Tadi
pagi saya terkaget-kaget. Kawan saya anggota DPRD Simalungun Bernand
Damanik bilang, Bupati Simalungun JR Saragih Rabu pekan ini berangkat
ke Yerusalem. Juga Sekdakab Simalungun, Gideon Purba. Dan saya makin
terkaget bahkan terbelalak. Bersama keduanya turut juga dua belas
pimpinan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Simalungun.
Diantaranya Asisten III Sudiahman Saragih, Kepala Dinas Pendidikan
Resman Saragih, Kepala Dinas PSDA Binsar Situmorang, Kepala Dinas PU
Bina Marga Jhon Sabiden Purba, Kepala Dinas Tarukim Topot Saragih,
termasuk Kepala Bappeda Janwanner Saragih.
Astagafirullah !
Itu artinya Simalungun ditinggalkan untuk beberapa waktu. Usai liburan
panjang lebaran, dilanjutkan dengan liburan ke luar negeri. Bukan main
memang nikmatnya jadi pejabat negeri. Dan sebagai anak negeri
Simalungun, saya cuma bisa terkaget-kaget serta terbelalak. Tidak lebih.
Apa boleh buat.
Sikap pertama saya adalah menelepon
Syahmidun Saragih, suami Nuriaty Damanik yang sekarang Wakil Bupati
Simalungun. Dari Syahmidun yang mantan Ketua DPRD Simalungun serta
politisi senior Partai Golkar itu saya mendapat tahu bahwa istrinya
tidak mendapat pelimpahan tugas sebagai Plh (Pelaksana Harian) Bupati
Simalungun.
Sikap kedua, saya telepon kawan saya Julius Silalahi yang
Wakil Ketua DPRD Simalungun. Dari politisi Partai Demokrat itu saya
mendapat tahu, Bupati Simalungun mendapat izin dari Menteri Dalam Negeri
untuk bepergian ke luar negeri. Sementara, Bernand Damanik bilang,
pemberitahuan ke DPRD saja JR Saragih tidak sampaikan.
Sebagai
anak negeri Simalungun pun, saya tak bisa bilang apa-apa menanggapi
kepergian JR Saragih bersama rombongannya ke luar negeri ini. Apalagi,
menurut Bernand Damanik, kepergian mereka bukan untuk perjalanan dinas.
Artinya, segala pembiayaannya tidak menjadi beban anak negeri Simalungun
yang ditampung dalam APBD. Mereka cuma pelesiran semata koq, yang sudah
barang tentu menggunakan uang pribadi masing-masing. Peduli apa saya,
bukan ? Kadang malah, pada diri sendiri pun saya tak peduli. Konon pula
pada JR Saragih, Gideon Purba, dan beberapa pejabat Eselon II lainnya di
jajaran Pemkab Simalungun.
Selanjutnya, saya buat status
pada FB berbunyi : Bupati dan Sekda serta beberapa Kepala Dinas di
jajaran Pemkab Simalungun sejak kemarin pelesiran ke luar negeri tanpa
izin Mendagri. Tanggapan Anda ?
Kawan saya, Ulamatuah
Saragih yang dosen pada Fakultas Hukum Universitas Simalungun segera
menyambutnya : Umroh ke Yerusalem. Lantas, kawan saya Tohap Simamora
yang mantan anggota KPID (Komisi Penyiaran Indonesia-Daerah) Sumatera
Utara bilang : Aji mumpung gratis.
Sementara, kawan saya Henry Purba
yang mantan penyiar di Radio CAS Fm Pematangsiantar menanggapi : Bagus
itu Bang. Buat apa pergi keluar negeri pakai izin kalau memang bisa
tidak pakai izin. Dan, gawatnya, kawan saya Henry PK Manurung yang
politisi PDIP Siantar tegas dan jelas menanggapi : Bupati = Raja Mutasi.
Makanya, Mendagri keder juga sama dia karena takut dinonjobkan.
Lantas,
seseorang bernama Agnisa Amanda yang saya tidak kenal secara fisik
menyebut : Itu menyalahi prosudur dan aturan yang berlaku. Bupati dan
petinggi daerah (harus) urus daerah pasca lebaran. Pasti ada tugas dan
pekerjaan yang sedang menanti. Ada-ada saja.
Selanjutnya,
kawan saya Jan Wiserdo Saragih yang Ketua Umum DPP KNPSI (Komite
Nasional Pemuda Simalungun Indonesia) memberi komentar : Tambah satu
poin lagi 'buku hitam' JR Saragih. Segera kami luncurkan.
Sementara,
kawan saya Turman Simanjuntak yang Orang Balige katakan : Makanya ada
Wakil Bupati. Di Tobasa dulu sering terjadi bupati , Wakil Bupati, Sekda
bepergian. Dus, pemerintahan berjalan tanpa komandan. Nantilah saya
ingatkan si Saragih, jika melancong lain waktu agar ngajak-ngajak jika
ada yang mau.
