Rumah Op Maringan boru Sinaga yang habis dilalap api. (Foto : Manson). |
BERITASIMALUNGUN.COM, Panei Tongah-P Manik, warga Saba II, Simpang Panei, Kecamatan Panei, Kabupaten
Simalungun melakukan aksi heroik saat terjadi kebakaran dua unit rumah
di kampungnya, Selasa (22/9/2015) malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Manik menyelamatkan Op Riski (79), perempuan tua yang rumahnya ikut
terbakar saat itu. Cerita Manik, awalnya dia mengetahui kebakaran
setelah ada suara bising di luar rumah. Ada teriakan,”pamate..pamate api
i..”
Dia pun bergegas keluar rumah. Dan kaget melihat rumah Op Maringan
boru Sinaga (80) dan Op Riski telah dikepung api. Saat itu, kata Manik,
dia melihat rumah Op Riski sudah mulai habis dilalap api. Sadar nyawa
pemilik rumah itu terancam, dengan cepat dia mendobrak pintu rumah
perempuan tua itu.
Manik berhasil menyelamatkan Op Riski, sementara warga lain sibuk
memadamkan api dan mengeluarkan barang-barang milik Op Maringan yang
bisa diselamatkan dengan cepat.
“Jika tidak didobrak, maka kemungkinan Op Riski bisa terbakar di dalam rumah,” terang Manik.
Api baru padam satu jam kemudian, itupun berkat kesigapan warga
sekitar menjinakkan api menggunakan alat seadanya. Sedangkan pemadam
baru tiba setelah api padam.
Pengakuan warga lain, kebakaran diketahui setelah adanya teriakan
dari pengendara yang melintas di jalan raya, persis di depan rumah
terbakar itu. Teriakan itu disusul teriakan warga lainnya yang baru
pulang minum tuak.
Warga yang mendengar teriakan ada kebakaran, spontan berhamburan
keluar rumah dan beramai-ramai berusaha memadamkan api dan mengeluarkan
sejumlah barang berharga dari dua rumah tersebut.
“Warga berbondong-bondong melakukan pertolongan dengan menyelamatkan
barang-barang korban. Akan tetapi, akibat kobaran api, barang yang
selamat hanya tivi dan kereta saja. Sisanya hangus terbakar,” kata pria
berkulit hitam ini.
Pemadaman dilakukan secara manual dengan merusak pipa air. Itu tak
lain karena mobil pemadam sangat lama tiba, yakni satu jam sejak
peristiwa itu diberitahu.
Pangulu Nagori Simpang Panei, Friston Hutabulian mengira kerugian
akibat ganasnya si jago merah hampir sekitar Rp 130 juta. Dia bilang
tidak ada korban jiwa dan api diduga dari hubungan arus pendek listrik.
“Dugaan asal api bisa dari korsleting listrik. Itu masih diduga.
Dalam hal ini, kami sangat berharap adanya partisipasi dari Pemkab
Simalungun dan langkah awal warga khususnya muda-mudi akan melakukan
penggalangan partipasi warga pengguna jalan. Dan hal ini sudah
dilaporkan ke Dinas Sosial,” kata pangulu.
Informasi didapat, saat kejadian kebakaran rumah ditinggal Op
Maringan. Dia sedang di rumah salah seorang anaknya Nurhaida boru Sinaga
(53). Di rumah saat kejadian, Sarmida boru Gultom (62) dan seorang
anaknya laki-laki Riko Purba (32).
“Jadi saya selaku pemilik rumah sudah dua hari tidak berada di rumah
dan bermalam di rumah anak saya, Nurhaida boru Sinaga,” kata Op
Maringan. (Manson Purba)
0 Comments