ILUSTRASI |
Baru tiba di rumah dari melayat
dan memberangkatkan jenazah abang Alisman Girsang, yang meninggal tadi
pagi jam 06.00, di usia 68 tahun.
Saat seperti ini sangat
terasa dampaknya seseorang rajin menghadiri acara-acara STM Parsahutaon
(lingkungan), pergaulan dengan teman se kampung. STM Marga.(Girsang,
Sinaga), baik kepada teman-teman sejawat, dengan teman se gereja.
Meski tidak ada acara adat (karena adat akan dilaksanakan di kampung),
tetapi acara penghiburan malam ini cukup banyak yang hadir (300-an orang
lebih) , dan menjelang pukul 22.00, saat jenazah akan diberangkatkan,
ratusan orang masih setia menunggu hingga mobil jenazah bergerak
pelan-pelan meninggalkan rumah duka.
Kadang saya menghadiri
acara seperti ini, sedih kalau melihat pemberangkatan jenazah, hanya
tinggal keluarga dekat, beberapa orang saja. Tak banyak orang peduli.
Semua tergantung buah perbuatan semasa hidup. Tidak demikian dengan abang Alisman, pensiunan guru SD delapan tahun lalu ini.
Abang adalah seorang guru, pengayom, menanam dan menebar kebaikan
selama hidup. Kami merasakan keramahan, kepedulian dan kehangatannya
setiap bertemu.
Setelah memberangkatkan jenazah, kami keluarga
Tumpuan Girsang dan Boru, dan teman sekampungnya masih tetap bertahan,
berbincang membicarakan kebaikan abang almarhum,di depan rumahnya. Walau
semua keluarga dekat sudah berangkat.
Orang mengingat kebaikan kita, bukan banyaknya harta atau tingginya jabatan.
Who will cry when you die?. Tergantung perbuatan baik semasa hidup, dan berkesan bagi banyak orang.
"Sebagaimana kamu ingin orang lain berbuat kepadamu, perbuatlah demikian kepada mereka". Orang merasa berhutang!.
Barusan menerima kabar duka!
Abang
Alisman Girsang (Pensiunan Guru SD St Antonius Medan) meninggal dunia,
pagi ini sekitar pukul 06.00, dalam usia 68 tahun.
Jenazah disemayamkan di Jalan Pala 17, Perumnas Simalingkar.
Sangat mengejutkan, karena tiga Minggu lalu kami masih kebaktian
Tumpuan Girsang, Boru & Panogolan di rumah St. KA Girsang. Ceria,
bercanda, dan tiidak ada tanda beliau sakit.
Menurut keluarga,
beliau masih memimpin doa makan di Partonggoan Tumpuan Sinaga &
Boru, kemaren. Sepulang dari sana, dia merasa sesak, dan dilarikan ke
rumah Sakit Adam Malik, Medan dan menghembuskan nafas terakhir pagi
ini.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan seorang putra
yang belum berkeluarga. Semoga kakak br Sinaga dan putra beliau Okto
tabah menjalani keadaan ini.
Sesuai dengan musyawarah keluarga dan "Hasoman Sahuta" pagi ini, acara malam ini adalah sebagai berikut:
18.00. Misa Arwah (Gereja Katolik)
19.00. Pamsukkon hu Rumah-rumah (Tondong Munthe)
20.00. Penghormatan terakhir/Pemberangkatan jenazah ke kampung: Parsahutaon, gereja, STM-STM, rekan sejawat almarhum.
Sesudah acara di atas jenazah dibawa ke kampung Garingging, Tanah Karo. Acara adat penguburan dilaksanakan di sana. (St Jannerson Girsang)
0 Comments