Aksi AKBP Adex Yudiswan Terjun ke Hutan Latimojong Evakuasi Aviastar.IST |
Luwu - Medan berat menghadang tim SAR menuju lokasi jatuhnya
pesawat Aviastar. Lokasi di hutan dengan medan perbukitan membutuhkan
kerja keras untuk evakuasi.
Tim SAR bergerak ke lokasi dengan
empat jam perjalanan, Selasa (6/10/2015). Salah satu perwira yang terjun
langsung ke lokasi Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan. Polisi yang pernah
bertugas sebagai Kapolsek di Kebayoran Baru, Jaksel ini ikut bersama
tim melakukan evakuasi.
foto: istimewa
|
Dia
juga yang membawa sendiri black box Aviastar dan menyerahkannya ke
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di Posko Dusun Gamaru, Desa
Ulu Sula, Kecamatan Latimojong.
Lokasi jatuhnya pesawat berada
di perbukitan kawasan pegunungan Latimojong. Sebagai gambaran, dari Desa
Ulu Salu ke Dusun Gamaru 2 jam perjalanan. Dari Gamaru ke lokasi
jatuhnya pesawat butuh waktu 4 kilometer tapi itu bisa ditempuh 3-4 jam.
Cuaca
di lokasi juga berkabut dan merupakan perbukitan dan hutan lebat. Jadi
butuh kemampuan fisik prima untuk menuju ke lokasi sekaligus
mengevakuasi.
Sementara Kapolda Sulsel Irjen Pudji Hartanto bersama Panglima Kodam VII/Wirabuana
Mayjen Bachtiar tiba di posko Desa Gamaru, Kec. Latimojong, Kab. Luwu,
Sulawesi Selatan. Operasi evakuasi Aviastar yang jatuh sudah siap
dilakukan.
Rombongan Kapolda Sulsel dan Pangdam Wirabuana menggunakan helikopter Dauphin AS365 N3 P-3103 milik Polri yang dipiloti Kompol Fahrizal dan Co Pilot AKP Supriyadi, tiba di Desa Gamaru sekitar pukul 10.00 Wita, Selasa (6/10/2015).
"Laporan di sekitar lokasi, setelah heli mendarat rombongan Kapolda dan tim evakuasi akan menempuh jalur darat dengan mendaki sekitar 4 jam baru sampai di lokasi jatuhnya pesawat di ketinggian sekitar 7000 kaki," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung pada detikcom.
Selain heli Dauphin milik Polri, heli TNI AD jenis Jenid Bell 412 yang dipiloti Mayor Cpn Anggoro, Co Pilot Letda Cpn Dimas mengangkut 10 tim evakuasi yang terdiri dari Paskhas TNI AU, personel TNI AU dan TNI AL, serta anggota Basarnas.
Sementara itu, mobil ambulans dan peti jenazah sudah dipersiapkan di Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin. Selain itu pula, tim DVI Bid Dokkes Polda Sulsel telah mendirikan posko Post Mortem di RS Bhayangkara, Makassar.
Rombongan Kapolda Sulsel dan Pangdam Wirabuana menggunakan helikopter Dauphin AS365 N3 P-3103 milik Polri yang dipiloti Kompol Fahrizal dan Co Pilot AKP Supriyadi, tiba di Desa Gamaru sekitar pukul 10.00 Wita, Selasa (6/10/2015).
"Laporan di sekitar lokasi, setelah heli mendarat rombongan Kapolda dan tim evakuasi akan menempuh jalur darat dengan mendaki sekitar 4 jam baru sampai di lokasi jatuhnya pesawat di ketinggian sekitar 7000 kaki," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung pada detikcom.
Selain heli Dauphin milik Polri, heli TNI AD jenis Jenid Bell 412 yang dipiloti Mayor Cpn Anggoro, Co Pilot Letda Cpn Dimas mengangkut 10 tim evakuasi yang terdiri dari Paskhas TNI AU, personel TNI AU dan TNI AL, serta anggota Basarnas.
Sementara itu, mobil ambulans dan peti jenazah sudah dipersiapkan di Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin. Selain itu pula, tim DVI Bid Dokkes Polda Sulsel telah mendirikan posko Post Mortem di RS Bhayangkara, Makassar.
Keluarga Harap Jenazah Teknisi Pesawat Aviastar Segera Dipulangkan
Keluarga besar Soekris Winarto (43), teknisi pesawat Aviastar yang jatuh
di Sulawesi Selatan berharap jenazah segera dipulangkan ke rumah duka
di Perum Mutiara Citra Asri Cluser Citra Taman Sari Blok Q.3 Nomor 04
Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa
(06/10/2015).
"Kami keluarga besar Soekris sudah mengetahui kabar
terkait jatuhnya pesawat Aviastar melalui media elektronik, dan kami
sudah mengetahui semua penumpang dan kru pesawat meninggal semua, kami
juga sudah iklas akan menerima apa adanya, apapun kondisi adik saya
yang penting jenazahnya cepet segera di bawa pulang ke rumah kediaman",
ujarnya Soekris Indiarti (45) kakak korban di rumah duka Soekris
Winarto.
Kemarin istri adik saya tiba di rumah setelah dari
Makasar, kemudian tadi pagi sekitaar pukul 07.00 mendapat informasi dari
pihak Aviastar untuk terbang ke Makasar lagi,
Sekitar pukul
07.20 adik ipar saya Ny Soekris Winarto, Soekris Trihartono serta kakak
ipar Ny Ovi bertolak menuju kembali ke Makasar, kami sekeluarga sudah
melakukan perundingan bahwa jenazah adik saya yakni Soekris Winarto akan
di kebumikan di TPU Khatolik Gelom Taman Sidoarjo.
