Inung Benci Erwin

Dengan raut wajah yang cukup berseri dan tidak sedikitpun ada rasa
sedih, Inung ditemani ibunya, mengaku satu hari sebelumnya rencana
rekonstruksi tersebut sudah diketahuinya. “Aku baca di koran kemarin,
tapi aku malas datang,” kata Inung.
“Ngapain pula ke sana, gak ada artinya,”
sahut ibunda Inung. Disinggung soal perasaannya terhadap Erwin yang
sebelumnya cinta, Inung mengatakan bahwa ia tidak ada cinta lagi dan
sudah benci mengingat kelakuan Erwin. Ia mengaku bahwa rencana
pembunuhan yang dilakukan Erwin tersebut tidak diketahuinya.
“Dia orangnya tertutup Bang dan tak mau
cerita,” kata Inung. Menurutnya, hingga saat ini ia hanya berada di
rumah saja dan belum ada kerjaan. Namun demikian, dia mengaku belum
punya pacar lagi. “Wartawan saja yang sering datang ke rumah,” kata
ibunya. Namun pembicaraan tersebut terputus, kala Inung mengatakan bahwa
ia harus membaca kertas yang dikasih penyidik kepadanya.
Sekedar mengingatkan, rekonstruksi kasus
pembunuhan Siti Nurcaya yang dilakukan oleh Erwin Sihaan digelar,
Selasa (29/5) sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Aman Kelurahan Siopat
Suhu, Siantar Timur.
Pembunuhan itu dilakukan tersangka, Rabu (18/5) sekitar pukul 09.30 WIB di dalam rumah Siti di Jalan Aman.
Pembunuhan itu dilakukan tersangka, Rabu (18/5) sekitar pukul 09.30 WIB di dalam rumah Siti di Jalan Aman.
Terpisah, Dr Reinhard selaku dokter
Forensik mengatakan, hasil otopsi bahwa bekas tusukan dengan pisau yang
pernah ditunjukan polisi adalah sinkron dan tidak ada ke ganjilan.
Artinya, besar lubang tikaman tersebut sesuai dengan pisau tersbeut.
“Namun angka serta ukuran kelebaran lubang tersebut aku tidak ingat.
Tapi sinkronlah,” sebutnya.
Terkait sejumlah warga yang tidak belum
mempercayaai motif Erwin Siahaan hanya untuk mencuri gelang milik
korban, Dr Reinhard menjelaskan bahwa ketidak puasan warga itu sah-sah
saja dan wajar. Sebab, seluruh warga sudah tau kehidupan si korban yang
mungkin sangat sederhana. Sehingga saat tersangka datang dan membunuh
hanya untuk mengambil gelang sudah menjadi pertanyaan bagi masyarakat.
Ia menambahkan, bahwa jika memang
tersangka memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, seharunya tersangka
bisa membedakan gelang tesebut jenis emas atau bukan. Sebab emas dengan
imitasi dan lainnya terlihat jelas berbeda dan dapat dilihat dari kasat
mata mengenai kecerahan atau keburaan warna tersebut.
“Saya tidak tahu persis kondisi korban
begitu juga kehidupan tersangka.
Namun bila warga merasa tidak puas itu
adalah wajar. dan itu merupakan hak mereka,” ucapnya. Saat rekonstruksi
pada hari Selasa (29/5) kemarin, diperagakan bahwa Erwin datang ke rumah
Siti membawa tas berisikan pisau. Sehingga analisis warga yang
menyasikkan bahwa Erwin sudah merencanakan menghabisi nyawa korban.
Namun yang tidak terungkap, di mana dan kapan Erwin merencanakan
pembunuhan tersebut tidak terjawab.
Selain itu, pada adegan rekonstruksi
juga, sebelum melakukan pembunuhan Erwin keluar rumah dan pergi ke
warung sebelah rumah korban membeli supermi dan 3 buah telur, kemudian
Erwin menyuruh korban untuk memasaknya. Usai rekonstruksi, kepada METRO
Ummi selaku pemilik warung mengaku bahwa tidak mengingat lagi apakah
memang benar Erwin datang ke warungnya. “Aku tidak ingat siapa saja yang
datang. Jumlah jualanku pun tidak ku hitung,” ucapnya.
Saat melihat sepedamotor tersebut, ia
mengaku tidak melihat ke dalam rumah atau siapa saja di rumah. Sementara
saat ditanya apakah sudah pernah melihat Erwin Siahaan sebelumnya, Ummi
mengaku tidak pernah melihat Erwin. Sekedar mengingatkan, pasca
pembunuhan tersebut hampir semua warga menduga bahwa Ponijo suami korban
terlibat. Sebab Ponijo mengantar anaknya TK sekitar pukul 07.30 WIB.
Kemudian usai mengantar anaknya, Ponijo terlihat di salah satu warung di
Jalan Aman sekitar pukul 08.30 WIB. Kemudian Ponijo kembali menjemput
anaknya dari TK.
Sementara menurut hasil otopsi, korban
tewas sekitar pukul 08.45 WIB – 09.45 WIB. Dan kornan ditemukan tewas
oleh anaknya Cinta dan diberitahu kepada Suhartati sekitar pukul 10.00
WIB
Namun pada saat Ponijo diperiksa kepolisian ia mengaku sedang berada di USI dan kejadian tersebut diketahuinya lewat telepon Suhartati. Sehinga karena tidak ada bukti-bukti yang mengarah kedia, akhirnya Ponijo tidak ditahan.
Namun pada saat Ponijo diperiksa kepolisian ia mengaku sedang berada di USI dan kejadian tersebut diketahuinya lewat telepon Suhartati. Sehinga karena tidak ada bukti-bukti yang mengarah kedia, akhirnya Ponijo tidak ditahan.
Warga berharap hal-hal yang
disembunyikan Erwin Siahaan, akan terungkap di persidangan. “Nanti kita
lihat di persidangan, mungkin kalau di kepolisian informasinya tertutup.
Namun di persidangan nantinya, semuanya akan terbuka dan tidak ada
ditutup-tutupi. Makanya saya berharap, jaksa dan hakimnya supaya serius
menangani perkara ini,” ucap Turnip kepada METRO. (METROSIANTAR.COM)
0 Comments