BeritaSimalungun.com, Pematangsiantar-Pelaku wisata dan
Budaya Simalungun hingga kini masih hanya doyan sebatas diskusi terud diliput
media. Namun untuk hal eksekusi ah...masih jauh dari harapan. Memang betul
kok....faktanya memang demikian. Lihat saja apa yang dilakukan pelaku wisata
dan Budaya di Simalungun?
Seperti dilansir Metrosiantar.com, Kabupaten Simalungun
perlu berbenah di bidang pariwisata untuk mengimbangi program pengembangan
Danau Toba melalui Badan Otorita Danau Toba (BODT). Di luar Danau Toba, banyak
objek wisata Simalungun yang bisa diexplore menjadi tujuan wisatawan, terutama
berasal dari mancanegara.
Hal itu terungkap dalam diskusi pelaku wisata, seni dan
budaya yang dihadiri Direktur Utama Lovely Holiday Maruli Damanik, Sultan
Saragih dari Sanggar Budaya Rayantara, Dirigen Paduan Suara Roynaldo H Saragih,
Supra Purba Tambak dari Sinber Simalungun, Andi Siahaan dari Lovely Fotografi,
GJM Tuah Purba Pakpak dari Paguyuban Rumah Bolon, Mardi Purba Dasuha dari
Parbual Pokkalan dan Triadil Saragih, seniman muda Simalungun.
Maruli Damanik, pelaku bisnis pariwisata yang telah
melanglang buana hingga ke mancanegara, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara
cenderung menyukai objek wisata yang natural, baik alam maupun budayanya.
Kehidupan masyarakat yang alami, menjadi peluang bagi dunia pariwisata yang
dapat dikemas menjadi potensi meningkatkan income masyarakat.
“Desa Wisata di Simalungun harus segera diwujudkan.
Potensinya masih besar, karena masyarakatnya masih banyak yang menjaga budaya,
terutama di nagori. Ini harus ditangkap peluangnya,” kata Maruli Damanik.
Keberhasilan bisnis wisata, lanjut Maruli, membutuhkan
kerjasama dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah berperan dalam
mendukung infrastruktur menuju lokasi.
Sementara swasta, dalam hal ini pelaku
wisata, menjadi corong untuk melakukan promosi sekaligus menjadi pelaku untuk
mendatangkan wisatawan. Peran masyarakat dalam mendukung wisata, yakni menjadi masyarakat
yang melek wisata. Menciptakan keamanan, kebersihan dan keramahan.
“Kita bayangkan sebuah desa wisata yang dihuni masyarakat
yang sudah teredukasi soal wisata. Wisatawan datang, menyaksikan kehidupan
keseharian warga. Diselingi dengan pertunjukan budaya seperti tortor, nyanyian
maupun permainan tradisi Simalungun,” kata Maruli.
Desa yang dilengkapi penenun dan alatnya, dimana wisatawan
dapat menenun langsung. Desa memiliki pengolahan gula aren (gula merah),
pembuatan nitak, atau bahkan wisatawan disuguhkan bagaimana membuat dayok
nabinatur.
“Tujuan wisata, salah satunya menjaga budaya. Keaslian itu
yang menjadi daya tarik yang perlu dijual,”.
Budaya
Sementara Sultan Saragih dari Sanggar Budaya Rayantara
menambahkan, dari suvei yang telah mereka lakukan di beberapa tempat di
Simalungun, ternyata banyak potensi wisata alam yang bisa diexplore untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan. Sayangnnya, kebanyak potensi wisata itu masih
‘tidur’ belum terawat. Infrastruktur pendukung pariwisata masih minim.
“Ke depan, kita ingin bersinergi dengan pemerintah, pelaku
wisata dan masyarakat untuk ‘membangunkan’ potensi wisata di Simalungun. Desa
Wisata salah satunya, untuk meningkatkan kunjungan,” katanya.
Pihaknya juga siap untuk membantu mengedukasi masyarakat,
untuk bersama-sama mendukung industri pariwisata dengan tetap melestarikan
budaya. (BS)
0 Comments