Info Terkini

10/recent/ticker-posts

MENUJU PERGURUAN TINGGI YANG SEHAT

KANTOR PUSAT ADMINISTRASI USU
Seharian mengikuti Musyawarah Wilayah ke II dan Seminar Nasional, yang diselenggarakan Assosiasi Badan Penyelanggara Perguruan Tinggi Swasta (APB-PTSI) Sumatera Utara, di Grand Serela, Gatotsoebroto Medan, hari ini.

Diskusi bertema Penyehatan Pengelolaan Perguruan Tinggi Swasta dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan untuk Menghadapi MEA tersebut menampilkan pembicara Prof Dr Ir Djoko Santoso MSc (Mantan Dirjen Dikti), Prof Dr Thomas Suyatno, Ketua Umum ABP-PTSI Pusat) dan Prof Dr Dian Armanto, MPd, MA, Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut-Aceh.

"Perguruan yang sehat adalah perguruan tinggi yang memenuhi aturan yang berlaku, mampu terus menerus meningkatkan Budaya Akademik, dan Mutu. Kalau budaya akademiknya dan mutunya terus ditingkatkan, maka kita tidak perlu takut menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Prof Dr Djoko Santoso, dalam makalahnya berjudul Menyehatkan PTS Berdasarkan UU-12/2012.

Prof Dr Thomas Suyatno, membawakan makalahnya berjudul Menyelelaraskan Hubungan Antar Organ Yayasan dan Antara Pengurus Yayasan dan Pimpinan Perguruan Tinggi.

Thomas Suyatno menyoroti tentang konflik atau ketidakselarasan antara pengurus yayasan dan pimpinan perguruan tinggi yang tidak membatasi diri pada tugas, tanggungjawab dan wewenang yang sudah diatur dalam UU yang sudah ada.

Menurut Suyatno, semua penyebab ketidakselarsan dan ketidakserasian itu dapat digolonkan ke dalam tiga golongan utama yaitu: tingkah laku para oknum yang kurang bertanggungjawab, kekurangpahaman anggota organ Yayasan tentang batasan tugas, tanggungjawab dan wewenan sesuai ketentuan UU tentang Yayasan dan pengaruh tradisi lama yang sudah sangat melekat.

Untuk mengatasi konflik, Thomas Suyatno mengatakan setiap konflik perlu memahami anatomi konflik. Konflik tidak tidak selalu berkonotasi negatif, misalnya conflict management. Untuk itu perlu pengembangan norma konstruktif untuk pencegahan/antisipasi terjadinya konflik. "Kolaborasi dan win-win solution hatus menjadi dasar dalam solusi konflik" tandasnya.

Sementara Prof Dr Dian Armanto dalam makalahnya PTS Sehat di Kopertis Wilayah I Sumut, menjelaskan keberadaan perguruan tinggi swasta di provinsi ini. Menurutnya saat ini terdapat 263 perguruan tinggi di Sumatera Utara, dan dari jumlah itu 23 diantaranya non aktif, 50 prodi kadaluarsa, 7 perguruan tinggi membuka kelas jauh, 26 prodi diusulkan ditutup.

Prof Dr Dian Armando juag menyoroti rendahnya budaya ilmiah di kalangan perguruan swasta di daerah ini. "Dari sekitar 8000 lebih dosen perguruan tinggi swasta, hanya 300 orang yang mendapat hibah peneliti yang bernilai sekitar Rp 7,6 miliar, serta masih sedikit dosen yang mempubilkasikan hasil penelitiannya di jurnal.Kebanyak dosen baru melaksanakan tugas pengajaran, sementara penelitian dan pengembangan masyarakat, masih sangat minim," katanya.

Dian berharap, ke depan para dosen semakin meningkatkan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, serta menemukan inovasi-inovasi baru.

Muswil kali ini dihadiri sekitar 60 utusan penyelenggara yayasan dari 263 Yayasan yang ada di Sumatera Utara. Muswil berhasil membentuk 7 orang formateur yang dalam dua minggu mendatang akan memilih Pengurus baru APB-PTSI Sumut. (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments