
Kini,
setiap rumah bisa memperoleh listrik dari sinar matahari dengan hanya
memasang panel surya berukuran kurang dari 10 meter persegi di atap
rumah.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi
mengungkapkan, kemajuan teknologi membuat listrik tenaga surya makin
mudah dan murah untuk diproduksi. Biaya listrik tenaga surya sudah turun
sekitar 90% dibanding 1 dekade yang lampau.
Rinaldi menuturkan, sekarang ada solar cell roof top
berukuran 1 meter persegi yang dapat menghasilkan listrik sekitar 100
Watt setiap hari. Harganya mulai dari Rp 2 juta. Selain ramah
lingkungan, kini listrik tenaga surya juga tak lagi mahal.
"Pasang solar cell
di atap seukuran 1 meter persegi bisa hasilkan listrik 100 Watt.
Sekarang ini kalau 1 meter persegi menghasilkan 100 Watt itu sekitar Rp
2-3 juta," kata Rinaldy, usai Diskusi Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), di Hotel Acasia, Jakarta, Sabtu (31/10/2015).
Dengan
makin terjangkaunya listrik tenaga surya, negara-negara maju pun
semakin melirik tenaga surya sebagai sumber energi masa depan. Jepang
dan Australia sudah menyatakan untuk mengadopsi teknologi solar cell roof top
ini, untuk diperluas penggunaannya di negara mereka. Malaysia juga
mulai mendorong warganya untuk memasang panel surya di atap-atap rumah
maupun perkantoran.
"Jepang dan Australia sudah menyatakan akan
mengadopsi ini. Malaysia memberi insentif buat penduduk yang mau
memasang," paparnya.
Langkah ini juga mulai diikuti oleh Indonesia. Kata Rinaldy, saat ini pemerintah sedang menyusun aturan feed in tariff
untuk membeli listrik dari panel surya yang dipasang di atap-atap
rumah. Kelebihan pasokan listrik dari rumah-rumah yang menggunakan panel
surya akan dibeli oleh PT PLN (Persero), dengan harga yang
menguntungkan. "Pemerintah sedang bikin feed in tariff untuk listrik dari solar cell roof top, sedang didesain," ucapnya.
Agar
industri panel surya juga tumbuh di Indonesia, Rinaldy mengusulkan
adanya kewajiban bagi perkantoran, jalan raya, dan rumah dengan harga di
atas Rp 1 miliar untuk menggunakan panel surya di atapnya. Semakin
banyak pengguna panel surya di Indonesia, permintaannya makin tinggi,
produksinya pun makin massal sehingga biayanya bisa lebih efisien.
"Kita usul perkantoran, jalan raya, rumah di atas Rp 1 miliar wajib solar cell. Supaya industrinya tumbuh dan harganya turun," cetusnya.
Saat
ini, sebagian besar panel surya di Indonesia baru digunakan untuk
melistriki lampu-lampu jalan. "Sekarang sudah dipasang misalnya di
lampu-lampu jalan," pungkasnya.(DTK)
0 Comments