Letda Poltak Siahaan menunjukkan mendalinya usai mengikuti upacara kedatangan kontingen regu tembak TNI AD saat tiba di Jakarta, Senin (23/05/2016).Foto: Imam Husein/Jawa Pos |
BERITASIMALUNGUN.COM-TNI menyabet gelar juara lomba
menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2016. Letda
Poltak Siahaan merupakan sosok yang punya peran besar atas kemenangan
itu.
Ayah dua anak itu juga sudah empat kali meraih gelar individual
championship. Dialah tentara Indonesia pertama yang meraih gelar
bergengsi itu.
Ketika menjadi yang terdepan dalam Panglima TNI Cup 10K pada 1997,
Poltak Siahaan menyadari bahwa dirinya cukup unggul dalam berlari. Meski
bukan hobi, berlari memang menjadi menu latihan wajib pria kelahiran
Medan tersebut, yang ketika itu bertugas di Denma Divisi I Kostrad
Cilodong.
Namun, menjadi pelari andal tidak membuatnya puas. Putra pasangan
Hisar Siahaan dan Pintaria Siburian itu juga ingin terus mengasah
kemahiran menembak.
”Semua prajurit Kostrad dilatih menembak,” kata Poltak. Dia melihat terbukanya peluang besar untuk menjadi petembak hebat.
Pada 2001, Poltak pun serius belajar membidikkan peluru. Di bawah
bimbingan para seniornya, dia rutin berlatih. Namun, walaupun sudah
serius berlatih, dia belum terpilih untuk mengikuti perlombaan.
Baru pada 2004 kesempatan itu datang. TNI menggelar lomba Piala
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Dia lolos seleksi dan ikut bersaing
dengan peserta lain.
Lulusan terbaik Sekolah Calon Bintara Reguler Infanteri (Secabaregif)
2001 itu berhasil menyabet gelar individual championship. Dengan
prestasi tersebut, Poltak semakin mantap untuk menjadi petembak.
Dia yakin bahwa itu adalah jalan
hidupnya. Dia pun tekun berlatih untuk meraih kemenangan dalam kompetisi
berikutnya yang siap menyambutnya.
Pada 2005, Poltak mulai mengikuti perlombaan tingkat internasional.
Brunei International Skill Army Meeting (BISAM) menjadi pengalaman
mancanegara perdananya.
Sebelum mengikuti ajang itu, hari-harinya tidak lepas dari senjata.
Timnya memang belum menjadi juara di perhelatan tersebut. Namun,
pengalaman perdana itu amat berharga baginya.
Beberapa bulan kemudian pria yang berulang tahun pada 15 April itu
terpilih sebagai peserta lomba AASAM. Itulah kali pertama dia mengikuti
perlombaan di Negeri Kanguru tersebut.
Dalam perlombaan itu, dia belum menjadi yang terbaik. Tapi, dia sudah
menyumbangkan satu medali emas. Poltak tidak patah arang. Setiap AASAM
digelar, pria yang sekarang berusia 42 tahun tersebut selalu terpilih
untuk menjadi peserta.
Lalu, masa keemasan pun datang. Pada 2008, dia berhasil mengukir
sejarah dengan meraih gelar individual championship shot atau petembak
terbaik. Dia tentara pertama dari Indonesia yang meraih individual
championship. Poltak menjadi ikon baru petembak jitu.
Bukan hanya 2008. Pada 2009, 2012, dan tahun ini, Poltak berhasil
mempertahankan gelar individual championship. Dia berhasil mengalahkan
19 negara yang mengikuti AASAM 2016. Mata dunia pun tertuju kepada
Indonesia. Negara yang melahirkan para petembak hebat tingkat dunia.
Indonesia berkomitmen mempertahankan gelar juara itu.
Hujan lebat mengguyur Jakarta Senin lalu (23/5). Pesawat Garuda
Indonesia yang membawa 19 prajurit TNI mendarat mulus. Selain mengangkut
penumpang, pesawat milik Indonesia itu membawa puluhan senjata yang
telah digunakan dalam AASAM 2016.
Antara lain, senapan SS2 P4HB, pistol G2 combat, senjata otomatis
minimi para, GPMJ, dan senjata sniper arctic warfare (AW). Semua senjata
itu buatan PT Pindad.
