Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol tengah memberi pakan pada ikan patin yang dibudidayakannya. Sabtu (6/2/2016). Foto Metrosiantar/Yoga Girsang. |
BERITASIMALUNGUN.COM, Haranggaol- Selain ikan mas dan ikan nila yang telah berhasil dibudidayakan
masyarakat petani Keramba Jaring Apung (KJA) di pesisir Danau Toba,
ternyata ikan patin juga sangat menjanjikan untuk dibudidayakan di
perairan air tawar tersebut.
IKAN PATIN BISA MENCAPAI 50 KG DI SUNGAI. BAHKAN DI KOLAM BISA MENCAPAI 20 KG. DI DANAU TOBA KALAU DILEPAS LIARKAN BISA MENCAPAI 100KG. |
Kaspar Purba salah seorang petani KJA di Haranggaol telah
membuktikannya. Dikatakannya, produksi ikan patin ini mampu menghasilkan
bobot hingga 4 Kg per ekor. Selain itu, proses pengurusannya tidak
membutuhkan banyak biaya. Justru lebih dinamis jika dibandingkan dengan
biaya budidaya ikan mas dan ikan nila.
“Ikan patin ini tergolong sangat rakus terhadap pakan. Ini membuat
proses pasca panen semakin cepat. Ditambah lagi dengan rasa dagingnya
yang sangat gurih dan manis. Membuat jenis ikan yang mirip lele ini
sangat laris di pasaran,” ujar Kaspar saat memberi pakan pelet di lokasi
KJA Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan.
“Tempo 6 bulan sudah bisa panen,” tambah Kaspar. Selain mampu menghasilkan bobot 4 Kg per ekor, harga pemasarannya
juga tergolong lumayan. Saat ini harga pasaran mencapai Rp16 ribu per
Kg. Sehingga dengan menghasilkan bobot 4 kg per ekor, petani ikan patin
mampu meraup keuntungan sebesar Rp64 ribu per ekornya.
“Seperti itulah hitung-hitungannya. Hanya saja belum semua petani KJA
mengetahui itu,” tutup Kaspar Purba sembari berharap petani lainnya
ikut membudidayakan ikan patin.
Ketertarikan Kaspar untuk membudidayakan ikan patin diawali ketika
temannya dari Jakarta memberikan penjelasan prospek budidaya ikan patin.
Setelah dipelajari, Kaspar yang sebelumnya bertani ikan nila dan mas,
memutuskan beralih ke ikan patin sejak tahun 2015 lalu. Saat ini ia
telah memiliki 15 petak kerambah di perairan Danau Toba. Untuk satu
petak, bibit yang dimasukkan mencapai 10 ribu ekor.
“Saat ini masih saya sendiri yang membudidayakan ikan ini. Mudah-mudahan yang lain bisa ikut,” tambahnya.
Bisa Ikan Hias di Akuarium
Ikan patin adalah salah satu hewan yang termasuk dalam kategori
omnivora pemakan segala. Intinya ikan ini bisa diberikan pakan apa saja
sesuai habitat di alam liarnya. Ikan patin dewasa mampu memiliki panjang
badan hingga 150 Cm dengan bobot sampai 3-5 Kg. Memang cukup besar
untuk kategori ikan lele-lelean.
Warna ikan patin bagian bawah putih dan atas punggung memiliki warna
kebiruan. Cara inilah untuk menentukan ciri fisik ikan patin dari jenis
warna yang tergolong cukup mudah.
Banyak orang yang sengaja memelihara
ikan patin di akuarium sebagai ikan hias, memang ikan ini tergolong ikan
yang unik, menarik dan memiliki harga tinggi.kususnya untuk ikan patin
yang masih kecil.
Jika ikan sudah dewasa, warna pada badannya akan berubah dan kurang
bagus untuk di pajang di akuarium. Di indonesia, ikan patin ada dua
jenis yang sering dijadikan ikan budidaya.
Yaitu patin jenis jambal dan
patin jenis patin siam. Untuk patin jambal banyak ditemui di danau, rawa
dan sungai. Untuk patin siam inilah yang sering ditemui di pasaran dan
sebagai ikan patin budidaya.
Syarat Hidup Ikan Patin
Ikan patin tergolong ikan yang paling mudah untuk dibudidayakan. Ia bisa
hidup di perairan apa saja, akan tetapi, bisa hidup di air dengan PH
tinggi maupun PH rendah. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor
banyaknya orang yang beralih untuk ternak ikan patin karena
kemudahannya.
Untuk di alam liar, ikan patin menyukai lokasi sedikit berlumpur,
misal di sungai, ikan ini akan banyak bersarang di bagian dalam atau
samping sungai dengan membuat lubang kusus. Ikan patin adalah ikan yang
hidup aktif pada malam hari.
Ia akan mencari makan malam dan siang
digunakan untuk tidur istirahat atau tidur di sarang. Menyantap apa saja
yang ditemui di hadapannya. Namun pakan yang paling disukai adalah
cacing, anak ikan, anak udang, serangga serta dari biji-bijian.
Untuk ikan patin budidaya, pakan yang bisa kita gunakan berupa pelet
atau dari jenis hijauan yang dicacah. Ikan patin menyukai pakan apa
saja, jadi pakan utama pelet yang bisa kita berikan pakan tambahan
lainnya.
Persiapan Budidaya di Kolam
Saat mempersiapkan kolam yang akan dijadikan untuk media budidaya, di
atas kolam harus dikeringkan terlebih dahulu sampai dengan dasar kolam
retak-retak.
Sebelum digunakan taburi pupuk kompos di permukaan dasar
kolam dengan tujuan untuk membuat bibit fitoplankton nantinya. Setelah
pupuk di kompos ditaburkan, taburkan juga pupuk kapur dan pupuk urea
yang bertujuan untuk menyetabilkan kadar asam air.
Kontruksi kolam bisa di sesuaikan dengan kebutuhan misal 5 M x 10 M
dengan kedalaman 2 – 3 M. Jika kita tidak mempunyai cukup lahan kita
dapat mumbuat petak kolam lebih kecil yang disarankan yaitu kedalam
kolam karena ikan patin merupakan ikan yang suka dengan kedalam air.
Pengisian air dapat di lakukan setelah semua syarat di atas
terpenuhi. Isi kolam dengan air kira-kira 50 – 100 CM, dengan tujuan
untuk mempermudah ikan patin menjalani aktifitas menghirup oksigen.
Jika
air terlalu dalam maka ikan akan sulit untuk melakukan hal tersebut.
Lalu biarkan kolam dengan posisi air seperti itu hingga 2 minggu lamanya
sampai air berwarna kehijauan, karena di dalam kolam terdapat banyak
makanan alami ketika air sudah berwarna kehijauan.
Pada saat penebaran benih adahal yang harus di perhatikan. Sebelum
benih ikan di tebarkan ke kolam hal yang dilakukan adalah menyiapkan
ember atua bak.
Selanjutnya masukkan air yang diambil dari kolam calon
budidaya. Masukan benih patin ke dalam ember tersebut kurang lebih
selama 30 menit dengan tujuan untuk membuat ikan melakukan penyesuaian
dengan habitatnya nanti supaya tidak stres dan mengakibatkan kematian.
Setelah itu masukan benih ikan ke dalam kolam dengan kepadatan tebar 5
ekor/ 1 M persegi. Agar mengalami laju pertumbahan yang cepat.
Ikan patin tergolong ikan yang rakus makan seberapapun yang diberikan
maka akan habis, tetapi langkah tersebut tidak efektif. Frekuesi
pemberian pakan cukup dengan pagi siang dan malam hari dengan jenjang
waktu pagi hari pukul 06.00 WIB siang hari pukul 13.00 WIB dan malam
hari pukul 20.00 WIB dengan jumlah 30 persen pagi hari, 30 persen siang
hari, 40 persen malam hari. Dengan kandungan gizi protein 25 persen,
karbohidrat 25 persen, lemak 35 persen. Pakan dapat diberikan berupa
pelet ikan dan pakan tambahan pakan buatan.
Ketika Ikan berusia 40 hari, kita harus melakukan sleksi atausortir
dengan alat penyortir ikan dengan tujuan untuk membuat ikan sama
besarnya dan dalam jangka waktu yang sama.
Panen ikan patin dapat dilakukan setelah 5 bulan masa budidaya. untuk
mendapat besar ikan sesuai ketentuan pasar, kita dapat menyesuaikanya
dengan panjag masa budidaya, dan panen disarankan untuk dilakukan
pengangkatan semua ikan di dalam kolam dan dipindahkan ke dalam kolam
terpal untuk menghindari stres dan kematian. (MSC)
0 Comments