Ribuan Umat Hindu mengarak benda-benda sakral untuk disucikan dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 di Pantai Purnama, Gianyar, Bali. (Antara/Nyoman Budhiana) |
BERITASIMALUNGUN.COM-Medan-Perayaan Hari Raya Nyepi 1938 oleh umat Hindu di kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), berjalan lancar dalam suasana yang hikmad.
Ketua Suka Duka Dirgayusa Paguyuban Bali - Medan, I Wayan Dirgayasa,
mengatakan, ada beberapa ritual yang dilaksanakan mulai dari sebelum dan
saat Hari Raya Nyepi.
"Sehari sebelum hari besar itu, umat Hindu Bali - Medan, melaksanakan
ritual Mecaru untuk membersihkan diri dari dosa yang pernah dilakukan,"
ujar Wayan Dirgayasa, di Medan, Rabu (9/3).
Kemudian, lanjut dia, umat yang merayakan itu juga melaksanakan
ritual Melasti di sungai, pantai maupun laut. Tujuan ritual ini untuk
pensucian alam supaya kembali ke hakikatnya.
"Setelah kedua ritual itu kemudian dilakukan ritual Catur Brata
Penyepian. Ada empat hal yang wajib dilaksanakan yakni, Amati Geni,
Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan," katanya.
Dijelaskan, Amati Geni merupakan ritual untuk berpuasa selama 24 jam
saay perayaan Nyepi, tidak boleh memasak apalagi menghidupkan api. Amati
Karya dimaknai dengan larangan beraktivitas termasuk bekerja.
"Kalau ritual Amati Lelungan dimaknai dengan berdiam diri di dalam
rumah dan Amati Lelaungan dimaknai dengan tidak memperbolehkan
meniklmati hiburan," sebutnya. (SP)
0 Comments