Mereka harus berlari saat turun dari pesawat. Sebab, hujan belum juga
reda. Dengan membawa ransel hitam, mereka langsung menuju bus yang
sudah disiapkan. Mereka kemudian dibawa ke Terminal VIP Bandara
Internasional Seokarno-Hatta.
Di sana, sudah menunggu puluhan perwira dan istri para petembak yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa.
Satu per satu di antara mereka disambut Pangdivif 1/Kostrad Mayjen
TNI Sudirman. Bunga dikalungkan di leher para prajurit yang membawa
pulang 23 medali emas itu. Perwira yang lain juga memberikan ucapan
selamat. Para istri menyambut haru. Para petembak tersebut juga mencium
anak masing-masing yang masih kecil.
Tidak berhenti di situ, hari berikutnya Mabes TNI-AD juga mengadakan
upacara penyambutan dan pemberian penghargaan kepada kontingen AASAM
2016. Penghargaan itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
Jenderal TNI Mulyono.
Dia memberikan bonus hadiah uang kepada 19 prajurit yang mengharumkan
nama bangsa. ”Nilainya tidak seberapa. Kami sangat berterima kasih
kepada semua anggota kontingen yang sudah meraih kemenangan,” kata
Mulyono.
Dalam kesempatan itu, PT Pindad juga memberikan hadiah tambahan
sebesar Rp 500 juta. PT Pindad juga mengucapkan terima kasih karena TNI
sudah menggunakan senjata buatannya. Itu merupakan dukungan TNI bagi
perusahaan BUMN yang sudah memproduksi banyak senjata tersebut.
KSAD Jenderal Mulyono juga memberikan hadiah khusus bagi Poltak.
Berupa rumah tipe 45. ”Mau di mana saja, silakan pilih,” terang dia.
Poltak dianggap sangat berjasa bagi Indonesia.
Dia sudah empat kali meraih gelar individual championship, yakni pada
2008, 2009, 2012, dan 2016. Jadi, Poltak layak untuk mendapatkan semua
hadiah tersebut. Dalam AASAM 2016, Poltak sendiri membawa pulang
sembilan medali. Perinciannya, enam medali emas, dua medali perak, dan
satu medali perunggu.
Ke depan, TNI akan terus mengikuti perlombaan yang digelar di
Australia itu. Tahun mendatang tantangan akan semakin berat karena
jumlah peserta bertambah.
Jika saat ini hanya 20 negara, tahun berikutnya peserta bisa lebih
dari 30 negara. Jadi, prajurit harus melakukan persiapan secara matang.
Mulyono menegaskan bahwa pihaknya akan terus menggunakan senjata buatan
Pindad.
Poltak sangat berterima kasih atas penghargaan itu. Keberhasilannya
tidak luput dari hasil kerja kerasnya. Tiga bulan sebelum lomba digelar,
dia dan anggota lain berlatih keras dengan senjata yang akan digunakan
untuk lomba. Dalam lomba itu, ada empat kategori. Yaitu, senapan,
pistol, senjata otomatis, dan kategori sniper. Jarak tembak mulai 5
meter hingga 800 meter.
Tantangan berat adalah angin yang kencang. Namun, dia sudah
memperhitungkan kondisi cuaca tersebut. Jadi, dia tetap fokus saat
membidik sasaran. Semua teknik yang dia gunakan sama dengan prajurit TNI
lain.
Yang menjadi kunci kesuksesannya adalah berlatih keras serta
melaksanakan semua tugas dari hati dan penuh tanggung jawab. ”Tidak ada
resep khusus,” ucap Poltak.
Poltak menambahkan, dari seluruh lomba yang diikuti selama ini,
dirinya sudah mengumpulkan 200 medali. Separonya adalah medali emas. Dia
akan berusaha mempertahankan gelar juara yang sudah diraih. Menurut
dia, dua sampai tiga tahun mendatang dirinya akan tetap mengikuti AASAM.
Selanjutnya, dia bakal berfokus menjadi pelatih tembak. Dia berharap
para prajurit lain bisa melanjutkan prestasi tersebut. Dengan menjadi
pelatih, Poltak ingin melahirkan para petembak hebat sehingga prajurit
TNI tidak kalah oleh negara lain.(MSC)
0 Comments