Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Permukaan Danau Toba Juga Diselimuti Abu Vulkanik Sinabung

Panorama Danau Toba di Desa Tongging, Kabupaten Karo. Foto Asenk Lee Saragih
Danau Toba di Desa Tongging, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BERITASIMALUNGUN.COM, Medan- Kawasan permukaan perairan Danau Toba yang berlokasi di Daerah Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), pada Jumat dan Sabtu diselimuti abu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.

Pantauan Wartawan Antara di lokasi menunjukkan, bagian permukaan Danau Toba tersebut kelihatan diselimuti abu vulkanik yang berterbangan dibawa angin kencang dari kawah Gunung Sinabung yang mengalami erupsi.

Permukaan perairan Danau Toba, tidak jelas bila dipandang dari pinggiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di kota objek wisata Parapat atau sekitar 120 Km dari Kota Medan.

Pengemudi mobil pribadi dan bus penumpang, ketika melewati Jalan Negara di Kota Parapat, sangat jelas melihat secara langsung debu vulkanik yang menutupi bagian permukaan Danau Toba.

Bahkan, kawasan Danau Toba yang teletak di pegunungan Bukit Barisan, Provinsi Sumut juga sangat gelap dan tidak jelas dipandang, karena tertutup debu vulkanik yang cukup tebal.

Selain itu, Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba, juga tidak jelas dipandang dari pinggiran Jalan Negara di Kota Parapat.

Begitu juga, cuaca di kawasan perairan Danau Toba, kelihatan agak gelap, dan tidak diketahui kapan berakhirnya debu vulkanik tersebut.

Namun, masyarakat yang tinggal di Kota Parapat, tetap mewaspadai akibat dampak debu erupsi Gunung Sinabung yang berbahaya bagi kesehatan manusia, dengan menggunakan masker pengaman penutup bagian mulut dan hidung.

Danau Toba adalah danau vulkanik yang terbesar di Asia Tenggara dan juga paling terkenal di Indonesia, memiliki luas lebih kurang 630 Km.

Selain itu, luas Daerah Terusan Air Danau Toba (DTA) lebih kurang 369.854 hektare. Dan luas sekeliling Danau Toba adalah 190.314 hektare.

Sebelumnya, informasi diperoleh dari Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, terjadi 10 kali gempa hybrid, gempa vulkanik, tremor yang terus menerus dan 38 kali guguran awan panas, Jumat (10/10) pukul 06.00 WIB.

Selain itu, terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolom abu awan panas 2.000 meter.

Aktifkan Kembali Posko Bencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengaktifkan kembali Posko Pendampingan di Kabanjahe, Karo dan di Kantor Gubernur di Medan menyusul erupsi dan luncuran awan panas Gunung Sinabung masih terus terjadi.

"Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho sudah menginstruksikan hal tersebut menyikapi situasi Gunung Sinabung yang kembali beraktivitas,"kata Sekda Provinsi Sumut H Nurdin Lubis di Medan, Minggu.

Pengaktifan Posko Pendampingan Pemprov Sumut di Kabanjahe, Karo dan di Kantor Gubernur Sumut di Medan untuk membantu memperlancar komunikasi dan koordinasi dengan semua jajaran termasuk Pemerintah Pusat terkait situasi bencana Sinabung.

Gubernur, kata Nurdin Lubis, menegaskan perlunya penanganan cepat dan tepat untuk segala yang terkait dengan bencana Sinabung khususnya menyangkut keselamatan jiwa.

Sekda menjelaskan, dalam rapat antardinas di Kantor Gubernur Sumut, akhir pekan, disepakati satuan kerja pemerintah daerah terkait masing-masing akan menempatkan personilnya secara bergantian di Posko Pendampingan Pemprov Sumut di Kabanjahe maupun di Medan.

Pejabat atau petugas dari instansi terkait harus bisa cepat tanggap melihat dan menangani bencana Sinabung.

Sekda menjelaskan, sejauh ini, Pemprov Sumut telah melakukan berbagai langkah mulai memberikan paket logistik seperti yang dilakukan Dinas Sosial dengan sejumlah 2.026 paket pada tanggal 16 September 2014.

Sedangkan Dinas Kesehatan Sumut sudah menyalurkan 16.000 masker beserta obat-obatan.

Dinas Kesehatan Sumut juga sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Karo mengaktifkan puskesmas hingga 24 jam.

Ada pun Dinas Tata Ruang dan Pemukiman memfasilitasi bantuan Satuan Kerja Tanggap Darurat dengan menyediakan mobil tangki air, sarana mandi cuci kakus (MCK) dan sejumlah tenda.

Dinas Pertanian fokus memperhatikan gangguan lahan pertanian yang dewasa ini sudah dirasakan petani di lima kecamatan dampak gangguan abu vulkanik.

Sebenarnya Dinas Pertanian sebelum erupsi terbaru, sedang membagi-bagikan bibit tanaman khusus jeruk untuk petani korban erupsi Sinabung tahun lalu.

Tetapi karena ada gangguan abu, bantuan diberhentikan sementara karena dengan kondisi abu vulkanik yang menyebar dipastikan menggangu proses penanaman.

Sementara itu, Dinas Perhubungan sudah mempersiapkan 47 kendaraan untuk evakuasi apabila diperlukan dengan status siaga 24 jam.

"Khusus dampak abu vulkanik, Gubernur sudah meminta wali kota dan bupati yang daerahnya terkena sebaran itu seperti Medan dan Deliserdang menangani cepat dampak abu itu antara lain serangan gangguan pernafasan," katanya.

Pemerintah Bantu Penyiraman Abu Petani di Kabupaten Karo, Sumatera Utara meminta Pemerintah segera membantu pembersihan areal jalan menuju kawasan pertanian dan membantu penyiraman tanaman petani yang tertutup abu vulkanik menyusul terjadinya luncuran awan panas dan erupsi Gunung Sinabung.

"Bantuan itu diperlukan agar petani bisa tetap bekerja bertanam dan mempertahankan produksinya," kata petani jagung di Karo, Sumut, Abraham Tarigan di Medan, Jumat.

Ia berharap musibah erupsi Gunung Sinabung tahun lalu yang mengakibatkan produksi hasil pertanian/perkebunan anjlok hingga 60-70 persen, jangan terulang lagi.

Erupsi Sinabung tahun lalu menyebabkan panen jagung petani per hektarenya hanya tinggal 4 atau 4,5 ton dari hasil yang seharusnya 10 ton pipil jagung.

"Penanganan Pemerintah yang dinilai lamban terhadap tanaman pertanian/perkebunan tahun lalu diharapkan tidak terulang lagi.Harusnya Pemerintah sudah belajar banyak dari penanganan bencana tahun lalu," katanya.

Apalagi, kata dia, dewasa ini sebagian besar tanaman di Karo seperti jagung sedang mulai memasuki musim tanam setelah sebelumnya masa panen.

"Petani membutuhkan bantuan penyiraman untuk menghilangkan abu vulkanik yang menempel di tanaman. Kalau hanya menunggu hujan turun tentunya sulit dipastikan," kata Abraham.(ant/lee)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments