Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Keramba Jebol, Haranggaol Mendadak Jadi “Kolam Pemancingan” Terbesar di Danau Toba

Para pemancing memadati pantai Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. (Foto Istimewa)

Haranggaol, BS
-Paska angin kencang dan gelombang pasang yang melanda Danau Toba pecan lalu, kini pantai Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun mendadak jadi “kolam pemancingan” terbesar di Danau Toba. Pasalnya sejak Jumat 2 April 2021 para mancing mania menyerbu Danau Toba Haranggaol memburu ikan yang lepas dari Keramba Jaring Apung (KJA) akibat diterjang gelombang dan angin kencang.

Soemardi Sinaga, Ketua Namaposo Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Haranggaol kepada Beritasimalungun, Rabu (7/4/2021) mengatakan, hingga rabu para pemancing masih memadati lapak-lapak pemancingan darurat disepanjang pantai Danau Toba Haranggaol. 

“Banyak lepas ikan dari keramba di Haranggaol karena ombak besar disertai angin kencang. Bahkan ada juga KJA milik warga Paropo, Kabupaten Dairi terbawa arus hingga ke Haranggaol. Secara detail tidak ada jumlah ikan yang lepas dari KJA dan kerugian yang dialami pemilik KJA,” ujar Soemardi Sinaga.

Disebutkan, para pemancing banyak mendapatkan ikan hasil pancingan, seperti ikan Nila dan ikan mas. Kini Haranggaol mendadak jadi kolam pemancingan terbesar di Danau Toba.

Sementara Jefri Antony Manorsa, warga Haranggaol mengatakan Danau Toba kini bersedekah di Haranggaol, #KolamPancingTerbesar#, tulisnya dilaman media sosialnya.

Kata Soemardi Sinaga, ombak besar dan angin kencang di Danau Toba wilayah Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun terjadi sejak Rabu (31/3/2021). Ketinggian ombak hampir mencapai 1 meter lebih.

Menurut  Soemardi Sinaga,  ombak muncul mulai pagi hari. Selain ombak di danau, angin kencang juga melanda wilayah itu. Aktivitas warga juga terganggu dengan keadaan itu dan juga aktivitas petani KJA juga terganggu.

Katanya, danau itu berombak mengganggu aktifitas, hal itu juga riskan membuat jangkar keramba longgar. "Untuk itu, guna menghindari hal yang tidak diinginkan, kita minta, warga mengurangi aktifitas di danau," kata Soemardi Sinaga.

Selain dilanda angin kencang dan ombak, debit air Danau Toba juga surut. Menurut warga, hal itu terjadi akibat intensitas curah hujan minim. “Air danau memang surut jika terjadi kemarau. Kalau musim hujan debit air kembali naik," pungkasnya.

Dihentikan

Sementara akibat cuaca ekstrem, aktivitas penyeberangan Tigaras-Simanindo Kecamatan Dolokpardamean Kabupaten Simalungun sempat dihentikan untuk sementara waktu, menunggu kondisi cuaca stabil. Namun pada Rabu (7/4/2021) sudah normal kembali.

Kordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan (Korsatpel) Tigaras-Simanindo Burhanuddin Simorangkir kepada wartawan mengatakan, penghentian operasional dikarenakan angin kencang yang melanda Danau Toba di wilayah perairan Tigaras, sehingga sejak pukul 11.00 WIB aktivitas penyeberangan dari Tigaras-Simanindo atau sebaliknya baik menggunakan Ferry maupun kapal motor kayu dihentikan sementara.

“Kita tidak ingin mengambil risiko, makanya penyeberangan untuk sementara waktu dihentikan sampai keadaan kembali normal," katanya.

Seperti diketahui, sepekan terakhir, gelombang air Danau Toba tinggi hingga mencapai sekitar satu meter akibat angin kencang. Kini para pelaku perkapalan wisata di Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon enggan berlayar demi menjaga keselamatan pelayaran.

"Sudah lima hari, cuaca di seputaran Kawasan Danau Toba extrim, gelombang air membesar hingga satu meter lebih akibat angin kencang sehingga membauat para pelaku jasa perkapalan di beberapa pantai di Parapat mengurungkan niat untuk berlayar demi menjaga keselamatan pelayaran di Danau Toba," ujar Pelaku Kapal Wisata Parapat, Marga Sitio dan Saragih di Pantai Pora-pora Parapat, Minggu (4/4/2021).

Sitio menjelaskan, beberapa hari terakhir cuaca di kawasan Danau Toba kerap hujan dan berangin kencang hingga membuat gelombang air cukup tinggi sehingga menyulitkan kapal wisata untuk berkeliling melayani wisatawan ke beberapa destinasi wisata di pesisir pantai Kawasan Danau Toba.

"Untuk sementara waktu, kita berhenti beroperasi dan menolak permintaan wisatawan untuk menggunakan jasa kapal akibat kondisi cuaca saat ini masih buruk dan dapat menyebabkan kapal terbalik. Namun kadang-kadang kita beroperasi juga melihat konidisi gelombang sudah kecil," kata Saragih.

Sitio dan Saragih berharap cuaca di Kawasan Danau Toba membaik sehingga gelombang air danau kecil agar kapal-kapal wisata dapat beroperasi seperti biasa.(Matra/Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments