Jahoras Haloho saat menggunakan sampan yang terbuat dari potongan drum plastik. Foto Asenk Lee |
Jahoras Haloho |
BERITASIMALUNGUN.COM,
Hutaimbaru-Sulitnya mendapatkan kayu Ingul (jenais kayu khusus papan kapal) di pesisir Danau Toba,
Kabupaten Simalungun, membuat warga Desa Hutaimbaru, Kecamatan Pamatang
Silimakuta, Kabupaten Simalungun lebih kreatif. Seorang warga Hutaimbaru Jahoras
Haloho (60) kretaif membuat sampan (solu) dari bahan potongan drum plastik.
Menurutnya, biaya untuk buat solu itu berkisar Rp 3,5 Juta siap pakai.
Menggunakan tiga drum plastik. Solu itu dibuat oleh Dermawan Haloho, seorang
warga yang tuna wicara (bisu-red) dari Desa Soping, Kecamatan Pamatang
Silimakuta, Kabupaten Simalungun.
“Sekarang sulit mendapatkan kayu Ingul untuk buat solu. Jadi harus kreatif
menggunakan drum plastic bekas pengapung keramba ikan mas. Dari bahan itu juga
tak kalah kuatnya dengan sampan yang terbuat dari bahan kayu Ingul,” ujar J
Haloho.
Jenis Pohon Ingul ini adalah pohon khas yang tumbuh di pesisir Danau Toba
di Simalungun. Pohon ini bisa berdiameter hingga 1,5 meter. Kayu dari pohon
Ingul ini tahan terhadap air, dan tidak menghisap air. Kayunya tahan dank eras namun
ringan. Kualitas kayu ini hanya bisa dihasilkan jika pohonnya tumbuh di pesisir
Danau Toba.
Kayu dari Pohon Ingul adalah kayu terbaik untuk lambung kapal-kapal kecil
maupun kapal mesin kayu ukuran sedang. Kini pohon Ingul sudah langka karena
tidak dibudidayakan secara khusus oleh warga. (Asenk Lee Saragih)
0 Comments