DANAU TOBA. GOOGLE |
BERITASIMALUNGUN.COM-Setiap perencanaan pembangunan, selalu dikenal dengan prioritas
mengingat terbatasnya daya dan dana yang ada. Dalam skala Nasional,
pemerintah menetapkan prioritas pengembangan wisata kepada 10 lokasi
wisata yang menjadi prioritas, dan kalau kita lihat lokasinya menyebar
diseluruh negeri. Candi Borobudur, di Jawa Tengah/Yogyakarta. Kawasan
Danau Toba, di Wilayah Sumatra Utara.
Dalam teori pembangunan,
dikenal juga teori berdampak kedepan. Ibarat lokomotif, prioritas pada
Wisata misalnya akan berkembang kedepan (forward Efect) terhadap wilayah
dan sektor lainnya.
Tentu, basis infrastruktur dari pemerintah
diperlukan sebagai pra syarat untuk menggelindingnya hubungan tali
temali dengan wilayah dan sektor lainnya. Jika infrastruktur sudah
tersedia, sebagai tuas pengungkit pertama barulah sektor swasta masuk
dengan modal sendiri guna mengembangkan sektor-sektor lainnya yang
diperlukan dalam kaitannya dengan usaha wisata.
Destinasi atau
tujuan wisata selalu ditautkan dengan destinasi lainnya, jadi tidak ada
destinasi tunggal, tapi sekaligus beberapa destinasi. Semakin banyak,
semakin menarik orang lain untuk datang sebab wisatawan itu
bermacam-macam latar belakangnya. Sebelum masuk pada lanjutan tulisan
ini, saya ingin menuliskan wisata yang pernah saya lalui sekedar
menunjukkan betapa destinasi tidak tunggal tetapi sudah menjadi raw
model handal di seantero dunia ini.
Wisata rohani ke Yerusalem,
bagi umat Kristiani. Kita dipandu oleh pihak travel, dari kota ke kota,
Mesir dan gunung Sinai, hotel ke hotel, tempat ritual agama, tempat
bersejarah menurut agama Kristen seperti Dolok Via Dolorosa, Betlehem,
dan banyak sekali. Termasuk Negara lain seperti Mesir, Palestina, dan
lainnya. Poinnya kita memperoleh nilai Agama dan rekreasi sekaligus,
sekalipun kita mengeluarkan uang yang tidak sedikit namun perjalanan
rohani ini mampu memadukan beberapa destinasi wisata dengan memadukan
dengan kegiatan kerohanian.
Wisata Kesehatan, berubat sambil
rekreasi di Penang. Pemerintah Malaysia memberikan prioritas membangun
sistem perubatan dan rumah sakit yang sangat bagus, sekualitas Rumah
Sakit di Singapura namun tarif di Indonesia.
Hampir 80 % pasien dari
Indonesia, berubat karena memang kualitasnya sangat bagus. Sedangkan,
sektor lainnya dikembangkan Wisata pantai, hutan dan satwa lainnya.
Tingkat okupansi perhotelan disana hampir diatas 60 % setiap hari,
lantaran bisa menenpatkan satu sektor sebagai lokomotif yang
menggerakkan sektor lainnya bergerak searah menuju kemakmuran bersama,
Mall, kuliner, jasa perdagangan, perhotelan dan travel.
Wisata
Danau Toba, pun bisa kita tempatkan sebagai prioritas pembangunan
Nasional dibidang Wisata sebagai lokomotif untuk wilayah dan sektor
lainnya.
Wilayah lainnya, saya mempunyak ekspektasi akan
bergerak gerbong wisata di daerah lainnya asal nantinya dikembangkan
seiring pengembangan Kawasan Danau Toba. Antara lain : SIBOLGA, dikenal
dengan produsen Ikan teri dan Pelabuhan antar propinsi dan Luar Negeri,
pernah jaya pada jamannya.
