![]()  | 
| JR SARAGIH MENINJAU PINTU AIR | 
Program Pemerintah Pusat untuk ketahanan Pangan Nasional adalah 
menegaskan penting dan strategisnya meningkatkan kualitas sektor 
pertanian di setiap daerah.
Kabupaten Simalungun salah satu daerah 
lumbung padi di Provinsi Sumatera Utara, yang selama 5 tahun ini 
menunjukkan konsesistensi meningkatkan hasil pertanian, dengan berbagai 
inovasi.
Salah satu sarana pertanian yang harus dipelihara dan diperbaharui
 secara konsisten adalah irigasi, DAM, saluran miring dan pembuangan 
sedimentesi serta pintu air, pada saluran primer, sekunder, dan saluran 
cacing yang menghantar air hingga ke persawahan.
Untuk mengelola 
saluran Primer, Sekunder, Pintu Air, dipercayakan kepada Dinas PSDA 
(Pemberdayaan Sumber Daya Air). Sedangkan Saluran Sekunder dan Saluran 
Cacing diurus sendiri oleh Dinas Pertanian, sementara untuk Bencana 
Alam, dikelola oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sehingga 
persoalan pengairan diharapkan, mampu menjawab kebutuhan petani sawah.
Akan tetapi kebutuhan air tidak selalu ditangani ketiga satuan kerja 
tadi, masih tergantung pada debit air yang semakin menipis akibat 
semakin berkurangnya hutan yang sebagian besar telah dikuasai TPL 
dibagian selatan wilayah Kabupaten Simalungun dan sebagian lagi dirusak 
oleh perambah liar yang selalu luput dari pengawasan Dinas Kehutanan.
Dinas PSDA, mengelola Rp. 75 milyar Anggaran dari APBD Simalungun 
selama 2011 s/d 2015, untuk membuat irigasi, yang tersebar di seluruh 
kecamatan yang berbasis tanaman padi. Penyebaran anggaran tersebut 
hampir merata di Kecamatan Siantar, Gunung Maligas, Gunung Malela, 
Pematang Bandar, Bandar Huluan, Dolok Batu Nanggar, Panei, Jorlang 
Hataran, Hutabayu Raja, Tanah Jawa, Hatonduhan, Dolok Panribuan, Ujung 
Padang, Bandar, dan Bandar Masilam.
Selama 5 tahun, ratusan paket 
proyek irigasi disebar ke seluruh kecamatan penghasil padi, untuk 
menunjang ketahanan pangan, yang bukan hanya dinikmati warga Kabupaten 
Simalungun, akan tetapi mengalir hingga ke daerah lain di Provinsi 
Sumatera Utara.
Besaran Dana yang Rp. 75 milyar tersebut, sebenarnya
 belum mencukupi untuk memelihara daerah irigasi untuk Kabupaten 
Simalungun yang sedemikian luas. Namun luasnya kabupaten ini juga yang 
menjadi pembagi yang meminimalkan pembangunan oleh karena anggaran yang 
belum sebanding dengan luasnya wilayah Kabupaten Simalungun.
Selama 5
 tahun kepemimpinan JR. Saragih sebagai Bupati Simalungun, sebenarnya 
peningkatan APBD sangat signifikan, namun tingginya inflasi ditambah 
rumusan pembagian dana antara daerah berwilayah/Luas Penduduk dengan 
daerah yang berwilayah dan penduduk kecil, belum menjadi perhatian 
serius pemerintah pusat, mengakibatkan terbatasnya pembangunan di daerah
 seluas Kabupaten Simalungun.
Sebagai perbandingan, Kabupaten 
Samosir yang luasnya hanya ± 1/8 Kabupaten Simalungun dan penduduknya 
yang juga kira-kira 1/8 penduduk Simalungun menerima kucuran dari 
Pemerintah Pusat 1/3 dari Penerimaan Kabupaten Simalungun, demikian juga
 Pakpak Barat dan Kabupaten lainnya.
Apabila saat ini Samosir 
menerima kucuran dana pusat sekitar Rp. 500 milyar, sewajarnya 
Simalungun dapat menerima Rp. 3,5 Triliun hingg Rp. 4 Triliun. Namun 
faktanya, penerimaan dari Pemerintah atasan hanya berkisar Rp. 1,5 
Triliun, maka seperti yang kita saksikan sekarang, hanya mampu dibagi 
dengan memprioritaskan pada pendanaan wajib sebagaimana diatur pada PP 
58 Tahun 2015 tentang pengelolaan keuangan daerah, yakni Pendidikan, 
Kesehatan, sedangkan pendanaan diprioritaskan pada sumber penghasilan 
seperti pertanian, maka apabila masih banyak tuntutan terhadap perbaikan
 jalan adalah wajar karena keterbatasan dana.
Kesinambungan program 
bisa terwujud ketika masyarakat memberikan dukungan untuk melanjutkan 
program berkesinambungan pada pemerintah yang sekarang, sehingga 
peningkatan pendapatan 5 tahun mendatang bisa meningkat secara 
signifikan, sehingga target Rp. 4 triliun di tahun-tahun mendatang bisa 
tercapai dan capaian ini dipastikan dapat menjawab kebutuhan pembangunan
 di Kabupaten Simalungun yang cukup luas ini, sekali lagi adalah 
dukungan berkesinambungan dari seluruh warga Simalungun. Horas 
Simalungun.(JRC)



0 Komentar