Saluran utama irigasi di Huta Panombeian, Nagori Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei, proyek Agustus 2013 berdana sekitar Rp 1 miliar jebol. Foto http://www.hetanews.com). |
Saluran utama irigasi di Huta Panombeian, Nagori Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara jebol. Padahal proyek irigasi itu baru selesai Agustus 2013 yang dana sekitar Rp 1
miliar, jebol. Tampak beberapa titik bagian dinding dari bangunan ini
terbelah sampai terlihat bentuk longsoran.
Kekecewaan masyarakat dengan
kinerja pemborong menuai kritikan, seperti penuturan Sabar (42) petani
Nagori Penombean diselah aktifitasnya saat ditemui dipersawahannya. Menurut Sabar, pembangunan sisi dinding irigasi
tersebut diduga tidak memiliki penahan atau pondasi yang bagus, hasilnya
debit air yang ada apalagi saat musim penghujan tidak mampu menahan
arus air.
Bahkan kata Sabar, gambar rancangan pembangunan irigasi
dengan praktek pembangunannya tidak sama alias melenceng sehingga belum
genap setahun sudah ambruk menjadi penyebab utama kerusakan yang ada.
Pemborong
proyek itu dulunya bermarga Lubis bersama dengan R Hutabarat.
“Seingatku pemborongnya marga lubis dengan dana mendekati 1 miliar
dengan panjang irigasi sekitar 600 meter dan PPK nya dari Dinas PU
pengairan Sumut,” jelasnya.
Selain Sabar, beberapa petani lain
menuturkan hal yang sama. Dikuatirkan, jika tidak segera dilakukan
perbaikan, maka petani yang mengandalkan irigasi tersebut akan terancam
tak bercocok tanam.
Kekuatiran dari petani atas pengalaman pahit
akan terulang bagi, yakni aliran sawah tidak diairi air karena
mengandalkan suluran air itu, setelah sebelumnya pernah terjadi. “Kami
terancam tidak bisa menanan padi bila tidak ada perbaikan, irigasi ini
harapan kami untuk bisa mengairi sawah petani,” tandas Merlin (45).
Sementara
itu, Kadis Pengelolaan Sumber Daya Air Pemkab Simalungun, Resman
Saragih selaku penanggungjawab mengatakan, pengerjaan irigasi di Nagori
Panombeian dananya bersumber dari provinsi, walau demikian ia tidak
tinggal diam.
Mengenai keluhan petani, pihaknya akan segera
melakukan pengecekan. “Itu ditangani pihak provinsi dan dananya juga
bersumber dari mereka. Tetapi hal itu akan di cek ke lapangan untuk
melihat kebenaranya informasi tersebut,” ujarnya. (Penulis: Pama)
0 Comments