Turman juga menambahkan : Itu saja koq
repot. Aku ini orang kaya. Pesawat udara juga punya. Digugat di MK,
kecillah itu. Aku bayar saja peengacara Rp 1 miliar lebih. Cuma, kalian
saja yang telmi. Kalau aku jujur dan bersih, masyak aku bayar pengacara
semahal itu ? Lagi pula, aku kan pengusaha. Pasti dong memanfaatkan
segala kesempatan yang menguntungkan. Andai tak bisa ngakali APBD, suruh
para 'menteri' membiayai secara patungan.
Bresman
Marpaung pun memberi tanggapan : Resiko diberi otonomi. Nggak bakalan
dicopot koq. Yang pilih Bupati kan rakyat. Menteri dipilih Presiden. Tak
usah dibesar-besarkan. Sementara, Botou saya Rayyama Tania Saragih
mengatakan, Simalungun bukan masuk Indonesia. Karena itu dia merasa
menjadi Raja Simalungun sehingga tak perlu minta izin sama siapa pun.
Selanjutnya,
Appara saya Johnny M Simorangkir mengatakan : Tangkap karena
menghabiskan uang negara kalau uang negara yang dipakai. Sementara,
kawan saya Hermanto Sipayung yang wartawan Metro Siantar menulis :
Jalan-jalan dibalut dengan kata umroh.
Lawak-lawak saja di Simalungun
ini. Tapin ya sudahlah, biarlah begitu. Dan, seorang Marsal Ichal
mengatakan : Suasana lebaran sekalian money loundrying kalee. Sementara,
Mahadedi Sitanggang yang wartawan Harian SIB menulis : Mari kita
doakan, itu saja dari aku. Dan akhirnya, Rywandys Melinao seorang PNS di
Pemkab Simalungun cuma katakan : Mbak Desi Ratna Sari pernah berkata :
No comment !
Entah apa pun akhirnya yang muncul di layar
laktop, saya biarkan saja mengalir seperti air. Entah itu tanggapan,
komentar, pendapat atau apa saja. Termasuk, saya tidak mau mengurusi
lebih jauh apakah semua disampaikan karena ada kepentingan atau apa
saja. Kenapa rupanya. Semua koq bisa bilang apa saja, sebab kita sudah
lebih 67 tahun merdeka. Merdeka untuk berbicara, termasuk (apalagi)
merdeka untuk berpikir. Penjajah, entah penjajah dalam bentuk apa saja
sudah diusir dari negeri ini. Tidak cuma Belanda yang tamak dan rakus
itu.
Saya cuma membolak-balik Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Keluar
Negeri. Saya pikir, Permendagri ini tak perlu dipakai JR Saragih dan
kawan-kawan, sebab mereka bukan melakukan perjalanan dinas.
Cuma
pelesiran atau melancong semata dengan menggunakan uang pribadi. Itulah
sebabnya menurut saya, JR Saragih dan kawan-kawan memang tak memerlukan
izin dari Mendagri. Ini sekaligus artinya saya ingin membantah
penjelasan Julius Silalahi bahwa mereka mendapat izin dari Mendagri.
Julius, kawan saya yang satu ini memang kerap sekali sembarang ngomong
dan sekaligus ngomong sembarang. Mentang-mentang anggota apalagi Wakil
Ketua DPRD dia itu.
Lantas saya menerawang pada kesulitan
yang menyelimuti sekaligus membelenggu kehidupan anak negeri Simalungun
di banyak tempat. Apalagi, baru saja lebaran usai. Dan putra-putri
mereka membutuhkan biaya yang besar agar dapat melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi.
Harga-harga hasil bumi yang fluktuatif
tak karu-karuan, ruas-ruas jalan pedesaan yang kupak-kapik karena tak
pernah diperbaiki. Perekonomian anak negeri, sungguh dalam kondisi
terpuruk, dan JR Saragih lenggang kangkung melancong ke luar negeri.
Wahai, saya tak ingin melanjutkan lebih jauh. Air mata saya bisa menetes
dan jatuh dari kelopak mata saya yang kering karena kurang gizi.
Aparatur
Pemkab Simalungun memang harus lebih keras dan giat lagi melaksanakan
tugas dan kewajibannya. Terlalu banyak sektor yang bagai terabaikan
dikarenakan berbagai sebab dan lain hal. PAD (Pendapatan Asli Daerah)
saja untuk Tahun Anggaran 2012 ini, meski sudah melewati satu semester
masih tertagih Rp 31 miliar dari Rp 113 miliar yang ditargetkan. Saya
ragu, hingga tahun anggaran 2012 ditutup target PAD tak kunjung dapat
terpenuhi.
Tapi siapalah mau bilang apa. Keberangkatan
Sekda sekaligus beberapa pimpinan SKPD itu sudah barang tentu untuk
menyenangkan hati JR Saragih saja, bupati mereka, sekaligus pula
keinginan JR Saragih. Bukankah staf yang baik adalah yang taat, loyal,
setia, patuh dan nrimo terhadap pimpinannya.
Dan (apalagi) pimpinan
mereka adalah JR Saragih yang kaya raya dan pengusaha besar itu.
Berpelesiran dengan dan bersama pimpinan memang, merupakan sesuatu yang
menyenangkan secara lahir meski pun membuat tekanan batin. Oh ya, saya
sempatkan juga bah menyampaikan Selamat Idulfitri, maaf lahir batin. Si
Butet sudah lahir, tapi si Ucuk tertekan batin.
Oalah,
oalah. Saya memang terlalu. Terlalu dalam banyak soal yang keterlaluan.
Tapi saya pikir, biarlah semua berlalu. Berlalu bersama angin yang
mendayu-dayu. Kepergian JR Saragih dan kawan-kawan ke luar negeri, bagi
saya merupakan suatu sendu yang pilu.Bukan sesuatu yang merdu merayu.
Begitulah, Kawanku !
_________________________________________________________________________________________________Siantar Estate, 23 Agustus 2012
Ramlo R Hutabarat
HP : 0813 6170 6993
________________________________________________________________________________________________
Asan Damanik Dari nama-nama mereka yg pergi itu saja sdh ngerti kita...tdk ada yg bisa bhs Inggris itu...jadi rane-rame biar bisa tetap bicara bhs Simalungun atau bhs Indonesia. Kalau sendiri mana berani itu mereka...hahahaha...biar aja biar pernah ke LN...kasihan mereka itu tahunya hanya Seribudolok, Raya, dan Siantar aja.
Marim Purba
Setahu saya kalau gak diundang untuk acara tertentu di luar negeri, dan tidak bermaksud melakukan kerjasama, gak perlu ijin Mendagri. Tapi tidak bertugas karena alasan tertentu (termasuk ke luar negeri) harus ijin Gubernur. Wakil Bupati gak...Lihat Selengkapnya
Ramlo Hutabarat Dengan penjelasan Marim Purba, penjelasan Julius Silalahi semakin asal ngomong. Asbun, kata orang kampungku.
Marim Purba Masalahnya Wakil Bupati pun tetap tak bisa melakukan sesuatu, sebab simpul administrasinya ada di Sekda. Sementara Sekdanya ikut pergi? Weleh-weleh, repot ..
Eliamen Saragih Sumbayak membaca berita ini, kesempatan tuh, wakil mengkudeta bupati????? Tapi jangan2 bagian dari JR juga. entah kemanalah dibawa simalungun ini.....sebagai org simalungun di jabodetabek ikut prihatin dengan berita ini. Kinerja JR selama Bupati tidak membawa dampak signifikan kepada daerah simalungun, utk dirinya dan kroninya mungkin ya.Rapor dia yang bagus hanya rajin mutasi. Salam Perubahan
Sarmedi Purba Semuanya ga jelas. Prinsip mereka, kalau tidak dilarang berarti boleh dilakukan, apa saja, kata orang hukum
Ultri Sonlahir Simangunsong Tentu - terkait tidak optimalnya PAD dan keberangkatan ke LN - agar fair-play, Bung Ramlo sebaiknya juga melakukan cross-check langsung ke narasumbernya. Kami menunggu..
Jhon W Sipayung jadi inilah yang dinamakan kemerdekaan di negeri ini,bebas melakukan apa saja dan tak ada sanksi,saya pikir sudah jelas makna kemerdekaan itu
HotmanParulian Purba Negri ini tdk jelas sistemnya, makanya gampang di mainkan orang yg punya niat jahat. Ganupan pamangus pakon begu ganjang.
Sarmedi Purba Memang warga Kristen belakangan ini agak iri dengan teman Muslim yang tidak dikritik pergi naik haji atau umroh. Mereka diupa-upa, ditepungtawari, didoakan oleh segenap keluarga dan pejabat setempat. Lantas kalau teman Kristen yang ingin napak tilas kehidupan Yesus di Jerusalem, Palestina dan Mesir kita tidak dukung? Jadi mulai tahun depan, kita adakanlah acara MAMBORASTENGERI acara ziarah ke Jerusalem. apakah pak Ramso setuju?
Ramlo Hutabarat Wahai Pak Doktor. Jgn iri, dengki dan sakit hati. Apalagi, dalam Islam naik haji adalah ibadah yg wajib bagi yg mampu. Soal mamborastengeri sanak saudara kita yg ke Yerusalem, kenapa tidak ?
Asenk Lee Saragih ruarbiasa itu bupati dan anakbuahnya............pelesiran gitu saat libur resmi dong, jangan pas jam kerja. weleh-welehhhhhhhhhhhhhhhh h (Sumber Dari FB Ramlo Hutabarat)
0 Comments