TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI Ratusan penari membentangkan kain ulos terpanjang di dunia pada pembukaan Festival Danau Toba (FDT) di Balige, Kabupaten Tobasa. |
BERITASIMALUNGUN.COM, Medan-Untuk pertamakalinya, Hari Ulos 2015 diperingati di
Indonesia, dipusatkan di Medan, Sabtu (17/10), persisnya di Sekretariat
Punguan Pomparan Si Raja Oloan Boru Bere se-Indonesia di Jalan Sei
Galang No 10 - 12 Medan.
Koordinator Nasional Panitia Deklarasi
Peringatan Hari Ulos ini, Efendy Naibaho bersama Enni Martalena
Pasaribu, Ketua Panitia Deklarasi Peringatan Hari Ulos Kota Medan kepada
wartawan, Senin (12/10) di sekretariat panitianya menjelaskan 17
Oktober 2015 diperingati karena pada tanggal tersebut tahun 2014,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Kemendikbud - melalui Wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryati
menerbitkan dan menyerahkan sertifikat yang menetapkan ulos sebagai
warisan budaya takbenda nasional.
Sertifikat ulos dan enam
warisan budaya lainnya dari Sumatewra Utara diterima Wakil Gubernur
Sumatera Utara T Erry Nuradi di Gedung Sanken, Museum Nasional Jalan
Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Pencinta ulos, disebutkan
Enni, sangat menyambut baik dan antusias penetapan ulos sebagai warisan
budaya takbenda nasional. Untuk itulah, di Medan terbentuk panitia
Panitia Deklarasi Peringatan Hari Ulos, yang diketuai Enni Martalena
Pasaribu SH, dan Sekretaris Royana Marpaung SE.
Kegiatan diisi
dengan Orasi Kebudayaan oleh Manguji Nababan, dosen dan pegiat seni
Batak dan sejumlah kegiatan budaya lainnya mulai pukul 14.0 sampai
selesai di sekretariat Si Raja Oloan tersebut. Si Raja Oloan adalah
punguan dari marga - marga Raja Naibaho, Raja Sihotang Sigodang Ulu,
Toga Bakkara, Toga Sinambela, Toga Sihite dan Toga Simanullang.
Seperti disampaikan Enni, juga pernah caleg DPRD Sumatera Utara itu,
kesempatan ini menjadi momentum yang sangat baik untuk melestarikan ulos
sebagai salah satu warisan budaya yang berharga.
Dia menceritakan, ulos itu sendiri pada masa lalu bukanlah hanya sebagai kebutuhan
aksesori di acara tertentu, melainkan seluruh aspek kehidupan masyarakat
Batak tidak terlepas dari ulos. "Bisa dikatakan ulos adalah ciri khas
Batak, bahkan pakaian oppung kita di masa lalu juga dari ulos," kata
Enni.
Kemudian dikatakannya, acara yang digelar bukan hanya
deklarasi, yang ditandai dengan makan itak gurgur bersama, namun ke
depan akan ada seminar tentang ulos, berjudul Ulos: Najolo, Saonari,
Haduan dan kegiatan lainnya.
Dengan demikian diharapkan bagaimana
warisan budaya ulos akan tetap dilestarikan. Zaman bisa saja berubah,
namun kebudayaan sebagai identitas suatu suku bangsa harus tetap
dipertahankan. "Kita sangat berharap pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dan Kabupaten Kota bisa menerapkan PNS dan anak sekolah untuk memakai
kostum ulos dan motif ulos. Sekali seminggu misalnya," ujarnya.
Ke depan, lanjut Enni, lewat pelestarian ulos akan mampu mengangkat
semangat pelaku ekonomi di bidang kerajinan ulos. "Jadi kita tidak
sebatas kegiatan deklarasi, tapi bagaimana menggelorakan ulos sebagai
sumber perekonomian bagi para penggiat seperti partonun misalnya,"
ujarnya.
Untuk itulah, lanjutnya, para calon kepala daerah yang
akan bertarung di Pilkada harusnya berani membuat komitmen untuk
melestarikan budaya lokal khususnya ulos. Mereka akan menandatangani semacam petisi, Tona Ulos.
Lebih rinci, pada acara deklarasi peringatan hari ulos akan diadakan
pameran ulos dan produk-produk kreatif dari ulos dan motif ulos. Juga
diharapkan akan dihadiri Plt Gubernur Sumatera Utara dan jajarannya,
tokoh adat, tokoh marga dan lapisan masyarakat. Di antaranya yang sudah
bersedia memberikan sambutan adalah ilmuan yang faham betul soal Batak,
Prof Dr Robert Sibarani.
Penetapan ulos sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda dari Sumatera Utara bersamaan dengan enam jenis budaya lainnya yaitu tarian tradisi
Serampang Duabelas, Huda-huda, Omo Hada, Bola Nafo, Berahoi, dan
Merdang-Merdem. Kemendikbud juga memberikan sertifikat untuk Tor-tor,
Gordang Sambilan dan Rumah Adat Karo pada tahun 2013 lalu.
Efendy
Naibaho menambahkan, peringatan Hari Ulos ini juga akan dilakukan di
Tobasa, persisnya di Laguboti dan di Jakarta. Diharapkan daerah lainnya
akan melakukan peringatan serupa. (Efendi Naibaho)
0 Comments