Minta Pembuang
Bangkai Babi Sembarangan Dihukum
Medan, BS-Gubernur
Sumut Edy Rahmayadi benar-benar geram melihat kejadian pembuangan bangkai babi
disembarang tempat di Kota Medan sekitarnya. Bahkan Gubsu meminta semua yang
terkait bisa menyelesaikan kasus wabah virus hog cholera babi dan termasuk
memberi tindakan tegas kepada pelaku pembuang bangkai babi itu secara
sembarangan agar ada efek jera.
“Perlu
dilakukan penyuluhan kepada peternak, memberikan vaksinasi, pengawasan lalu
lintas babi itu hingga penindakan terhadap pelaku yang membuang bangkai babi
secara sembarangan," ujarnya di Medan, Senin lalu.
Dia mengaku
sudah menegaskan hal itu dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda). Tindakan tegas terhadap pelaku pembuang bangkai babi ke sungai
dan lokasi lainnya dilakukan untuk menimbulkan efek jera. Efek jera diperlukan
mengingat tindakan pelaku sudah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Saya
sudah minta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan untuk berkoordinasi
dengan pihak terkait termasuk kementerian dan penegak hukum menyelesaikan virus
hog cholera babi dan pembuangan bangkai babi itu secara sembarangan,"
ujarnya.
Akibat
banyaknya bangkai babi di buang ke sungai, warga khawatir memakan ikan dengan
alasan takut tercemar.
Selain masalah
virus babi, Forkopimda membahas penyelesaian berbagai masalah termasuk dugaan
pencemaran mercuri di Mandailing Natal yang menimbulkan lahirnya beberapa anak
cacat di kabupaten itu. Kemudian soal keamanan dan kemudahan investasi ,
stunting dan lainnya.
"Berbagai
masalah harus bisa diatasi cepat dan peluang bisa dimanfaatkan segera,"
katanya.
Sungai Wampu
Langkat
Sementara itu,
bangkai babi hanyut kembali ditemukan di Sungai Wampu Kabupaten Langkat saat
masyarakat melintas dengan menggunakan getek dari Bingai menuju Stabat.
"Ada
ditemukan bangkai babi di Sungai Wampu," kata salah seorang warga yang
melintas dengan menggunakan getek, Syafaruddin, di Wampu, Senin (18/11/2019).
Saat itu
sekira pukul 06.30 WIB, ada beberapa orang di atas getek yang hendak menuju
Desa Banyumas mengantar keluarga mereka yang hendak bersekolah.
"Lalu
terlihatlah bangkai babi itu. Setelah sampai di pinggiran salah seorang dari
warga berusaha untuk menghanyutkan bangkai babi itu agar tidak tertahan di
pinggir sungai," jelasnya.
Ini nampaknya
ini temuan kedua dimana sebelumnya warga yang melintas dengan menggunakan getek
juga melihat delapan ekor bangkai babi mati dihanyutkan ke Sungai Wampu.
Waktu itu Isra
Fanshuri menyampaikan warga juga melihat bangkai babi dihanyutkan di Sungai
Wampu saat melintas mempergunakan getek.
Polisi Amankan
Sebelumnya, anggota
Polsek Helvetia Polrestabes Medan mengamankan seorang warga daerah setempat
atas dugaan membuang bangkai babi di Jalan Karya VII/Kapten Sumarsono, Desa
Helvetia, Kecamatan Sunggal, Minggu (17/11/2019) dini hari.
Foto Antara |
Kasat Reskrim
Polrestabes Medan Kompol Hartanto, Minggu, mengatakan bahwa aparat keamanan
meringkus pelaku berinisial SHB (55), penarik beca bermotor (parbetor) warga
Jalan Turi, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Sunggal.
Menurut dia,
pelaku diringkus polisi ketika hendak membuang bangkai babi di aliran parit,
Jalan Karya VII, Desa Helvetia.
“Penangkapan
terhadap pelaku itu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh masyarakat,
kemudian ditindaklanjuti ke lapangan," ujarnya.
Kompol
Hartanto mengatakan bahwa tim Pegasus Polsek Helvetia turun ke lokasi, kemudian
langsung memeriksa ke dalam becak bermotor, lalu polisi menemukan ada goni yang
berisi dua ekor bangkai babi.
“Selanjutnya,
petugas memboyong pelaku beserta barang bukti becak beserta dua ekor bangkai
babi ke Mapolsek Sunggal untuk pemeriksaan," katanya.
Berdasarkan
data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, babi yang mati akibat hog
cholera atau kolera babi ditemukan di 11 kabupaten/kota di Sumut.
Ia lantas
menyebutkan sejumlah daerah itu, yakni Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli
Serdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah,
Tapanuli Selatan, dan Samosir. Ternak babi yang terdata mati akibat hog cholera
di Sumatera Utara sudah mencapai 5.800 ekor.(BS-Berbagaisumber/Lee)
0 Comments