BERITASIMALUNGUN.COM-"Saya Benny Basri. Saya hendak membangun hotel
bertaraf internasional di Danau Toba, pak," kata pengusaha properti
nasional itu kepada Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo ketika bersalaman
di Hotel JW Marriott, Senin pekan lalu. "Wah, bagus. Respon itu yang
kami tunggu dari dunia usaha," kata Jokowi.
Presiden lalu meminta Benny berbicara dengan Menkopolhukam Luhut
Binsar Panjaitan. Kemudian, setelah berbicara panjang lebar esok
harinya dengan sang Menko, Luhut berkata, "pemerintah akan mendukung
Anda 100%."
Bersama mitranya, seorang investor dari Tiongkok
Daratan, Benny akan membangun hotel bintang 5 berlantai 20 dengan biaya
Rp 10 triliun. Hotel itu akan dilengkapi dengan taman bermain Disney
Land, lapangan golf, villa, golf resort, dermaga kapal laut sekaligus
dermaga bagi pesawat amfibi, downhill track, area pendukung dan area
tanaman dan tanaman langka.
Sebetulnya, Benny dan mitranya sudah
mengajukan permohonan sejak Februari 2015 silam. Soalnya, mereka
melihat sektor pariwisata sangat menjanjikan. Benny berkata bahwa saban
tahun ada 10 juta turis yang datang ke Indonesia dan sebagian besar
berkunjung ke Pulau Bali. Padahal Danau Toba itu sangat indah. Hanya
belum dikembangkan secara maksimal. "Jika 30% saja berkunjung ke Danau
Toba, sudah 3 juta orang," katanya. Kini wisatawan yang berkunjung ke
Sumatera Utara baru sekitar 200.000-an orang. "Padahal Danau Toba
terbesar di Asia, lanjut Benny.
Benny pernah membawa seorang
rekan bisnisnya dari Tiongkok berkunjung ke Danau Toba. "Ini laut atau
apa," kata rekannya. Maklum, luas Danau Toba meliputi 1.130 km2. "He-he,
ini bukan laut, tapi danau," kata Benny.
Dia yakin para
wisatawan asing akan betah berkunjung ke Danau Toba. Apalagi ada
kesenian Batak berupa tortor dan tarian tumba yang penuh gairah, dinamis
dan indah. "Orang yang bersuku Batak pun terkenal ramah karena sejak
lahir hingga meninggal selalu dipenuhi dengan upacara orasi yang
komunikatif," kata Benny.
Mereka semakin tertarik karena
pemerintah berencana akan menjadikan Danau Toba sebagai Monaco of Asia.
Bahkan, dari cerita Luhut Binsar Panjaitan, akan dikucurkan dana sekitar
Rp 21 triliun pada 2016. Menaik menjadi Rp 80 triliun pada 2017 dan Rp
110 triliun pada 2018. Semua itu untuk membangun berbagai
infrastruktur. "Itu isyarat bahwa pemerintah tidak main-main," ujar
Benny.
1000-an Tenaga Kerja
Investor joint venture ini
sudah mengincar lahan seluas 787 hektare di kawasan Sileutu di Desa
Girsang dan Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Simpangan Bolon,
Simalungun Sumatera Utara.
Namun setelah survey di lapangan ternyata
kawasan itu sebagian masuk hutan lindung, maka mereka memohon kepada
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk memberikan pinjam pakai
lahan atau Hak Pengelolaan Lahan (HPL) agar kawasan pariwisata tesebut
dapat dibangun.
Permohonan kepada menteri sudah diajukan pada 10
Agustus 2015 silam. Mereka pun sudah melengkapinya dengan rekomendasi
dan dukungan dari Bupati Simalungun tertanggal 19 Mei 2015. Intinya,
Bupati Simalungun tidak keberatan dan mendukung rencana tersebut.
Bahkan
Benny dan mitranya sudah memegang rekomendasi dari Kepala Dinas
Kehutanan Sumatera Utara Ir Halen Purba tertanggal 2 Maret 2016 -
lengkap dengan petanya -- yang ditujukan kepada Menteri Kehutanan dan
Lingkungan Hidup. "Tinggal menunggu izin dari menteri," kata Benny.
Bupati
Simalungun mendukungnya karena akan membuka lapangan kerja bagi
penduduknya, selain juga dapat menambah pendapatan daerah. Menurut
Benny, jika kelak hotel telah berdiri akan menampung 1000-an tenaga
kerja. Maklum, hotel itu akan terdiri dari 1.800 kamar yang dilengkapi
dengan restoran China, Jepang dan western (barat).
Benny
optimistis bahwa Danau Toba akan ramai dikunjungi oleh wisatawan asing.
Termasuk dari daratan Tiongkok yang menganjurkan warganya berwisata
minimal sekali dalam setahun. Dia teringat bahwa waktu Imlek terakhir,
wisatawan Tiongkok bahkan mencarter pesawat langsung dari negerinya ke
Pulau Bali. "Mudah-mudahan, Danau Toba akan dapat giliran," katanya.
(Bersihar Lubis)
0 Comments