Gubernur Sumut Saat Memberikan Sambutan Didampingi 7 (Minus Bupati Simalungun) Bupati Sekitar Danau Toba. Foto Jaya Damanik. |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Bupati Simalungun JR Saragih tak menghadiri sosialisasi Otorita Danau Toba yang dilakukan di Auditorium BPPT MH Thamrin Jakarta, Rabu (25/5/2016) malam.
Acara itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli, Gubernur Sumut dan 7 Bupati sekitar Danau Toba. Namun dari 7 Kabupaten itu, hanya Bupati Simalungun JR Saragih yang tidak hadir.
"Kadis Pariwisata dan Kadis Tamben Simalungun juga tidak Hadir. SAYANG EVENT PENTING INI, hanya di wakilkan ke Sekda Simalungun, Gideon Purba," tulis Jaya Damanik di akun Medsosnya. (Lee)
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba |
MALAM BUDAYA MENYONGSONG OTORITA DANAU TOBA
Bertempat di Auditorium BPPT Jalan Thamrin, Jakarta Pusat,
Rabu (25/5/2016) mulai pukul 20-21.30 WIB telah terlaksana Malam Budaya
Menyongosng Otorita Danau Toba. Acara itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang
Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi dan 7
Bupati se–Wilayah Danau Toba.
Tengku Erry Nuradi secara resmi dilantik Presiden Joko
Widodo bersama 4 gubernur dan 2 wakil gubernur di Istana Negara, Rabu 25 Mei
2016. Para undangan terdiri dari Masyarakat Sumatra Utara, dari berbagai
kelompok Adat, Kelompok Aktivis, Ormas, Wartawan, Pengusaha, Investor termasuk
YPDT dan FBBI. Malam budaya sebenarnya hanya sebagai pengantar dengan suguhan
lagu RNB, Rita Butar-Butar dan Tari-tari Adat Puak-Puak.
Yang menjadi poin acara sesungguhnya adalah mempertegas
komitmen secara bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten di
Samosir, Tobasa, Karo, Dairi, Tapanui Utara, Simalungun dan Humbahas.
Dihadapan Menteri dan Gubernur, para Bupati menandatangani
kesiapan daerah melaksanakan tugas mewujudkan Monaco of Asia dengan membagi
sebagian kewenangannya kepada BODT nantinya.
Sambutan-sambutan yang disampaikan dapat memperjelas, apa,
bagaimana dan kemana arah BODT yang sebentar lagi Perpresnya akan diteken oleh
Presiden Joko Widodo. Secara ringkas disampaikan berturut-turut sebagai berikut
: 1. Deputi Parawisata, Kementerian Parawisatan, dalam mewujudkan Monaco of
Asia ini telah disiapkan : Kementerian ATR/BPN lahan 500 Hektar; Kemenhut dan Lingkungan
Hidup telah mengijinkan dan melepaskan dari Kawasan Hutan lahan tersebut,
termasuk kawasan DT yang ada di 7 Kabupaten serta 7 Bupati sudah mendukung
Otonomi Danau Toba.
Kemudian Prof Dr. Otto Hasibuan, SH,MM, Pelaksana Acara
sekaligus sebagai Penasehat Menko, menyampaikan beberapa hal. Malam ini
merupakan kehadiran yang paling lengkap dari acara-serupa masa lampau, yang
dihadiri oleh komponen orang Batak yang ada di Indonesia.
Kita tidak mengulangi masa lalu, sejarah panjang yang sudah
dilampaui, ditandai sejak tahun 1970 air DT yang bersih. Namun 1994 ditandai
adanya Izin Indorayon disusul terjadi pro-kontra ditengah masyarakat masyarakat
Batak; diperkeruh dengan suasana Konflik Internal di Gereja HKBP mempengaruhi
langsung ataupun tidak dalam pengelolaan Danau Toba.
Tahun 1999, PT Indorayon dihentikan oleh Presiden Habibie. UU
No 25 Tahun 1999, Otonomi Daerah dimana seluruh Bupati euforia otonomi ditandai
tidak adanya Bupati yang mau melepaskan otonominya terlebih adanya stigma
Otonomi Batam yang berlebihan waktu itu.
Tahun 2002, Izin Idorayon diganti dengan Izin Toba Lestari.
Demikianlah masa lalu, dimana akhir-akhir ini Air Kotor dan Nyaris tidak ada
yang peduli terhadap Danau Toba. Puji Tuhan, Menko, Bapak Rizal Ramli,
berketatapan hati memasukkan Danau Toba menjadi 10 Destinasi di Indonesia.
Menko, Bapak Rizal Ramly yang membawahi Kementerian
Parawisata, KKP, Perhubungan dan SDM. Sebelum ini dana disebar pada 80 Lokasi,
namun setelah dilakukan evaluasi, strateginya di fokuskan kepada 10 Destinasi.
Strateginya membangun infrastruktur, lapangan terbang,
jalan tol, bebas Visa bagi wisatawan dan pebisnis dari Luar Negeri ke Indonesia
(bukan sebaliknya). Hitunganyna : Parawisata akan membawa perubahan kemakmuran,
seperti tenaga kerja, Keuntungan sektor unggulan 7 Kabupaten, akan ditonjolkan
produk khusus dimasing-masing Kabupaten.
Ada 9 program prioritas : 1) Stop Keramba, sampai bulan
Desember 2016, ditandai dengan Kunjungan Presiden di Danau Toba sekaligus
Natalan 2016 di Kawasan Danau Toba; - 2. Infrasutruktur : Lapangan Terbang
Silangit dan Sibisa, baik Pesawat Domestik maupun Internasional.
3. Menyambung Jalur Air di Ponggol, sehingga bisa rekreasi
keliling Pulau Samosir dengan Kapal Pesiar, 4. Jaringan Internet, 5. jalan Inner ring road dan Outer road,
sehingga Jakarta- Danau toba, 6. Story yang bisa dijual kepada wisatawan, 7.
Bioskop 4 Dimensi yang bisa menggambarkan asal mula Danau Toba 75.000 Tahun
lalu.
Kemudian 8. Produk unggulan 7 Kabupaten dimana tiap
Kabupaten Fokus pada 1 produk, dimana pemerintah penyedia bibit dan tehnologi,
tidak ingin seperti Bali, semua maju tapi konsumsi hampir semua di Import.
Ke 9. Tol Jalan Darat : Medan-Parapat : dibawah 3 Jam.
Diakhir pengarahan bapak Menteri, beliau menantang para Perantau Orang Batak
yang tidak boleh kalah dari Suku Bangsa Lainnya yang sudah menunjukkan
kekompakannya.
Jika kekompakan ini tidak terjadi, maka “program ini tidak
akan jalan, dan mending kita mundur semuanya”, kelakar sambil mengakhiri
sambutannya. Secara umum, acaranya sangat meriah dan suasana keakraban tampak
semua undangan yang boleh dikatakan sangat lengkap kelompok Maysarakat Batak
dan Gubernur Sumut yang kebetulan baru hari (Rabu 25 Mei 2016) dilantik menjadi
Gubernur Sumut Definitif oleh Bapak Presiden, didampingi seluruh Bupati
memberikan Sambutan yang menekankan harapannya agar Pemerintah Pusat membantu
Daerah, dan Daerah akan mengerjakan yang merupakan tugasnya dalam mewujudkan
Monaco of Asia. (Penulis: Jaya Damanik)
Bersama Kadis Pariwisata Kab. TOBASA Ultri Sonlahir Simangunsong |
Kampanye Danau Toba Tanpa KJA |
0 Comments