Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sengaja Tak Lihat Rekonstruksi Pembunuhan Siti


Inung Benci Erwin
Nursiam PurnamaNursiam PurnamaSIANTAR– Purnama alias Inung mengaku sudah benci dan tidak cinta lagi terhadap Erwin Siahaan sehingga dia tidak mau datang saat rekonstrusksi pembunuhan Siti Nurcahaya. Hal itu disampaikan Inung kepada METRO saat ia datang ke Polres Siantar atas panggilan penyidik, Kamas (31/5).

Dengan raut wajah yang cukup berseri dan tidak sedikitpun ada rasa sedih, Inung ditemani ibunya, mengaku satu hari sebelumnya rencana rekonstruksi tersebut sudah diketahuinya. “Aku baca di koran kemarin, tapi aku malas datang,” kata Inung. 

“Ngapain pula ke sana, gak ada artinya,” sahut ibunda Inung. Disinggung soal perasaannya terhadap Erwin yang sebelumnya cinta, Inung mengatakan bahwa ia tidak ada cinta lagi dan sudah benci mengingat kelakuan Erwin. Ia mengaku bahwa rencana pembunuhan yang dilakukan Erwin tersebut tidak diketahuinya.

“Dia orangnya tertutup Bang dan tak mau cerita,” kata Inung. Menurutnya, hingga saat ini ia hanya berada di rumah saja dan belum ada kerjaan. Namun demikian, dia mengaku belum punya pacar lagi. “Wartawan saja yang sering datang ke rumah,” kata ibunya. Namun pembicaraan tersebut terputus, kala Inung mengatakan bahwa ia harus membaca kertas yang dikasih penyidik kepadanya.

Sekedar mengingatkan, rekonstruksi kasus pembunuhan Siti Nurcaya yang dilakukan oleh Erwin Sihaan digelar, Selasa (29/5) sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Aman Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur.
Pembunuhan itu dilakukan tersangka, Rabu (18/5) sekitar pukul 09.30 WIB di dalam rumah Siti di Jalan Aman.

Terpisah, Dr Reinhard selaku dokter Forensik mengatakan, hasil otopsi bahwa bekas tusukan dengan pisau yang pernah ditunjukan polisi adalah sinkron dan tidak ada ke ganjilan. Artinya, besar lubang tikaman tersebut sesuai dengan pisau tersbeut. “Namun angka serta ukuran kelebaran lubang tersebut aku tidak ingat. Tapi sinkronlah,” sebutnya.

Terkait sejumlah warga yang tidak belum mempercayaai motif Erwin Siahaan hanya untuk mencuri gelang  milik korban, Dr Reinhard menjelaskan bahwa ketidak puasan warga itu sah-sah saja dan wajar. Sebab, seluruh warga sudah tau kehidupan si korban yang mungkin sangat sederhana. Sehingga saat tersangka datang dan membunuh hanya untuk mengambil gelang sudah menjadi pertanyaan bagi masyarakat.

Ia menambahkan, bahwa jika memang tersangka memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, seharunya tersangka bisa membedakan gelang tesebut jenis emas atau bukan. Sebab emas dengan imitasi dan lainnya terlihat jelas berbeda dan dapat dilihat dari kasat mata mengenai kecerahan atau keburaan warna tersebut.
“Saya tidak tahu persis kondisi korban begitu juga kehidupan tersangka. 

Namun bila warga merasa tidak puas itu adalah wajar. dan itu merupakan hak mereka,” ucapnya. Saat rekonstruksi pada hari Selasa (29/5) kemarin, diperagakan bahwa Erwin datang ke rumah Siti membawa tas berisikan pisau. Sehingga analisis warga yang menyasikkan bahwa Erwin sudah merencanakan menghabisi nyawa korban. Namun yang tidak terungkap, di mana dan kapan Erwin merencanakan pembunuhan tersebut tidak terjawab.

Selain itu, pada adegan rekonstruksi juga, sebelum melakukan pembunuhan Erwin keluar rumah dan pergi ke warung sebelah rumah korban membeli supermi dan 3 buah telur, kemudian Erwin menyuruh korban untuk memasaknya. Usai rekonstruksi, kepada METRO Ummi selaku pemilik warung mengaku bahwa tidak mengingat lagi apakah memang benar Erwin datang ke warungnya. “Aku tidak ingat siapa saja yang datang. Jumlah jualanku pun tidak ku hitung,” ucapnya.

Saat melihat sepedamotor tersebut, ia mengaku tidak melihat ke dalam rumah atau siapa saja di rumah. Sementara saat ditanya apakah sudah pernah melihat Erwin Siahaan sebelumnya, Ummi mengaku tidak pernah melihat Erwin. Sekedar  mengingatkan, pasca pembunuhan tersebut hampir semua warga menduga bahwa Ponijo suami korban terlibat. Sebab Ponijo mengantar anaknya TK sekitar pukul 07.30 WIB. Kemudian usai mengantar anaknya, Ponijo terlihat di salah satu warung di Jalan Aman sekitar pukul 08.30 WIB. Kemudian Ponijo kembali menjemput anaknya dari TK.

Sementara menurut hasil otopsi, korban tewas sekitar pukul 08.45 WIB – 09.45 WIB. Dan kornan ditemukan tewas oleh anaknya Cinta dan diberitahu kepada Suhartati sekitar pukul 10.00 WIB
Namun pada saat Ponijo diperiksa kepolisian ia mengaku sedang berada di USI dan kejadian tersebut diketahuinya lewat telepon Suhartati. Sehinga karena tidak ada bukti-bukti yang mengarah kedia, akhirnya Ponijo tidak ditahan.

Warga berharap hal-hal yang disembunyikan Erwin Siahaan, akan terungkap di persidangan. “Nanti kita lihat di persidangan, mungkin kalau di kepolisian informasinya tertutup. Namun di persidangan nantinya, semuanya akan terbuka dan tidak ada ditutup-tutupi. Makanya saya berharap, jaksa dan hakimnya supaya serius menangani perkara ini,” ucap Turnip kepada METRO. (METROSIANTAR.COM)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments