Masrul Purba Dasuha, S.Pd paling kiri. |
Oleh: Masrul Purba Dasuha, S.Pd
BERITASIMALUNGUN.COM-W.M. Hutagalung dalam bukunya Pustaha Batak, Tarombo Dohot Turiturianni
Bangso Batak yang diterbitkan tahun 1926 menerangkan "Ia Simanihuruk
maringanan do jolo di Pangururan. Anakna, i ma Pane Toba. Dung magodang
Pane Toba laho ma ibana dompak Pane Simalungun, laos mangoli ma ibana
disi, i ma boruni Raja Pane najolo. Dung tubu sada anakna dohot sada
boruna disuru simatuana Raja Pane ma ibana mamungka huta tu luat
Simanindo nuaeng. Borhat ma tutu nasida jala dipungka ma hutana margoar
Lumban Sidauruk. Dung i marpinompari ma ibana disi, pinomparna ma marga
Sidauruk, Turnip dohot Sitio na disi.
Ianggo Sitio boru
siampudanni Raja Pane do niolina, dipungka ibana do hutana di Simanindo
margoar Urung Sitio. Adong do tolu halak pinomparni Turnip na laho muse
dompak Simalungun, i ma si Nabegu, Ompu Barangbeha dohot Panjojor.
Molo
si Nabegu disuru natorasna do ibana tu Raya Simalungun mangguruhon
hadatuon laos mambuat boru disi, Saragih Turnip do marga pinomparna
disi. Ianggo Ompu Barangbeha parjuji langis do ibana, laho do ibana
marjuji tu Salbe, i ma dingkan Purbani Harangan Gaol laos mangoli ma
ibana disi, pinomparna ma marga Turnip na disi. Panjojor laho muse do
ibana tu Simalungun mandapothon hahana Ompu Barangbeha, jadi disuru
hahana i ma ibana maringanan tu Tigaras, laos marpinompari disi".
Kisah ini cukup menarik untuk dianalisa, di mana WM Hutagalung dengan
tegas mengakui bahwa marga Sidauruk, Turnip, dan Sitio lahir dari hasil
perkawinan antara putera Simanihuruk yang bergelar Pane Toba dengan
puteri Raja Panei (Purba Sidasuha).
Demikian juga Batara Sangti dalam
bukunya Sejarah Batak yang diterbitkan tahun 1977 juga sepakat bahwa
marga Sidauruk, Turnip, dan Sitio adalah keturunan dari Pane Toba.
Benarkah Purba Dasuha merupakan tondong dari marga Sidauruk dan
bagaimana pula dengan Kerajaan Siantar, Bandar, dan Sidamanik yang sejak
awal leluhur mereka Partigatiga Sipunjung sudah menjalin ikatan
kekeluargaan dengan marga Sidauruk.
Dalam turiturian Purba Sidasuha
dikisahkan bahwa berdirinya Kerajaan Panei adalah pemberian Tuan Onggoh
Saragih Sidauruk dari Sipoldas dan sejak itu Purba Sidasuha menjadi
Tondong dari Saragih Sidauruk.
Demikian juga Partigatiga Sipunjung
leluhur Raja Siantar, Bandar, dan Sidamanik pada saat pertama kalinya
menginjak tanah Simalungun, ia sudah menemukan keberadaan komunitas
Saragih Sidauruk yang menduduki daerah Silampuyang.
Bila merujuk
dari kisah yang berkembang di kalangan marga Damanik Bariba dan Purba
Sidasuha, justru marga Sidauruk sudah sejak lama mendiami tanah
Simalungun jauh sebelum kehadiran Pane Toba.
Jadi perlu diralat bahwa
Pane Toba bukanlah leluhur awal Sidauruk karena terbukti sebelum Pane
Toba mengunjungi tanah Simalungun, komunitas Sidauruk itu sudah eksis
dan berkembang. Hasil analisa saya, Pane Toba kemungkinan besar lahir di
Simalungun keturunan dari Tuan Sipoldas, dinamakan Pane Toba karena ia
adalah warga Kerajaan Panei yang hijrah ke Toba.
Namun pihak Toba
berusaha memutarbalikkan jalur perpindahannya dari Toba ke Simalungun
agar seluruh marga Sidauruk meyakini bahwa Tobalah daerah Bona Pasogit
mereka. Setelah bermigrasi ke Toba membawa isterinya puteri Raja Panei,
lahirlah marga Turnip dan Sitio.
Sebagai catatan tambahan bahwa di
daerah Sagala ditemukan komunitas Purba Sidasuha yang sudah lebih dari 9
generasi menetap di sana, namun kini mereka sudah menyandang marga
Siboro.
Keberadaan Purba Sidasuha di tempat ini barangkali
dilatarbelakangi oleh karena mengikuti botounya yang dinikahi oleh marga
Sidauruk, karena tidak ditemukan Purba Sidasuha di tempat itu mereka
lantas menyatukan diri dengan Purba Siboro.
Dari Simanindo keturunan
Purba Sidasuha ini kemudian menyebar ke Sagala dan kawasan lain di
sekitarnya. Kisah petualangan Purba Sidasuha hingga sampai ke Sagala
tercatat juga dalam buku W.M. Hutagalung tersebut. Ia menyebutkan Purba
Sidasuha sebelum sampai ke Sagala, yang menjadi lokasi awal
keberangkatannya adalah Hinalang.
Dari tulisan singkat ini
dihasilkan kesimpulan sementara bahwa marga Sidauruk adalah marga asli
di Simalungun, asumsi selama ini yang menduga kelompok marga ini datang
dari Samosir menurut saya perlu dikaji kembali, karena realitasnya
eksistensi mereka di Simalungun justru lebih awal terdeteksi dibanding
Saragih Garingging dan Sumbayak.
Sebagaimana uraian di atas bahwa
sebelum berdirinya Kerajaan Siantar dan Panei, di tanah Simalungun telah
eksis dua Partuanon bersaudara yaitu Silampuyang dan Sipoldas yang
diperintah oleh marga Saragih Sidauruk.
Barangkali turiturian dan
tulisan singkat saya ini bisa dijadikan salah satu landasan teoretis
meski masih bersifat turiturian dan sebatas hipotesa, namun menurut saya
hal ini bisa jadi pembanding dalam upaya menelusuri sejarah lahirnya
marga Sidauruk, Turnip, dan Sitio. Diatei tupa.
Daftar Pustaka: Hutagalung, W.M. 1926. Pustaha Batak, Tarombo Dohot Turiturianni Bangso Batak. Pangururan: Tulus Jaya.
Siahaan, N. 1964. Sejarah Kebudayaan Batak. Medan: C.V. Napitupulu & Sons
Sangti, Batara. 1977. Sejarah Batak. Balige: Karl Sianipar Company
0 Comments