Info Terkini

10/recent/ticker-posts

REFLEKSI PASCA-SINODE BOLON 42 GKPS

https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hprofile-xfp1/v/t1.0-1/p200x200/10336749_10153051119593155_5752923545367258477_n.jpg?oh=a8bbdf12a5da068521f2903a2bd44f69&oe=5628DDC6
Pdt Martin Lukito Sinaga

Oleh : Pdt Martin Lukito Sinaga

Senin pagi (15 Juni 2015), saya di UIN Medan (Jalan Willem Iskandar) menyempatkan diri dengan teman-teman membahas RUU Perlindungan agama. Jadi ada jarak dengan Sinode barusan, maka bisa merenung.

Tampaknya di dalam kehidupan gereja (khususnya saat periodisasi gerejawi/SB) ada 2 arus yang terjadi, 1. kekuatan Rohani dan 2. Arena Politik yang terbentuk (mohon dipahami "politik" disini berkonotasi netral: "Seni membangun pengaruh"). Kami (dengan teman-teman muda GKPS) hendak membuat ikhtiar, yaitu mempertemukan kedua arus ini. 

"Arus rohani" yang diajukan kira-kira mengenai pembaruan teologi GKPS, pengembangan organisasi yg transparan (ke arah "financial security"), dan pengembangan serba-kepemimpinan yang berkarakter dan cakap. Nah, soal terbesar ialah membawa ini ke arena politik gereja secara elegan dan etis (tanpa mencederai hidup/karir seseorang, tanpa "black campaign"). 

Maka strategi politisnya tentulah membangun wacana argumentatif, agar dukungan datang secara sukarela; dalam bahasa gerakan sosial kontemporer yang kami upayakan ialah semacam masuknya "orangramai" (similitude) ke dalam optimisme pembaharuan GKPS. 

Tentu ini bisa bersifat "tanggung", -mudah di blok(ade) oleh jejaring yang telah dibentuk, dan kurang kokoh meraih suara saat pemilihan. DAN HASIL akhirnya kita tahu semua -spt gambar di bawah-, saya kekurangan pemilih. 

TAPI, -sambil menghibur diri barangkali- bahwa "you may lost the battle, but win the war", ada yang telah KITA SEMUA GKPS MENANGKAN. Pertama/ke-1, betapa sehatnya budaya "sipartamuei" -hospitality" org simalungun: saya diterima begitu cepat, dan mencapat dukungan tanpa disangka banyaknya. Ke-2, amat bisa Yang Rohani di atas memasuki dan "menggarami" yang politis. Hanya perlu waktu dan proses meyakinkan bahwa bisa koq periodisasi/sinode itu "murni", dalam arti gagasan rohani MENENTUKAN kemenangan politis. 

Eporus dan Sekjen dan 30 anggota Maj gereja GKPS yang terpilih barusan, jelas-jelas memiliki daya Rohani, walau tentu masing-masing menerjemahkannya dengan jalan politis yang beragam. Jadi saya masih percaya pada model 1/2-N + 1, dan jangan kita buru-buru mengira bahwa "buang undi" (sijomput na sinurat) adalah solusi terbaik. Majulah GKPS!. (Penulis Majelis Gereja (GKPS) Perutusan Pendeta Periode-2015-2020).

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments