Kebun Unit Marihat, Kabupaten Simalungun |
Pengelolaan Kebun Unit Marihat, Kabupaten Simalungun terindikasi buruk. Kebun unit Marihat yang sudah bergabung ke PTPN IV Medan tertanggal 11
Maret 1996 dengan luas areal konsesi 4.413,66 Ha sesuai dengan
sertifikat HGU Nomor 12/HGU/BPN/2006 budi daya Kelapa sawit sejak tahun
2005 produksinya terus merosot.
Secara administrasi kebun terlerak di Kabupaten Simalungun
meliputi 4 Kecamatan dari 17 Desa / Kelurahan tetapi dalam hal ini
menegemen kebun tidak begitu respek akan lingkungan sekitar begitu jug
dengan bantuan bantuan yang digucurkan seperti berbentuk CSR kurang
adanya keterbukaan terhadap publik dalam hal ini menegemen kebun
berupaya untuk selalu menutub diri dari insan pers guna tidak terkuaknya
dugaan penyimpangan walaupun Menejer Unit sudah gonta ganti tetapi
perilaku pimpinan kebun unit juga selalu tertutub
Sarat penyimpangan akan dana bantuan dan dana perawata tanaman kelapa sawit di kebun marihat sangat tertutub dengan rapi, adanya campur tangan aparat maupun organisasi dan premanisme yang menjadi tameng perkebunan membuat sebagian insan pers ciut untuk membongkar segala penyimpangan yang dilakukan menegemen kebun.
Tanaman kelapa sawit yang di tanam 2005 tepatnya di afdeling 2 blok 23-05 banyak yang tidak terawat serta kurangnya pemupukan yang seharusnya dilakukan persemester (1x 6 bulan) secara normal dan bisa juga dilakukan 3 kali tahap pemupukan jika tanaman sudah terindikasi keadaan darurat mengakibatkan banyak tanaman yang kondisinya tidak produktif, namun dana pemeliharaan perawatan dan dana pemupukan selalu dianggarkan sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Pantauan dari lahan afdeling I dan II, keadaan tanaman sangat banyak yang rusak, seperti batang pohon yang membusuk / penyakit busuk pangkal batang (Basal Stem Rod/BSR) mengakibatkan pohon kelapa tumbang, Gejala serupa juga dapat diamati pada tanaman dewasa dimana beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat.
Sarat penyimpangan akan dana bantuan dan dana perawata tanaman kelapa sawit di kebun marihat sangat tertutub dengan rapi, adanya campur tangan aparat maupun organisasi dan premanisme yang menjadi tameng perkebunan membuat sebagian insan pers ciut untuk membongkar segala penyimpangan yang dilakukan menegemen kebun.
Tanaman kelapa sawit yang di tanam 2005 tepatnya di afdeling 2 blok 23-05 banyak yang tidak terawat serta kurangnya pemupukan yang seharusnya dilakukan persemester (1x 6 bulan) secara normal dan bisa juga dilakukan 3 kali tahap pemupukan jika tanaman sudah terindikasi keadaan darurat mengakibatkan banyak tanaman yang kondisinya tidak produktif, namun dana pemeliharaan perawatan dan dana pemupukan selalu dianggarkan sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Pantauan dari lahan afdeling I dan II, keadaan tanaman sangat banyak yang rusak, seperti batang pohon yang membusuk / penyakit busuk pangkal batang (Basal Stem Rod/BSR) mengakibatkan pohon kelapa tumbang, Gejala serupa juga dapat diamati pada tanaman dewasa dimana beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat.
Daun yang terserang
kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan
merambat meluas ke atas ke arah mahkota daun. Tanaman kemudian mati
dimana daun kering terkulai pada ujung pelepah pada batang. Serangan
jamur Ganoderma, Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros (L)), Ulat Api
diduga yang telah menyerang kebun unit marihat tidak pernah di cermati
Menejer Unit saat ini maupun Menejer terdahulu tetapi hanya memikirkan
pemasukan demi mengisi pundi pundi kas keluarga.
Hasil investigasi dari lahan kebun tanaman banyak yang sudah tak terawat berkisar antara 200 – 500 pohon kelapa sawit di berbagai blok tetapi adanya unsur pembiaran tanpa adanya tanggapan menimbulkan asumsi Asisten Kepala dan Menejer Unit tidak bekerja sesuai Tupoksi tetapi hanya memikirkan gaji dan tunjangan yang akan diterima tiap bulanya tidak memikirkan untuk meningkatkan produksi. Kurang terawatnya kelapa sawit di nilai akibat kelalaian maupun ketik mampuan Asisiten kepala kebun unit Marihat mengemban tugas serta tidak adanya ketegasan dari Menejer sebagai pimpinan teratas di kebun unit.
Saaat disambangi, kantor kebun unit marihat namun salah seorang security dengan cirri –ciri badan tinggi sekitar 170cm, kumis tebal, kulit sawo matang dengan sigap menegaskan bahwa Mulyadi Is Menejer Kebun Unit Marihat tidak berada di tempat, security terlihat tidak bersahabat dengan menunjukkan arogansian tidak mengijinkan RN bertemu dengan siapa pun tetapi harus buat janji dan dengan nada lantang sang petugas keamanan tersebut menyerukan untuk datang besok hari dan buat janji ketemu. (SyM)
Hasil investigasi dari lahan kebun tanaman banyak yang sudah tak terawat berkisar antara 200 – 500 pohon kelapa sawit di berbagai blok tetapi adanya unsur pembiaran tanpa adanya tanggapan menimbulkan asumsi Asisten Kepala dan Menejer Unit tidak bekerja sesuai Tupoksi tetapi hanya memikirkan gaji dan tunjangan yang akan diterima tiap bulanya tidak memikirkan untuk meningkatkan produksi. Kurang terawatnya kelapa sawit di nilai akibat kelalaian maupun ketik mampuan Asisiten kepala kebun unit Marihat mengemban tugas serta tidak adanya ketegasan dari Menejer sebagai pimpinan teratas di kebun unit.
Saaat disambangi, kantor kebun unit marihat namun salah seorang security dengan cirri –ciri badan tinggi sekitar 170cm, kumis tebal, kulit sawo matang dengan sigap menegaskan bahwa Mulyadi Is Menejer Kebun Unit Marihat tidak berada di tempat, security terlihat tidak bersahabat dengan menunjukkan arogansian tidak mengijinkan RN bertemu dengan siapa pun tetapi harus buat janji dan dengan nada lantang sang petugas keamanan tersebut menyerukan untuk datang besok hari dan buat janji ketemu. (SyM)
0 Comments