Kerena itu
sudah kesepakatan keluarga, bahwa pemakamannya berdampingan dengan
ibunya selain keluarga besar Soekris berasal dari desa Ngelom Kecamatan
Taman Sidoarjo, jelasnya.
Polisi: Antemortem Penumpang dan Kru Pesawat Aviastar Sudah Terkumpul
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang |
Pesawat Aviastar yang hilang kontak sejak Jumat pekan lalu, akhirnya
ditemukan di pegunungan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Tim DVI sudah mengumpulkan seluruh ante mortem dari kru dan penumpang
pesawat tersebut.
Antemortem adalah data diri korban sebelum
meninggal dunia. Data ini dapat berupa properti yang dikenakan korban
semasa hidup, atau data rekam medis korban, seperti gigi geligi, sidik
jari, air liur, atau riwayat operasi. Data-data tersebut dapat diperoleh
melalui kerabat langsung korban, misalnya orangtua.
Data
tersebut nantinya akan dicocokan dengan data post mortem atau data
temuan saat di lokasi kejadian. Apakah itu dari properti yang dikenakan
korban atau dari rekam medis.
"Untuk ante mortem semua sudah
terkumpul di Tim DVI (Disaster Victim Identification)," kata Kabid Humas
Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Kombes Frans Barung
Mangera, saat dihubungi detikcom, Selasa (6/10/2015).
Melalui
proses identifikasi ilmiah tersebut, pihaknya berharap agar proses
identifikasi dapat cepat dituntaskan dan diserahkan ke keluarga.
"Semoga dapat cepat selesai dan diserahkan ke pihak keluarga," ujar Barung.
Frans
menambahkan, saat ini proses evakuasi masih berlangsung. Skenario yang
dibuat tim SAR dalam proses evakuasi adalah melalui jalur darat. Ini
dikarenakan lokasi temuan pesawat tidak mumpuni untuk pendaratan
helikopter.
Landasan heli disiapkan di Desa Ulu Salu, atau empat
jam menuju pegunungan Latimojong dimana pesawat ditemukan. Sesampainya
di landasan heli, jenazah diterbangkan ke Makassar. "Perkiraan malam baru tiba di Makassar," ujar Barung.
Basarnas: 10 Jenazah Korban Aviastar Masih Dicek Identitasnya oleh Polisi
Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom |
Sebanyak 10 jenazah korban pesawat Aviastar MV 7503 telah tiba di
pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar. Tim DVI langsung bekerja
mencocokkan identitas kesepuluh jenazah karena kondisi sebagian besar
korban tidak utuh lagi.
"Betul (sudah ada 10 jenazah). Saat ini masih diperiksa oleh kepolisian karena sudah tidak utuh lagi kondisinya. Jadi harus dipastikan agar keluarga jangan sampai salah," ujar Dirops Badan SAR Nasional (Basarnas) Supriyadi, saat dihubungi, Selasa (6/10/2015).
Supriyadi mengungkapkan, pihaknya hingga kini masih mengumpulkan data primer dan sekunder dari keluarga korban. Hal ini penting agar dapat segera dicocokkan.
Basarnas belum dapat memastikan proses identifikasi jenazah memakan waktu berapa lama. "Tergantung kalau tim lengkap, malam ini bisa selesai," lanjutnya.
Puing-puing pesawat juga masih diisolasi di lokasi. "Malam ini pesawatnya masih diisolasi di lokasi," kata Supriyadi.
Selain menemukan 10 jasad, tim SAR gabungan juga telah mendapatkan kotak hitam (blackbox) pesawat. Belum diketahui pasti kapan blackbox akan dibawa ke KNKT.
"Itu tergantung tim, kita tidak tahu persis black box masih valid atau tidak," tutup dia.
Sebelumnya, jenazah diangkut menggunakan helikopter milik Basarnas dan TNI AD. Heli pertama yang tiba adalah helikopter milik Basarnas AS365 N3+ sekitar pukul 18.00 Wita yang mengangkut 5 jenazah. Selanjutnya sekitar pukul 18.45 Wita helikopter kedua milik TNI Angkatan Darat juga mengangkut 5 jenazah. (Sumber: Detik.com)
"Betul (sudah ada 10 jenazah). Saat ini masih diperiksa oleh kepolisian karena sudah tidak utuh lagi kondisinya. Jadi harus dipastikan agar keluarga jangan sampai salah," ujar Dirops Badan SAR Nasional (Basarnas) Supriyadi, saat dihubungi, Selasa (6/10/2015).
Supriyadi mengungkapkan, pihaknya hingga kini masih mengumpulkan data primer dan sekunder dari keluarga korban. Hal ini penting agar dapat segera dicocokkan.
Basarnas belum dapat memastikan proses identifikasi jenazah memakan waktu berapa lama. "Tergantung kalau tim lengkap, malam ini bisa selesai," lanjutnya.
Puing-puing pesawat juga masih diisolasi di lokasi. "Malam ini pesawatnya masih diisolasi di lokasi," kata Supriyadi.
Selain menemukan 10 jasad, tim SAR gabungan juga telah mendapatkan kotak hitam (blackbox) pesawat. Belum diketahui pasti kapan blackbox akan dibawa ke KNKT.
"Itu tergantung tim, kita tidak tahu persis black box masih valid atau tidak," tutup dia.
Sebelumnya, jenazah diangkut menggunakan helikopter milik Basarnas dan TNI AD. Heli pertama yang tiba adalah helikopter milik Basarnas AS365 N3+ sekitar pukul 18.00 Wita yang mengangkut 5 jenazah. Selanjutnya sekitar pukul 18.45 Wita helikopter kedua milik TNI Angkatan Darat juga mengangkut 5 jenazah. (Sumber: Detik.com)
0 Comments