Sawah Jadi Ladang Jagung
SIMALUNGUN – Saluran
irigasi di Huta Blok Songo, Dusun I, Nagori Marihat Baris, Kecamatan
Siantar jebol pertengahan tahun 2012 lalu. Namun hingga saat ini belum
diperbaiki pemerintah, akibatnya persawahan dan kolam berubah menjadi
perladangan jagung dan ubi.
Amatan METRO, jebolnya tanggul irigasi
memang berdampak besar bagi petani terutama petani sawah dan kolam ikan.
Untuk mendapat pasokan air, mereka memanfaatkan air yang mengalir di
saluran persawahan yang volume airnya tidak mencukupi.
Terbatasnya volume air membuat para
petani terpaksa mengalihkan lahan persawahan mereka menjadi lahan
tanaman jagung dan ubi. Hal ini terpaksa mereka lakukan, karena memang
tidak ada pilihan lain. Pasalnya, menanam jagung dan ubi tidak
memerlukan banyak air.
Sementara petani yang lahan persawahan
dan kolamnya yang masih memiliki pasokan air, terpaksa harus berbagi
dengan petani lain, dan harus merendam sawah mereka dengan air
secukupnya.
Seorang warga Blok Songo Supriadi (23)
mengatakan, permasalahan ini sudah mereka laporkan ke pihak kecamatan
dan instansi terkait, tetapi sampai belum ada upaya memperbaiki saluran
irigasi yang rusak tersebut.
Untuk mengatasinya, warga memang menimbun
saluran irigasi yang jebol dengan pakai alat berat dan meletakkan
pasir-pasir dalam karung, tapi karena hujan, timbunannya habis dibawa
air. “Dulu pernah camat datang, tapi hanya mengecek saja dan saat itu
dia (camat) mengatakan, belum memastikan kapan akan diperbaiki,” kata
Supriadi.
Diceritakannya, mulanya saluran irigasi
yang jebol hanya beberapa meter saja dan karena hujan terus menurus
turun, bangunan yang jebol tambah meluas dan akhirnya longsor.
Sayangnya, tidak ada tanggapan pemerintah dan longsoran terus dibiarkan
dan merembes hingga mencapai 50 meter dan sebagian besar sudah mengenai
pesawahan warga.
Warga berharap agar Pemkab Simalungun
segera membangun kembali saluran irigasi yang jebol tersebut. Karena,
petani sudah banyak mengalami kerugian. “Masyarakat di sini umumnya
petani yang banyak mengetahui tentang bercocok tanam padi sawah.
Untuk tanaman lain, mereka belum banyak pengetahuan. Inilah salah satu penyebab petani rugi,” kata Supriadi.
Saluran Irigasi Jebol Sawah & Kolam Terancam Kering
SIMALUNGUN – Saluran irigasi yang berada di
Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Simalungun, jebol. Amatan METRO,
Saluran irigasi yang sudah berusia puluhan tahun itu jebol sejak
sepekan terakhir. Akibatnya banyak warga yang berprofesi sebagai petani
terpaksa menunda musim tanam mereka, karena pasokan air kurang.
Menurut peternak ikan R Saragih (25), untuk sementara ini, warga
hanya mengandalkan air seadanya. Karena air yang seharusnya mengalir
dari tali air, kini tidak ada lagi. “Biasanya air yang mengaliri kolam
saya lancar, tapi sekarang airnya sedikit. Itu pun harus dibagi dengan
kolam-kolam lain,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa sebelum jebolnya saluran irigasi
tersebut, sawah milik warga sudah dikeringkan karena usia padi sudah
tua.
“Untungnya warga yang menanam padi sudah sempat panen. Namun dampak
lain, warga harus menunda menanam lagi bibit padi, sampai ada perbaikan
saluran irigasi tersebut,” katanya.
