Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Korban Pasien Jampersal, Dipaksa Lahir Normal, Ibu dan Bayi Tewas


Dikubur Satu Peti
[FOTO: EKO] Hormaida beserta anaknya di peti jenazah sebelum dimakamkan.[FOTO: EKO] Hormaida beserta anaknya di peti jenazah sebelum dimakamkan.HATONDUHAN- Korban tewas pasien Jampersal Hormaida br Sidabutar (37) dan bayinya dikubur satu peti di pemakaman umum Dusun Pardomuan Nauli, Nagori Tangga Batu, Hatonduhan, Selasa (24/7) pukul 15.00 WIB. Pemakaman keduanya diiringi isak tangis keluarga korban terutama suaminya Togar Samosir (36) dan anaknya Janwelli Samosir yang masih berusia 2 tahun.

Pagi itu sebelum matahari terbit, keluarga korban mengadakan acara mompo atau memasukkan mayat ke rumah barunya atau peti mayat. Acara ini sekaligus memberikan Ulos Tujung dari Tulang pihak keluarga laki-laki kepada Togar Samosir. Pemberian ulos ini sebagai pertanda istri Togar sudah meninggal dunia. Saat pemberian ulos ini dibarengi tangisan histeris oleh Togar Samosir.

Setelah pemberian ulos itu, pihak keluarga perempuan memberikan kata nasihat kepada pihak keluarga laki-laki. Selain itu keluarga perempuan juga memberikan Ulos Batak sebagai tanda perpisahan dengan korban. Ternyata selain memberi ulos, ada juga dari keluarga perempuan yang memberikan uang duka kepada Togar. Begitu juga dari pihak keluarga besar Togar ada juga yang memberikan uang duka kepada keluarga yang kemalangan.

Selanjutnya dilakukan makan bersama antara keluarga korban beserta orang sekampung yang hadir di rumah duka itu. Beberapa tokoh masyarakat memberikan kata penyemangat kepada keluarga yang kemalangan. Selanjutnya, keluarga yang kemalangan menyerahkan kedua jasad kepada pihak gereja untuk di-sakramen. Usai acara sakramen, pihak gereja kembali menyerahkan jasad korban kepada keluarga untuk menutup peti mayat dan langsung dibawa ke pemakaman.

Lokasi pemakaman berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban dan berlokasi di perbukitan. Setiba di kuburan, peti diletakkan di atas kedua batang kayu yang melintang di atas tanah yang telah dikeruk. Kedua jenazah yang berada dalam satu peti lalu dimasukkan ke dalam tanah untuk dikuburkan. Acara pemakaman berjalan lancar, meski hujan gerimis turun sebentar.

Suara tangis mulai terdengar ketika Togar menyampaikan kepada putranya Janwelli Samosir yang masih kecil untuk tidak mencari ibunya lagi. “Mama mu telah pergi dan tidak akan kembali lagi, tidak usah lagi cari ya anakku,”  kata Togar dengan isak tangis kepada anaknya. “Kenapa Mama ditanam Pak, siapa yang buat itu,” tanya Janwelli kepada ayahnya. Mendengar Janwelli berbicara demikian, seketika tangisan histeris kembali terdengar di lokasi pemakaman itu. Akhinya Janwelli yang tadinya tidak menangis akhirnya ikut menangis dan memanggil ibunya. Keluarga dan warga yang ikut ke pemakaman sedih saat melihat Janwelli yang ditinggal pergi ibunya.

Tuntut RSU Djasamen

Adik korban Benri Sidabutar (36), warga Baru Tengah, Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, sengaja datang untuk menyaksikan pemakaman kakaknya. Dia mengatakan, setelah mengetahui kabar kematian kakaknya yang tragis itu, keluarga meminta agar pihak RSU Djasamen Saragih bertanggung jawab. 

Jika RSU Djasamen tidak mau bertanggung jawab, mereka akan melaporkan kasus ini ke Kementerian Kesehatan di Jakarta dengan dugaan malpraktik. “Jika pihak rumah sakit tidak mau bertanggung jawab, saya akan melaporkan kasus ini ke Kementerian Kesehatan,” ujar Benri Sidabutar.

Kakak korban yang lain, Darmawati br Sidabutar (42) menuturkan, mereka sangat keberatan dengan sikap pihak rumah sakit yang menelantarkan pasien Jampersal. Namun jika pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab, keluarga korban akan melaporkan kasus ini sesuai hukum yang belaku. “Kami dari pihak keluarga akan menuntut tuntas atas kejadian ini,” tegas Darmawati. (MSC)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments