Belajar Toleransi dari Keberagaman Di Sipirok. |
BeritaSimalungun.com-Keberagaman merupakan sesuatu yang
tidak terpisahkan dari sebuah wilayah dalam suatu negara di muka bumi ini.
Perbedaan yang meliputi agama, suku, ras, dan adat istiadat adalah hak mutlak
yang mesti dimiliki manusia yang hidup di alam yang memang sudah diciptakan
Tuhan dengan berbagai perbedaan.
Agar terciptanya suasana kondusif dan jauh dari berbagai
gesekan antar golongan, maka sangat diperlukan sikap-sakap yang senantiasa
selalu menjaga kerukunan dan perdamaian antar agama, suku, ras, dan adat
istiadat tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang hidup
dengan masyarakat yang heterogen. Dihuni dengan berbagai macam suku,
adat-istiadat, dan menganut enam agama yang diakui merupakan suatu kekayaan
bangsa yang sangat majemuk.
Diantara sekian banyak wilayah di Indonesia yang hidup
dalam keberagaman, salah satu diantaranya yaitu Sipirok. Sipirok yang merupakan
Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara ini adalah daerah yang
berada di dataran tinggi Sumatera yang terkenal akan toleransi dan kerukunan
antar ummat beragama yang masih terjaga.
Sipirok dihuni beragama Muslim sebagai agama mayoritas
serta Kristen Protestan, Katolik, dan Buddha hidup dalam satu wilayah yang
menjunjung tinggi rasa toleransi dan kerukunan ummat beragama.
Seiring terus bergantinya zaman, hampir tidak pernah
terdengar daerah ini diterpa suatu konflik baik yang berupa perbedaan antar
agama maupun suku yang juga dikenal sangat beragam menghuni derah Sipirok.
Semua aspek kehidupan masyarakat selalu mengutamakan rasa cinta dan kasih
sayang dengan menjunjung tinggi persaudaraan yang terkenal dengan “Dalihan
Natolu” sebagai landasan pengerat antar golongan sekalipun berbeda akan
keyakinan.
Masyarakat sipirok yang sudah terbiasa hidup berdampingan
dalam keberagaman sudah terjadi dari masa ke masa. Hal tersebut dibuktikan
dengan masih berdiri kokoh bangunan-bangunan tua yang merupakan tempat ibadah
berbagai agama.
Bahkan tempat-tempat ibadah tersebut banyak yang saling
berdekatan satu sama lain tanpa pernah menimbulkan suatu gesekan yang
mengundang konflik seperti yang sering terjadi di daerah-daerah lain di
Indonesia.
Sipirok adalah lembah kerukunan ummat beragama yang menjadi
contoh yang baik bagi daerah-daerah lainnya. Derah yang pernah melahirkan
tokoh-tokoh bangsa dimasanya ini bukan hanya mendoktrin masyarakatnya untuk
senantiasa menjaga perdamaian, tetapi juga mengajarkan tentang pemahaman akan
pentingnya kehidupan beragama.
Masyarakat mayoritas tidak pernah jumawa dan selalu
mengayomi, sebaliknya masyarakat minoritas tidak pernah tertindas dan tidak
merasa terpinggirkan. Semua berbaur menjadi satu ketika berada dalam konteks
berkehidupan sosial. Sementara dalam konteks beragama semua saling memberi
ruang tanpa harus mengusik penganut kepercayaan lain.
Pentingnya nilai-nilai keagamaan dan pancasila sebagai
dasar untuk mengenal toleransi dan saling menghargai sejatinya harus tertanam
sejak dini pada generasi saat ini. Masyarakat sipirok menyadari menyikapi
toleransi dan kerukunan tidak harus ikut terlibat pada keyakinan agama lain.
Ummat muslim tidak harus ke gereja pada acara keagamaan
Kristen Protestan atau Katolik, demikian juga sebaliknya. Ummat agama yang satu
tidak pernah memaksakan kehendak untuk mengakui kebenaran agama lainnya, tidak
juga harus mendirikan tempat ibadah secara berdampingan seperti di Solo atau
beribadah di halaman rumah ibadah agama lain seperti yang terjadi di Malang.
Cukup dengan membiarkan masyarakat
menjalankan kewajibannya sebagai ummat beragama sesuai kepercayaan serta
keyakinannya masing-masing dengan koridor yang tepat dan aturan yang berlaku.
Banyaknya konflik yang ditimbulkan dari issu agama
merupakan bencana sosial yang harus mendapatkan penanganan serius. Sipirok
harus tetap menjadi daerah lembah kerukunan yang menjadi pionir bagi daerah
lain yang ada di negeri ini.
Sikap toleransi yang sudah tertanam pada generasi penerus
Sipirok harus dirawat dengan baik agar Sipirok sebagi Ibukota Kabupaten
Tapanuli Selatan menjadi contoh teladan bagi semua elemen yang yang masih
kurang paham akan makna toleransi.
Karena pada dasarnya memupuk kerukunan antar ummat beragama
harus dimulai dengan mencintai sesama dengan asas prinsip kekeluargaan seperti
yang sudah di praktekkan masyarakat Sipirok selama bertahun-tahun.
Sudah menjadi keharusan bahwa Indonesia dengan segala
keberagamannya harus bisa lebih dewasa dalam memaknai kerukunan dan toleransi.
Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara yang beragama sejatinya menjadi
prioritas yang harus di utamakan pada pendidikan formal maupun non formal.
Agama adalah hak mutlak yang dimiliki setiap manusia
setelah hak untuk hidup. Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan dalam
ajarannya, sehingga setiap individu atau kelompok tidak boleh lagi berlaku
intoleran terhadap ajaran lain yang tidak sepaham dengannya.
Sipirok merupakan salah satu contoh kecil dari sekian
banyak daerah yang sudah mampu mengimplementasikan tentang hidup damai dalam
keberagaman. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri ketika setiap elemen
masyarakat sipirok tidak pernah terhasut pada issu yang selalu menjurus pada
konflik agama.
Masyarakat sipirok adalah masyarakat yang bijaksana dalam
memilih dan memilah informasi yang ingin memecah belah bangsa. Sehingga perbedaan menjadi sebuah keniscayaan
yang Tuhan ciptakan agar setiap individu mampu mencari kebenaran yang hakiki
menurut agama dan keyakinan yang di imaninya. (BS)
0 Comments