Menurutnya, mereka sudah melaporkan kejadian itu kepada kepala desa
di sana. Namun sampai saat ini tidak ada tanggapan mengenai jebolnya
saluran irigasi ini. Warga berharap agar Pemkab Simalungun menanggapi
keluhan mereka.
“Air irigasi ini sangat penting untuk kehidupan warga. Mayoritas mata
pencarian kami adalah bertani. Makanya saluran irigasi yang jebol itu
harus segera diperbaiki,” ungkap Saragih.
Tanggul Irigasi Silomalaha Jebol 250 Ha Sawah Kering
SIMALUNGUN –
Tanggul irigasi di Blok Songo Nagori Silomalaha, Kecamatan Siantar,
Simalungun, yang jebol sejak beberapa bulan lalu, belum juga mendapat
perbaikan. Akibatnya 250 hektare sawah milik petani mulai Dusun Blok
Songo hingga Dusun Sionggang mengalami kekeringan.
Adapun tanggul irigasi itu kini tampak mengalami kerusakan hingga sepanjang 100 meter. Sementara kedalaman tanggul irigasi itu sudah mencapai 7 meter. Itu diakibatkan kikisan air yang terjadi saat hujan deras, di mana tanah dari perladangan warga juga ikut terbawa arus.
Menurut warga Blok Songo, Surip (42), sepengetahuannya tanggul yang mengairi persawahan mereka jebol saat hujan deras melanda lokasi pada pertengahan Juli 2012. Begitu mengetahui adanya kerusakan, warga langsung melaporkannya kepada pangulu dan camat, bahkan Bupati Simalungun JR Saragih. Namun hingga saat ini, belum ada perbaikan sama sekali.
Padahal Bupati Simalungun sudah pernah melihat lokasi dan berjanji segera memperbaikinya, atau dua bulan setelah kunjungannya tersebut. “Jika tidak jebol, seharusnya kami sudah dua kali panen padi. Namun sekarang petani tidak bisa menanam padi. Sebagian warga kemudian memilih berlalih tanaman dan menanam jagung serta kacang-kacangan.
Meski kondisinya demikian, ada juga beberapa petani yang tidak memiliki pilihan lain dan bergotong royong untuk mengalihkan air dari sungai-sungai kecil ke sawah mereka. Kini mereka masih bisa menanam padi meski tetap saja kekurangan air,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan warga Silomalaha, Yatna (53). Ia berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan irigasi tersebut. “Lebih dari setengah warga Silomalaha ini merupakan petani dan mempunyai sawah airnya bergantung dari saluran irigasi yang jebol itu. Kalau ditelusuri, aliran irigasi itu sampai ke Desa Sionggang. Kami bukan tidak mau untuk melakukan gotong-royong. Tapi kondisi tanggul ini sudah terlalu parah kerusakannya. Jadi sia-sia saja nantinya jika tidak ada bantuan pemerintah,” ujarnya.
Sementara Pangulu Nagori Silomalaha Jamaluddin Silalahi, kepada METRO mengungkapkan, pasca jebolnya tanggul irigasi itu, pihaknya sudah menyurati instansi terkait. Saat Bulan Ramadan 2012 yang lalu, Bupati Simalungun JR Saragih sudah langsung meninjau ke lokasi.
“Meskipun Rombongan Bupati JR Saragih datang dengan agenda Safari Ramadan, namun ia menyempatkan diri melihat irigasi itu. Saat itu Bupati berjanji memberikan dana hibah Rp500 juta untuk memperbaiki irigasi. Ada sekitar 250 hektare lahan warga yang terkena dampak rusaknya irigasi ini,” ujar Silalahi.
Dia menambahkan, pada Kamis (8/11) lalu ia mengaku sudah bertemu Bupati Simalungun JR Saragih. Pada pertemuan itu JR Saragih menyatakan akan segera memperbaiki irigasi yang jebol. “Namun soal waktunya, Bupati belum ada menentukan,” ungkap Silalahi. (msc)
0 Comments