BeritaSimalungun.com, Jakarta-Sebagai
pulau dalam pulau, serta berada di ketinggian 1000 meter di atas
permukaan laut, Pulau Samosir menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan yang berkunjung ke wilayah Danau Toba.
Namun tidak banyak yang
tahu bahwa Samosir baru menjadi pulau saat tanah yang menghubungkannya
dengan daratan Sumatera, tepatnya di daerah Pangururan, dipenggal oleh
pemerintah kolonial Belanda dalam rangka pembuatan
kanal. Karena telah terpisah dari daratan, kebanyakan wisatawan
mencapai Pulai Samosir melalui jalur air, seperti menggunakan kapal
feri.
Satu-satunya jalur darat menuju Pulau Samosir adalah
melalui Jembatan Tano Ponggol. Nama jembatan ini berarti "tanah yang
dipenggal".
Sejalan dengan upaya pemerintah memajukan pariwisata di
kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan
normalisasi kanal sekaligus rekonstruksi Jembatan Tano Ponggol. Dengan
ini, diharapkan pariwisata di kawasan tersebut semakin berkembang dan
membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 49/2016 tentang Badan Otorita Pariwisata Danau Toba,
pemerintah menggelar rapat tindak lanjut pembentukan Badan tersebut (20/8) di Toba Samosir, Sumatera Utara. Rapat dipimpin oleh Menteri
Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan turut dihadiri
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki memaparkan mengenai dukungan
infrastruktur PUPR untuk pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) Danau Toba.
Sesuai rencana pembangunan KSPN Danau Toba 2015-2019, untuk
tahun 2016, dukungan Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur
berupa pembangunan Kawasan Permukiman Perdesaan di Kecamatan
Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir dan
Kabupaten Humbang Hasundutan.
Selanjutnya, pembangunan PSU rumah umum
berjumlah 62 unit di Kabupaten Dairi dan pembangunan rumah susun
mahasiswa 114 unit yang terdiri dari lima lantai dengan tipe 24 di
Sekolah Teknologi Del Tapanuli Tengah, Kecamatan Laguboti, Kabupaten
Toba Samosir.
Memperlancar konektivitas, dilakukan rekonstruksi Jalan Sp. Bandara
Silangit-Muara yang ditargetkan selesai Oktober 2016 untuk mendukung
penyelenggaraan festival Danau Toba, pembangunan jalan tol
Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan pembangunan jalan Tebing
Tinggi-Siantar-Parapat.
Lalu pembangunan jalan masuk ke Bandara Sibisa
dari dua arah (proses inventory dan topo dengan progres 15
persen), penanganan infastruktur jalan sebagai dukungan untuk kegiatan
“Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba” di Kota Balige (pengaspalan
sepanjang 1 kilometer) dan lainnya.
Sementara untuk 2017 telah direncanakan untuk penataan lingkungan
KSPN Danau Toba melalui Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Danau Toba,
Pembangunan Sistem Pengolahan Sampah di Kabupaten Samosir, dan pelebaran
jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Lagundi-Onan Runggu. Pengadaan tanah
dan pembangunan jalan tol Tebing Tinggi-Siantar-Parapat (multiyears contract), pembangunan Jembatan Tano Ponggol di Kabupaten Samosir dan lainnya.
Saat ini juga sedang dilakukan pemeliharaan/pembersihan Danau Toba
dengan anggaran sebesar Rp 659,9 juta. Untuk progres fisik telah
mencapai 80,50 persen sementara progres keuangan mencapai 62,50 persen.
Kemudian pembangunan bendung dan jaringan daerah irigasi Sidilanitano
di Kabupaten Tapanuli Utara yang ditargetkan selesai pada 2017.
Pembangunan bendung dan jaringan yang memakan biaya Rp 42,99 miliar
tersebut progres fisiknya saat ini mencapai 27,38 persen.
Lalu peningkatan embung Aek Natonang di Kabupaten Samosir yang
menelan biaya Rp 9,79 miliar dan saat ini progres fisiknya telah
mencapai 26,30 persen sementara untuk progres keuangannya mencapai 33,02
persen.
Untuk perbaikan tanggul Aek Sigeaon progres fisiknya telah
mencapai 80,21 persen dan progres keuangannya 42,50 persen. Biaya yang
dibutuhkan untuk perbaikan tanggul Aek Sigeaon mencapai Rp 25 miliar. (Rel)
0 Comments