Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Simalungun Kesulitan Air Bersih Ditengah Berlimpahnya Mata Air


Kinerja PDAM Tirtalihou Buruk

BeritaSimalungun.com, Raya-Hingga kini masyarakat Kabupaten Simalungun masih kesulitan dalam mendapatkan sarana air bersih. Padahal Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang banyak muncul sumber mata air yang dapat dikelolauntuk sumber air bagi masyarakat. Namun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lihou Kabupaten Simalungun hingga kini masih jauh dari harapan untuk membangun sarana air bersih untuk masyarakat.

Air bersih sangat penting dalam kehidupan di masyarakat, apalagi air bersih menjadi salah satu asupan yang dibutuhkan masyarakat untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. 

Bila seluruh masyarakat Kabupaten Simalungun mempunyai air bersih maka tingkat kehidupan masyarakat pun bisa terjaga. Jika air tidak bersih, maka masyarakat yang susah. Mereka tidak bisa beraktivitas. Pertumbuhan ekonomi pun tak bisa dilakukan oleh masyarakat.

Namun PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun agar selalu menjaga kualitas air. Pasalnya, air bersih yang ada didapatkan dari sumber mata air secara langsung bukan melewati proses penyulingan.

Hal itu disampaikan Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih di acara Pemberian Motivasi Dalam Peningkatan Prestasi Kinerja dan Etos Kerja para Karyawan/Karyawati PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun di Auditorium Gajah Mada, Simalungun City Hotel, Kamis.

Impian Bupati JR Saragih itu pun dinilai sulit diwujudkan lantaran kinerja PDAM Tirta Lihou tidak menunjukkan perbaikan. Sebagai bukti, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) yang bermarkas di Jakarta Selatan menyatakan, kinerja PDAM Tirtalihou tahun 2015, Kurang Sehat.

Penilaian BPSPAM itu bukan asal-asalan, melainkan lewat serangkaian proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, BPSPAM satu-satunya lembaga (Badan) yang dihunjuk pemerintah pusat untuk menilai kinerja PDAM di seluruh daerah.

Demikian diungkapkan Bernad Rikson, Devisi Monitoring Hukum dan Kebijakan Publik dari Center for Research Research of Public Budgeting (Cerpub). Menurut Bernad, buruknya kinerja PDAM Tirtalihou disebabkan beberapa faktor. Diantaranya, perusahaan daerah ini tidak memiliki business plan, kompetensi direksi dan laporan keuangan yang tidak wajar.

Pernyebab itu tidak terlepas dari Benny Purba sebagai Direktur Utama yang dari sejak awal diragukan kepiawaiannya dalam mengelola sumberda daya yang ada. Celakanya lagi, kinerja buruk justru direspon dengan merencanakan kenaikan tarif air minum (tarif dasar) Rp 1.440 per meter kubik.

Kajian atas laporan keuangan PDAM Tirtalihou tahun 2015 yang dilakukan pihaknya sambung Bernad membuktikan bahwa laporan keuangan yang disajikan tanpa melalui proses audit akuntan publik. Padahal laporan keuangan setiap perusahaan daerah (BUMD) wajib hukumnya diaudit.

Disebutkan, dalam laporan laba-rugi yang ditandatangani oleh Dirut Benny Purba, Kabag Keuangan Firman Simanjuntak dan Kasubbag Pembukuan Anthyony Damanik, bahwa total pendapatan perusahaan sebanyak Rp 15.924.568.231. 

Sedangkan beban (belanja) operasional sebesar Rp 20.377.810.724,-. “Artinya, ada defisit sekitar Rp 5 miliar. Bagaimana publik bisa meyakini laporan itu, kalau hanya mereka yang buat? Kita meragukan laporan itu, dan itu apa yang disajikan tidak wajar,” beber Bernad.

Terkait kinerja buruk itu, ia pun berharap Bupati JR Saragih segera mengevaluasi kinerja direksi, bukan malah memotivasi karyawan. Sebab, buruknya kinerja karyawan merupakan tanggungjawab Direksi.

Dalam acara pemberian motivasi itu, Dirut PDAM Tirta Lihou Benny Purba mengatakan, sumber air bersih di Kabupaten Simalungun 95 persen dari mata air.

“Mata air yang ada di Simalungun didapatkan dari Kecamatan Purba, Gunung Malela, Gunung Malinggas, Pematang Bandar, Panei, Dolok Perdamaian, Purba, Raya Lahiran, Silou Kahean dan terakhir Sidamanik,” ucapnya.

Pun begitu, Benny tak menjelaskan terdapat sejumlah mata air yang dikelola PDAM Tirtauli Kota Siantar di wilayah Kabupaten Simalungun yang kemudian dijual ke masyarakat Kabupaten Simalungun.

Benny juga tidak meyadari atas ucapanya yang menyatakan cakupan pelayanan saat ini baru mecapai sekitar 30 persen dari total 60 persen yang harus terselesaikan di 2017. Padahal, rendahanya capaian itu, bukti buruk kinerja. (BS-1)


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments