencari cari keselahan dengan dalih kemudian
diberikan gratifikasi demikian juga metode Wasrik yang tidak sesuai kode
etik audit.
Menerobos arus demi menegakkan yang benar, inilah yang selalu ada dalam
benak saya, tidak rela melihat hal-hal yang tidak baik terjadi dalam
pelaksanaan tugas dan berusaha selalu yang terbaik untuk kepentingan bersama.
Namun kekuatan duniawi masih lebih dominan saat ini, karena rekan senior
yang selalu mau menang sendiri, padahal aturan kode etik sebagai auditor
menghendaki seorang auditor harus bertindak professional dan berdasarkan kompetensi,
maka bila terjadi ketidak sesuaikan kode etik pada saat pemeriksaan, tentu saya
menyampaikan tentang aturan yang sebenarnya, sehingga akhirnya dengan alasan
mutasi yang tidak tepat.
Saya terpaksa menerima mutasi ke Rindam I/BB sebagai Wadandodik
Belanegara, hal ini saya terima dengan keyakinan bahwa segala sesuatu itu indah
pada waktunya, saya laksanakan dengan sungguh sungguh dan tekad untuk
memberikan perubahan menuju kebaikan, melayani sesama dan memberikan
ketauladanan sebagai seorang prajurit sejati, saya dapat memberikan
masukan-masukan pada saat mengajar serta membantu pimpinan dalam hal
menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi.
Selama bertugas di Rindam I/BB selalu teringat dalam hati, kapankah saya
dapat mendapat promosi jabatan, karena menurut aturan Binkar yang berlaku di
TNI-AD dengan MDP 18 Tahun sudah dapat diajukan untuk promosi jabatan pangkat
Letkol, ditambah kompetensi saya yang udah lumayan banyak mengikuti pendidikan.
Sebenarnya sudah memenuhi kriteria menduduki jabatan Gol V, inilah selalu
menjadi harapan saya tetap semangat melaksanakan tugas, semoga Tuhan Allah YME
dapat memberikan jalan dan mengangkat saya dalam jabatan Gol V melalui
kebijaksanaan pimpinan saya.
PEMBINAAN MENTAL
PRAJURIT
Seorang prajurit diharapkan memiliki kondisi mental dan rohani yang
selalu siap melaksanakan tugas, kondisi prajurit tentu tidak terlepas dari
sebagai seorang manusia, tentunya sudah menjadi sifat manusia tidak ada yang
sempurna, yang semurna hanyalah Tuhan Allah Sang Pencipta, sebagai prajurit
tentu harus memiliki kondisi fisik yang siap melaksanakan tugas, demikian juga
mental dan intelegensia, ketiga bagian ini harus dalam kondisi baik dan
seimbang, sehingga memungkinkan prajurit dapat melaksanakan tugas dengan baik
dan profesional.
Kalau prajurit memiliki kondisi fisik yang baik, mempunyai mental yang
baik namun tidak memiliki intelegensia yang baik tentu dalam pelaksanaan
tugasnya juga tidak sempurna, demikian sebaliknya prajurit yang pintar dan
memiliki isik yang prima namun tidak memiliki mental yang baik, maka pelaksanaan
tugasnya juga tidak akan maksimal.
Oleh karena itu pembinaan mental bagi seorang prajurit ibaratnya adalah
sama seperti kebutuhan makan sehari-hari, artinya kalau kebutuhan fisik
diberikan secara teratur, maka kebutuhan mental spitual melalui pembinaan
mental spritual juga sangat perlu diberikan kepada prajurit.
Sebagai seorang prajurit tentu harus memiliki iman dan kepercayaan kepada
Tuhan YME, ini merupakan landasan bagi setiap prajurit dalam melaksanakan
tugasnya sekaligus sebagai penuntun hidup seorang prajurit.
Seorang prajurit yang mempunyai kecerdsasan spritual tentu memiliki daya
ataupun kekuatan yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan melanggar hukum,
kemudian akan menjadikan prajurit taat serta profesional dalam melaksanakan
tugasnya serta berupaya untuk aktif dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan bagi
sesama umat manusia.
Pedoman dalam melaksanakan tugasnya seperti yang tercantum pada Pancasila
dan UUD 1945, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, menjadikan prajurit memiliki
sifat kesatria, rela berkorban, pantang menyerah, mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara serta gigih dalam melakukan terobosan dalam hal sebagai
inisiator, motivator, dinamisator dan stabilisator di lingkungan dimanapun
bertugas.
Dengan kekuatan mental dan spritual prajurit akan mendorong prajurit
mempunyai keunggulan dalam cara bertindak maupun bertugas, karena prajurit akan
merasa tertuntun langkahnya oleh kekuatan dari Allah Yang Maha Kuasa.
Dari kisah pertarungan antara si Daud dan Goliat kita dapat menyadari
betapa kebenaran dapat melawan hal-hal yang tidak benar, dan hal hal yang
mengandung kesombongan dapat mengakibatkan kehancuran.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap prajurit untuk tetap
melaksanakan pembinaan mental dengan melakukan ibadah agama dengan benar.
Keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan YME dengan benar akan mengasilkan suatu
kekuatan dahsyat bagi prajurit dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap prajurit akan merasa bahwa tugasnya adalah suatu kehormatan yang
harus dijaga, pengabdian kepada bangsa dan Negara merupakan tekad dan marwah seorang
prajurit sejati. Sudah barang tentu
bahwa tantangan dan godaan bagi setiap manusia sudah pasti ada, namun dengan
kematangan jiwa serta adanya upaya yang terus menerus didalam membina sikap
mental
akan dapat mewujudkan kesiapan mental dan fisik yang prima.
Maka dengan demikian dari segi pengalaman bertugas di TNI-AD sudah
lengkap, saya sudah mempunyai pengalaman tugas di satuan tempur, satuan
kewilayahan ( territorial ), satuan pelayanan dinas dan jawatan, tugas bagian
staf, satuan intelijen, lembaga pendidikan
dan badan inspektorat dengan profesi auditor.
Demikian juga pengalaman tugas operasi tempur di Timor Timur pada Tahun
1988 dan Tahun 1989, tugas operasi GOM VII di Aceh, sudah mendapat piagam
penghargaan dan Satya Lencana Seroja Tahun 1988, Satya Lencana Seroja Tahun
1989, Satya Lencana GOM VII Tahun 1991, Satya Lencana Kesetiaan VIII Tahun,
Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun, Satya Lencana Kesetiaan XXIV Tahun, Satya
Lencana Nararya, Satya Lencana Dwitasista. (Lee/bagian 3-Bersambung)
0 Comments