Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Harajaon Marpitu Simalungun Dibangkitkan Kembali

HaMas
BERITASIMALUNGUN.COM, Pematangsiantar-Tujuh keturunan Raja Siantar-Simalungun membentuk lembaga Harajaon Marpitu Simalungun atau disingkat HaMas.

Lembaga ini bertujuan untuk menggali, membina, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai luhur sejarah lokal serta adat budaya Simalungun sebagai landasan untuk mempersatukan dan memperkokoh jati diri Simalungun.


Demikian disampaikan Dewan Pimpinan Harian sekaligus Ketua Umum HaMas Ayannes S Girsang, baru-baru ini. Ayannes mengatakan, tujuh keturunan raja dari Siantar-Simalungun tersebut antara lain Harajaon Siantar Pandapotan Damanik, Harajaon Tanah Jawa Arwansyah Sinaga, Harajaon Dolok Silou Djaulam Purba Dasuha, Harajaon Raya Tangargam P Tambak, Harajaon Panei Pintoa Garingging dan Harajaon Purba S Purba serta Harajaon Silimakuta RSN Girsang.


Lebih jauh Ayannes menyampaikan, pembentukan HaMas resmi didirikan pada tanggal 1 November. HaMas merupakan lembaga yang berfalsafah Habonaron Do Bona dan berazaskan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.
 

Hal serupa disampaikan pengurus HaMas Tuahman Saragih. Ia menerangkan, dalam upaya menjalankan fungsi dan tujuannya, lembaga HaMas berpedamonan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang telah disahkan pada tahun 2013 lalu.

HaMas adalah, tujuh kerajaan yang menjadi penguasa di wilayah Simalungun (saat ini sudah terbagi dua Simalungun dan Siantar). Dijelaskannya, pada jaman kolonial Belanda, yaitu, kerajaan Siantar, kerajaan Tanah Jawa, kerajaan Dolok Silou, kerajaan Raya, kerajaan Panei, kerajaan Purba dan kerajaan Silimakuta.


Kerajaan Marpitu mewariskan sejarah perjuangan dan khasanah adat budaya Simalungun yang mengandung nilai-nilai luhur, dan menjadi jati diri masyarakat Simalungun yang tumbunh dan berkembang sejalan dengan petumbuhan dan perkembangan masyarakat, yang merupakan etnis Simalungun dalam bangsa Indonesia. HaMas memiliki tiga misi yaitu, membangun politik solidaritas.


Menggerakkan ekonomi emansipatif dan partisipatif. Menumbuhkembangkan budaya gotong royong. Sedangkan visi adalah Hatunggungon Simalungun.


“Kita juga memiliki tugas pokok menggali, membina, mengembangkan dan mewariskan adar dan budaya Simalungun yang tidak bertentangan dengan peraturan/perundang-undangan yang berlaku serta sejalan dengan pembangunan bangsa,” jelas Tuahman Saragih.


Cerita soal lembaga HaMas, lembaga yang diduduki tujuh keturanan raja asal Siantar-Simalungun ini juga memiliki fungsi. Jomen Purba, juga sebagai pengurus di HaMas menjelaskan antara lain, sebagai wadah pengaktualisasian palasafah Habonaron Do Bona. 


Mengemban, mengamalkan, melestarikan dan membela nilai-nilai luhur ada budaya Simalungun serta membela hak-hak dan kepentingan masyarakat adat Simalungun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Juga sebagai wadah berhimpunya anggota masyarakat adat Simalungun untuk berkarya dan menyalurkan aspirasi.

Memantau, menampung, memadukan, menyalurkan dan mencari jalan keluar dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi warga Simalungun.


Selain itu, sebagai mitra pemerintah dalam upaya mensejahterakan warga Simalungun melalui proses pembangunan yang bersifat partisipatif. Terakhir katanya, sebagai penangkal masukknya nilai-nilai negatif budaya luar, dan menyerap nilai-nilai positif untuk kemajuan bersama. 


“Lembaga Harajaon Marpitu Simalungun bersifat terbuka dengan semangat bersatu dan kegotongroyongan (Sapangambei Manoktok Hitei),” terang Drs Jomen Pubra. (end/des)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments