Semarak Tarian Simalungun "Sitalasari" & "Tolu Sahundulan" oleh Anak Sekolah Minggu (ASM) GKPS Jambi sungguh memberikan hiburan yang fantastis saat Pesta Olobolob Jemaat di GKPS Jambi, Minggu 9 Agustus 2015. Suguhan Tarian Simalungun oleh ASM ini membuat Bangga para orangtua dan Jemaat. Semoga Seni Budaya Adat Simalungun bagi mereka usia dini diajarkan oleh Orangtua dan GKPS. Semoga. Tampak St RK Purba saat menyawer penari. (Asenk Lee Saragih). |
Senang sekali menyaksikan anak-anak di Hari Anak Nasional di TVRI, yang disiarkan langsung dari Istana Bogor, Selasa (11/8/2015) pagi.
Ada Presiden Jokowi, para menteri, ada Sultan Hamengku Buwono, para
gubernur, bupati, walikota, dan para undangan. Mereka berada di ruang
terbuka, bukan di hotel mewah.
Jokowi meminta anak-anak menyebutkan nama 15 hewan, 15 tumbuhan, 20
provinsi untuk empat orang anak, kabupaten/kota. Mungkin Jokowi ingin
mengetahui kemampuan anak Indonesia mengenal negeri sendiri.
Mereka disuruh menyebutkan lima Sila Pancasila (kurang lancar dan ada
yang salah). Harapan bangsa ini, anak-anak makin mengenal negerinya
sendiri.
Salah seorang anak, sebelum melafalkan Pancasila,
memberikan sesuatu kepada Presiden Jokowi, sebuah penghargaan bagi orang
yang pernah naik gunung Rinjani, walau Jokowi belum pernah naik gunung
itu. Spontanitas yang menunjukkan kebanggaan mereka kepada Presidennya.
Acara ini juga mengikutsertakan anak-anak penyandang cacat. Mereka
memperkenalkan diri kepada Jokowi dengan semangat, walau ucapan mereka
tidak sempurna. Mereka menyebutkan lima nama binatang. Lancar
menyebutnya, sama dengan anak-anak lainnya.
Semua anak yang ditanya mendapat hadiah sebuah sepeda.
Mereka (anak-anak) semua, tubuh sempurna atau cacat adalah harapan
bangsa, menjadi angin dan air yang baik, menjadikan Indonesia yang damai
dan sejahtera di masa mereka sudah memimpin negeri ini.
Di akhir acara, enam anak naik ke pentas mewakili enam agama di Indonesia dan seorang anak membaca doa menurut Agama Islam.
"Saya titip anak-anak rajin belajar dan beribadah," pesan Jokowi!
Mereka (anak-anak) harus mengenal negerinya sendiri. Mereka harus paham
empat pilar negeri ini: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan
NKRI, mengenal berbagai potensi negerinya. Mereka harus setia kepada
empat pilar itu.
"Jangan berkhianat, untuk Indonesia Maju," demikian ungkap seorang siswa dari Bone.
Kalau tidak setia kepada pilar itu, mereka akan mewarisi negeri yang
lebih buruk dari sekarang. Kita semua berharap mereka menjadi orang yang
berguna bagi bangsa dan umat manusia di dunia ini. .
Semoga!
”Kita ini seperti angin dan air. Angin dan air bisa menjadi angin yang
baik, air yang sangat berguna. Tapi, angin juga bisa menjadi badai dan
air juga bisa menjadi (mendatangkan) banjir. Jadilah angin dan air yang
baik, yang selalu dibutuhkan oleh manusia”.
(Titi Said. Penulis Novel Terkenal Indonesia)
0 Comments