Info Terkini

10/recent/ticker-posts

TIDAK SAMA, BUKAN BERARTI TIDAK BISA BERSAMA

Ilustrasi/Himpunan Masyarakat Simalungun Indonesia.
BERITASIMALUNGUN.COM-"Kita tidak bisa sama, tetapi kita bisa bersama," (Pdt Bambang Nooersena). Suku yang satu tidak mungkin sama dengan suku yang lain, agama yang satu tidak mungkin bisa sama dengan agama yang lain.

"Dan jangan pernah disama-samakan" kata Bambang. Masalahnya, ketika kita tidak bisa sama, untuk bersamapun kita tidak mau, apalagi tidak bisa.

Sampai bumi ini hancur, kita tidak mungkin sama. Apakah kita tidak bisa bersama, harus berpisah, apalagi sampai bermusuhan karena tidak sama, masih menunggu hingga dunia ini kiamat?

Begitu indahnya semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun kita berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Hukum tertinggi umat Kristen mengatakan: "Kasihilah Allahmu dengan segenap hatimu, dan kasihilah Tuhan Allahmu seperti dirimu sendiri".

Walaupun kita tidak sama, kita harus bisa bersama. Jangan menganggap dirinya paling...paling benar, paling hebat, paling jujur, paling bersih, dan paling semuanya. Ajaran agama semua mengajarkan agar mereka seperti itu.

Tetapi orangnya? Untuk bersama-sama saja sulit. Padahal, untuk menjadikan negerinya bebas korupsipun tidak bisa. Hanya semboyan yang membuat orang lain iri, bukan menginspirasi.

Bagaimana persatuan bisa tercipta, kalau kemana-mana, kita berpisah, tidak bersama? Kalau yang satu dengan yang lain hanya menonjolkan keunggulannya, dan merendahkan yang lain?

Bagaimana kasih itu bisa dijalankan, kalau kita masih memahami, bahwa tidak sama, tidak bisa bersama-sama. Mari kita renungkan: "Tidak sama, bukan berarti kita tidak boleh, apalagi tidak bisa bersama!:" (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments