ILUSTRASI |
Tahun ajaran baru sudah dimulai belum lama
ini. Menghadapi periode sekolah, para orangtua pastinya mempersiapkan
segala kebutuhan sekolah untuk buah hati. Namun, yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan dan dipersiapkan adalah kebutuhan nutrisi dan
waktu istirahat untuk anak.
Selain itu, orangtua pun harus
memastikan bahwa buah hati mengerjakan pekerjaan rumah atau PR yang
diberikan di sekolah dengan baik. Akan tetapi, sebuah studi terbaru
mengemukakan bahwa siswa-siswa sekolah dasar dewasa ini memiliki terlalu
banyak PR yang harus mereka kerjakan.
Berdasarkan pedoman
National Education Association dan Natiomal Parent-Teacher Association,
ada sebuah aturan yang dinamakan "Aturan 10 Menit". Maksudnya adalah 10
menit waktu untuk mengerjakan PR per tingkat kelas setiap malam.
Artinya, siswa kelas 1 memiliki waktu 10 menit setiap malam untuk
mengerjakan PR, 20 menit untuk kelas 2, dan seterusnya hingga 120 menit
untuk siswa kelas 12.
Akan tetapi, survei terhadap lebih dari
1100 orangtua yang dipublikasikan pada American Journal of Family
Therapy menemukan bahwa siswa kelas 1 dan 2 secara rerata mengerjakan PR
dengan estimasi waktu tiga kali dari waktu yang disarankan. Bahkan,
siswa taman kanak-kanak yang disarankan untuk tidak memiliki PR malah
menghabiskan waktu 25 menit tiap malam untuk mengerjakan PR.
Menurut
para peneliti, kondisi ini merupakan sebuah kondisi yang buruk. Sebab,
usia kanak-kanak merupakan periode usia dimana anak mengembangkan
kemampuan sosialisasi dan motoriknya. Kedua kemampuan tersebut akan
terbatas kalau waktu terlalu banyak dihabiskan untuk mengerjakan PR.
"Ini
sangat mengejutkan bagi saya. Anak-anak usia lima tahun duduk di kursi
selama 25 menit untuk mengerjakan PR di meja seusai sekolah, bagaimana
rasanya itu? Anak-anak ingin bermain di luar, mereka ingin berinteraksi
dan inilah yang seharusnya mereka lakukan. Hal itulah yang penting bagi
mereka," ujar Stephanie Donaldson-Pressman, direktur klinis New England
Center for Pediatric Psychology, Amerika Serikat.
"Harga yang
harus dibayar terlalu mahal. Data menunjukkan bahwa mengerjakan PR bagi
anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak memberikan manfaat sama
sekali bagi prestasi akademik anak. Namun, ada bukti bahwa hal ini akan
mengganggu sikap mereka terhadap sekolah, nilai, kepercayaan diri,
kemampuan sosial, dan kualitas hidup," imbuh Donaldson-Pressman. (Kompas.com)
0 Comments