Beritasimalungun, Jakarta-Rakornas Forkopimda di Sentul International Convention Center, Rabu 13 November 2019. Bupati Simalungun JR Saragih menghadiri undangan Rapat Koordinasi Nasional
Pemerintah Pusat dan Forkopimda Tahun 2019.
Tujuan Rapat Koordinasi ini
adalah untuk mendukung 5 ( lima ) program Prioritas Pembangunan Nasional
Tahun 2019 - 2024 yaitu:
1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyederhanaan Regulasi
4. Reformasi Birokrasi ; dan
5. Transformasi Ekonomi.
1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyederhanaan Regulasi
4. Reformasi Birokrasi ; dan
5. Transformasi Ekonomi.
Seperti dikutip dari Suara Pembaruan, selain peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), pembangunan infrastruktur masih menjadi fokus pemerintahan
Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada lima tahun ke depan. Terkait
fokus tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kempupera) akan melanjutkan dan menghubungkan infrastuktur yang telah
dibangun dengan kawasan-kawasan khusus pariwisata, produksi, dan kawasan
industri.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, John Wempi Wetipo
mengungkapkan, di dalam Renstra 2020 – 2024, fokus pembangunan
infrastruktur di antaranya sumber daya air, jalan dan jembatan,
pemukiman, dan perumahan. Di bidang Sumber Daya Air, yang akan dilakukan
antara lain pembangunan 60 unit bendungan, 1000 embun, dan 500.000
hektar pembangunan daerah irigasi.
Untuk konektivitas jalanan dan jembatan, fokusnya adalah pembangunan
3.000 kilometer jalan baru yang mendukung kawasan strategis, antara lain
Trans Papua, Manokwari – Pegunungan Arfak, akses ke Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) KEK Galang Batang (Kepulauan Riau) dan KEK Bitung (Sulut),
Pelabuhan dan Bandara Akses Patimban (Jabar), Akses NYIA Kulon Progo
(DIY), Akses PLBN Yetekkun (Papua) dan Sei Nyamuk Nunukan (Kaltara).
Lalu akses ke Kawasan Industri antara lain Kawasan Industri dan
Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning (Kaltara), Kawasan
Pariwisata yakni Jalan Bandara International Lombok - Mandalika (NTB),
Likupang (Sulut), Lingkar Danau Toba, Jalan Lingkar Sorong – Pelabuhan
Arar (Papua), serta Penuntasan Missing Link Jalan Sambas – Temajuk
(Kalbar), Nanga Pinoh (Kalbar) – Tumbang Samba (Kalteng), Gempang –
Pameu (Aceh).
Selain itu, Kempupera juga memprogramkan pembangunan 2.500 km Jalan
Tol dengan menyelesaikan jalan tol Trans Jawa yaitu Probolinggo -
Banyuwangi, Tol Trans Sumatera antara lain Sigli – Banda Aceh, Pekanbaru
– Dumai, Kayu Agung – Palembang – Betung, Tol Jabodetabek antara lain
Serpong – Balaraja, Jakarta – Cikampek II Selatan dan Cimanggis –
Cibitung, Tol Non-Trans Jawa antara lain Serang – Panimbang, Cileunyi –
Sumedang – Dawuan.
Untuk pembangunan jalan tol baru antara lain untuk ruas Tol Non Trans
Jawa, seperti Yogyakarta – Bawen, Cileunyi – Garut – Tasikmalaya, Tol
Trans Sumatera Palembang – Tanjung Api-Api, Binjai – Langsa, Tebing
Tinggi – Dumai, Dumai – Rantau Prapat, Jambi – Rengat, Tebing Tinggi –
Pematang Siantar – Parapat, dan Pekanbaru – Bukit Tinggi – Padang. Fokus
lainnya adalah pembangunan 60.000 meter Jembatan Panjang antara lain
Sumatera – Bangka (Sumsel dan Babel), Batam – Bintan (Kep. Riau), Pulau
Balang (Kaltim), Sambas Besar (Kalbar), dan Muna – Buton (Sultra).
“Di bidang permukiman, Kementerian PUPR akan melakukan peningkatan
akses 90% terhadap air minum layak, akses 80% terhadap sanitasi dan
persampahan, serta penanganan 10.000 hektar kawasan kumuh yang tersebar
di seluruh Indonesia. Kemudian di bidang perumahan akan dibangun
sebanyak 50.000 unit rumah susun, 25.000 unit rumah khusus, dan
1.500.000 unit rumah swadaya,” kata John Wempi Wetipo, di acara Rapat
Koordinasi Nasional (Rakornas) antara Pemerintah Pusat dengan Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia, di kawasan Sentul,
Bogor, Rabu (13/11/2019).
Dalam pembangunan infrastruktur tersebut, John Wempi menegaskan
strategi yang akan dijalankan adalah melanjutkan pembangunan
infrastruktur (2015-2019) untuk mendukung pengembangan wilayah seperti
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), kawasan industri, kawasan bandara atau pelabuhan, dan kawasan
produktif lainnya. Kemudian meningkatkan kompetensi SDM melalui
sertifikasi tenaga kerja konstruksi dan program link and match yang
mempertemukan industri jasa konstruksi dan dunia pendidikan.
Strategi lainnya adalah mengembangkan strategi pembiayaan alternatif
melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan skema
lainnya yang menarik bagi investor, memperkuat dan membuka peluang kerja
bagi kontraktor nasional ata lokal dengan melakukan pembinaan melalui
regulasi dan kebijakan pemaketan, serta meningkatkan penggunaan material
dan peralatan produksi dalam negeri.
“Penyederhanaan regulasi dan birokrasi juga akan dilakukan, antara
lain dengan merevisi Permen PUPR yang menghambat, serta mempercepat
pengadaan barang dan jasa (lelang dini) agar infrastruktur diselesaikan
tepat waktu dengan tetap menjaga kualitas konstruksi,” ujar John Wempi.
(BS-Rel/ Rodo Timbul Saragih)
0 Comments