PADANGSIDEMPUAN : Kota Salak,
nantinya akan bisa mensuplai oleh-oleh Salak dengan keindahan alam dan
Perkebunan Jaman Belanda. Candi di Madina. Ini Objek yang sangat menarik
bagi wisatawan Luar Negeri. HUMBAHAS. Kopi Van Lintong, Wisata alam,
Ombus-Ombus, Peternakan (kuda, sapi dan babi), terutama Holtikultura.
BALIGE, Rumah peninggalan Belanda (rumah sakit), Rempah-rempah
Sinyarnyar, Museum TB Simatupang, Kuburan Nomensen, SMA Unggulan.
TARUTUNG, Pusat Kristen Pearaja Tarutung, Bukit Doa, Nanas, Ikan, Mandi
Air Panas. SIPIROK : Huta Pertama Zending agama Kristen, Gunung dan
alam, air panas, Industri Gas Alam terbesar di Asia. KARO : Holtikultur
terbesar, Alam dn rumah Adat dan lainnya. DAIRI : Perkebuna Kopi, Wisata
Rohani, Air Terjun, Holtikultura, Hutan yang Asri dan lainnya. Dan
seterusnya, masih banyak Wilayah yang bisa berkembang termasuk KOTA
MEDAN, : Istana Maimun, Peninggalan Belanda Kantor Pos, Kereta Api, City
Walk, dan lainnya.
Sedangkan Sektor yang akan berkembang dan
bisa dijadikan objek Wisata antara lain Seni dan Budaya : 5 Puak baik
tari, lagu dan pakaian adat (ulos). Kuburan dengan segala ceritanya bisa
dipercantik, menjadi objek wisata. Cerita-cerita budaya batak bisa
dibuatkan patung-patung, relief-relief atau menambah museum yang mampu
dikunjungi serta Bioskop yang bisa memutar semua cerita, dongeng dan apa
saja yang menarik perhatian seperti Dalihan Natolu dan lainnya.
Bagaimana kita masuk pada era Wisata ini, tentu harus disiapkan mental
spritual karena ini menyangkut perubahan/change dari sektor pertanian,
ke jasa wisata. Memerlukan sosialisasi yang materinya harus benar-benar
mampu merubah orientasi dan kehidupan modern dan era digital ini.
Hal ini merupakan fungsi dan peran para Organisasi masyarakat yang harus
bahu membahu, bersinergi, menyiapkan sumber daya manusia ini. Revolusi
Mental, dengan tokoh-tokoh Batak yang sudah dikenal luas seperti Bapak
Saut Sitompul, Bapak J. Sinamo dan lainnya.
Sementara itu,
potensi pertanian yang tataruangnya untuk pertanian perlu dipertahankan,
jangan dirubah menjadi non pertanian. Yang tidak boleh dilupakan juga
dalam tata kelola pertanahan. Hendaknya sedapat mungkin, pemilik tanah
tidak menjual lepas tanahnya kepada investor.
Kesadaran akan susteneble,
kehidupan yang harmonis dalam perspektif waktu jangka panjang bahkan
selama-lamanya perlu kita pastikan bagi bangso batak. Jalinlah kerjasama
dalam bentuk sewa menyewa selama 40 tahun dengan pilihan yang saling
menguntungkan, lalu dengan akta PPAT diperjajikan pemberian Hak Guna
Bangunan yaitu hak untuk mendirikan bangunan diatas tanah yang bukan
miliknya kepada investor Hotel dan lainnya. Atau Hak Pakai kepada WNA
(yang punya ijin tinggal tetap di Indonesia).
Semoga, Wisata
Danau Toba benar-benar jadi Lokomotif bagi Wilayah dan Sektor lainnya
supaya Rakyat di Bonapasogit (kampung halaman) dapat sama-sama Senyum,
percaya diri dan bahagia.
Jakarta, 24 Maret 2016. Pkl./ 21.52. RLMP.
Oleh DR. Ronsen Mangaratua Pasaribu.
Ketua Umum Forum Bangso Batak Indonesia.
( FBBI ).
0 Comments