Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pembuangan Bangkai Babi Sembarang Membuat Gubernur Sumut Geram

Alat berat milik Pemkot Medan memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/11/2019). Sedikitnya 366 bangkai babi dikuburkan di beberapa titik dari total 5.800 ekor babi mati diduga akibat wabah virus Hog Cholera dan African Swine Fever atau demam babi Afrika di 11 kabupaten/kota di Sumut. (Antara Sumut/Irsan)

Minta Pembuang Bangkai Babi Sembarangan Dihukum

Medan, BS-Gubernur Sumut Edy Rahmayadi benar-benar geram melihat kejadian pembuangan bangkai babi disembarang tempat di Kota Medan sekitarnya. Bahkan Gubsu meminta semua yang terkait bisa menyelesaikan kasus wabah virus hog cholera babi dan termasuk memberi tindakan tegas kepada pelaku pembuang bangkai babi itu secara sembarangan agar ada efek jera.

“Perlu dilakukan penyuluhan kepada peternak, memberikan vaksinasi, pengawasan lalu lintas babi itu hingga penindakan terhadap pelaku yang membuang bangkai babi secara sembarangan," ujarnya di Medan, Senin lalu.

Dia mengaku sudah menegaskan hal itu dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Tindakan tegas terhadap pelaku pembuang bangkai babi ke sungai dan lokasi lainnya dilakukan untuk menimbulkan efek jera. Efek jera diperlukan mengingat tindakan pelaku sudah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Saya sudah minta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk kementerian dan penegak hukum menyelesaikan virus hog cholera babi dan pembuangan bangkai babi itu secara sembarangan," ujarnya.

Akibat banyaknya bangkai babi di buang ke sungai, warga khawatir memakan ikan dengan alasan takut tercemar.

Selain masalah virus babi, Forkopimda membahas penyelesaian berbagai masalah termasuk dugaan pencemaran mercuri di Mandailing Natal yang menimbulkan lahirnya beberapa anak cacat di kabupaten itu. Kemudian soal keamanan dan kemudahan investasi , stunting dan lainnya.

"Berbagai masalah harus bisa diatasi cepat dan peluang bisa dimanfaatkan segera," katanya.

Sungai Wampu Langkat

Sementara itu, bangkai babi hanyut kembali ditemukan di Sungai Wampu Kabupaten Langkat saat masyarakat melintas dengan menggunakan getek dari Bingai menuju Stabat.

"Ada ditemukan bangkai babi di Sungai Wampu," kata salah seorang warga yang melintas dengan menggunakan getek, Syafaruddin, di Wampu, Senin (18/11/2019).

Saat itu sekira pukul 06.30 WIB, ada beberapa orang di atas getek yang hendak menuju Desa Banyumas mengantar keluarga mereka yang hendak bersekolah.

"Lalu terlihatlah bangkai babi itu. Setelah sampai di pinggiran salah seorang dari warga berusaha untuk menghanyutkan bangkai babi itu agar tidak tertahan di pinggir sungai," jelasnya.

Ini nampaknya ini temuan kedua dimana sebelumnya warga yang melintas dengan menggunakan getek juga melihat delapan ekor bangkai babi mati dihanyutkan ke Sungai Wampu.

Waktu itu Isra Fanshuri menyampaikan warga juga melihat bangkai babi dihanyutkan di Sungai Wampu saat melintas mempergunakan getek. 

Polisi Amankan

Sebelumnya, anggota Polsek Helvetia Polrestabes Medan mengamankan seorang warga daerah setempat atas dugaan membuang bangkai babi di Jalan Karya VII/Kapten Sumarsono, Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Minggu (17/11/2019) dini hari.
Foto Antara
Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Hartanto, Minggu, mengatakan bahwa aparat keamanan meringkus pelaku berinisial SHB (55), penarik beca bermotor (parbetor) warga Jalan Turi, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Sunggal.

Menurut dia, pelaku diringkus polisi ketika hendak membuang bangkai babi di aliran parit, Jalan Karya VII, Desa Helvetia.

“Penangkapan terhadap pelaku itu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh masyarakat, kemudian ditindaklanjuti ke lapangan," ujarnya.

Kompol Hartanto mengatakan bahwa tim Pegasus Polsek Helvetia turun ke lokasi, kemudian langsung memeriksa ke dalam becak bermotor, lalu polisi menemukan ada goni yang berisi dua ekor bangkai babi.

“Selanjutnya, petugas memboyong pelaku beserta barang bukti becak beserta dua ekor bangkai babi ke Mapolsek Sunggal untuk pemeriksaan," katanya.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, babi yang mati akibat hog cholera atau kolera babi ditemukan di 11 kabupaten/kota di Sumut.

Ia lantas menyebutkan sejumlah daerah itu, yakni Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir. Ternak babi yang terdata mati akibat hog cholera di Sumatera Utara sudah mencapai 5.800 ekor.(BS-Berbagaisumber/Lee)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments