Anak-anak Buang hajat di Pinggir Danau Toba di Haranggaol |
BeritaSimalungun.com, Raya-Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Simalungun menetapkan merebaknya penyakit diare yang mengakibatkan 141 warga
Dusun Manik Huluan, Nagori (Desa) Sait Buttu Saribu, terjangkit penyakit
tersebut, sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P)
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Serubabel Saragih mengemukakan hal itu
kepada wartawan di Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Kamis lalu seperti
dilansir beritasatu.com.
Saragih mengatakan, dari jumlah 141 warga desa yang terkena
diare itu, 39 orang di antaranya menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daeraj
(RSUD) Rondahaim Simalungun, 3 orang dirawat di pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas).
"Sebanyak 99 orang lagi menjalani rawat jalan. Kondisi
mereka sudah berangsur membaik. Mereka yang terserang penyakit diare itu
meliputi anak sekolah dasar, anak dewasa dan orangtua. Makanya, dinas kesehatan
tangan," katanya.
Menurutnya, terungkapnya penyebaran penyakit diare itu
berawal dari anak sekolah dasar dari desa itu yang banyak tidak masuk sekolah.
Pihak sekolah kemudian melakukan pengecekan ke rumah seluruh murid tersebut.
"Kondisi anak murid maupun orangtua ternyata sangat
lemah. Masyarakat lain juga terserang penyakit sama. Seluruh korban kemudian
dibawa ke pusat kesehatan masyarakat. Kemudian, tim kesehatan melaporkan
kejadian ke dinas kesehatan.
"Semula, kita menduga bahwa para warga ini mengalami
keracunan makanan. Namun, tidak ada hajatan di sana. Kemudian, tim kesehatan
mendatangi rumah - rumah warga. Setelah diperiksa, ternyata para korban terkena
diare," jelasnya.
Ditambahkan, dinas kesehatan menduga menyebarnya penyakit
diare itu bersumber dari air yang dikonsumsi masyarakat di sana. Oleh karena itu,
sampel air langsung diambil dan ke laboratorium kesehatan daerah provinsi untuk
diteliti.
"Untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah korban,
Pemkab Simalungun mengirim mobil tangki bermuatan air dari perusahaan daerah
air minum (PDAM), yang terjamin kebersihannya untuk dibagi - bagikan ke
masyarakat," imbuhnya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P)
Dinas Kesehatan Sumut, dr NG Hikmet mengungkapkan, penyakit diare yang
menyerang masyarakat di Simalungun, bersumber dari air sungai yang dikonsumsi
masyarakat.
"Kita siap untuk menurunkan bantuan tim medis
sekaligus obat - obatan jika memang dibutuhkan. Kami akan turun jika pemerintah
kabupaten di sana memang benar membutuhkan bantuan. Sejauh ini, penanganan
diare itu masih dapat diatasi pemkab di Simalungun," sebutnya. (BS-Lee)
0 Comments