Penutupan Pesparawi XI di Ambon, Sampai Jumpa di Kal-Bar 2016, Sabtu 10 Oktober 2015. Foto Derman Tambunan. |
Hasil Kontingen Provinsi Jambi
AMBON-Lomba pada kategori paduan suara dewasa campuran yang
diikuti peserta dari 33 tercatat 23 provinsi. Jambi meraih medali perak. Kategori
PS remaja-pemuda diikuti 25 provinsi, Jambi meraih medali emas.
Kategori vokal grup tercatat 20 daerah, Jambi meraih medali
perak. Kategori solo remaja pemuda putri diikuti 30 peserta, Jambi meraih
medali perak.
Nomor solo anak 7-9 tahun diikuti 30 provinsi, Jambi meraih
medali emas. Solo anak 10-13 tahun Jambi meraih medali perak. Sedangkan
kategori musik etnik diikuti 31 provinsi, Jambi meraih medali perak.
WAPRES BERHALANGAN TUTUP PESPARAWI NASIONAL
Wapres Jusuf Kalla berhalangan menutup Pesta Paduan Suara Gerejawi(Pesparawi) Nasional XI di Ambon pada 10 Oktober 2015 karena sedang berada di luar negeri dalam rangka urusan kenegaraan.
"Kami awalnya meminta Wapres untuk menutup
Pesparawi. Namun masih berada di luar negeri sehingga berhalangan
menutup Pesparawi," kata Gubernur Maluku Said Assagaff, di Ambon, Sabtu.
Begitu pun Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang juga sedang berada di luar negeri. "Jadi, Pesparawi ditutup Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir," ujarnya.
Kehadiran Menristek Dikti di Ambon juga dalam rangka membuka Pertemuan Forum rektor se-Indonesia. "Pesparawi Nasional XI yang dibuka Presiden Joko Widodo pada 6
Oktober 2015 ditutup Menristik Dikti di Stadion Mandala Remaja Ambon
pada Sabtu(10/10) malam," katanya.
Gubernur mengemukakan,
kehadiran Menristik Dikti dijadwalkan dijamu makan malam di Teluk Dalam
Ambon dengan memanfaatkan jasa Kapal Motor Penyeberangan (KMP).
"Kami menunjukkan bagi Menristik Dikti bahwa Maluku yang sedang
memperjuangkan pengakuan pemerintah pusat dijadikan Lumbung Ikan
Nasional (LIN) mendambakan segera direalisasikan," tegasnya.
Kegiatan penutupan juga ditandai penyerahan bendera Pesparawi dari
Gubernur Maluku kepada Ketua Umum Lembaga Pengembangan Pesparawi (LPP)
Maluku, Paulus Kastanya, selanjutnya diteruskan kepada pejabat yang
mewakili Gubernur Kalimantan Barat yang ditetapkan menjadi tuan rumah
Pesparawi Nasional XII pada 2018.
Penutupan Pesparawi
Nasional XI juga dimeriahkan oleh 500 siswa SMA se-kota Ambon dengan
tarian kolosal yang menggambarkan kerukunan umat beragama.
Pesparawi Nasional XI melombakan 12 kategori yakni paduan suara dewasa
campuran, paduan suara pria, paduan suara perempuan, paduan suara remaja
putra, paduan suara anak, vocal group, musik pop gerejawi, solo remaja
putra, solo remaja putri, solo anak usia 7-9 tahun, solo anak 10-13
Tahun dan musik etnik.
MENRISTEKDIKTI: PESPARAWI MANTAPKAN KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir menegaskan, penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI nasional di Ambon 2-12 Oktober 2015 berdampak memantapkan kehidupan antarumat beragama di Tanah Air.
"Pesparawi nasional diikuti peserta
dari 34 provinsi dan dibuka Presiden Joko Widodo pada 6 Oktober 2015,
telah berdampak lebih memantapkan dan menguatkan hubungan kerukunan
antarumat beragama di Tanah Air," katanya saat menutup Pesparawi
nasional XI, di Ambon, Sabtu malam.
Menristekdiktihadir menggantikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengatakan, sukses penyelenggaraan Pesparawi di Ambon memiliki makna ganda karena selain untuk mempererat hubungan antarumat Kristiani juga terbukti menjadi wadah meningkatkan hubungan antarseluruh umat beragama di Tanah Air.
"Pesparawi nasional ini tidak hanya mempererat hubungan umat Kristiani, tetapi kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama secara keseluruhan di Indonesia. Ini (Pesparawi) menjadi wadah pembelajaran bagi seluruh komponen masyarakat," katanya.
Dalam kontek kehidupan yang majemuk di Indonesai, tandas Menristekdikti, dapat memberikan sumbangsih besar untuk menggelorakan rasa cinta Tanah Air maupun memperkuat kerukunan hidup antarumat beragama maupun nasionalisme antarumat beragama di Tanah Air.
"Saya mengakui Pesparawi di Ambon memberikan harapan dan nuansa persaudaraan hakiki serta keyakinan bahwa nyanyian dan musik merupakan bahasa universal dan jembatan untuk menyatukan perbedaan budaya, bahasa dan suku di Tanah Air," tegasnya.
Dia berharap penyelenggaraan lomba banding nyanyi tiga tahunan tersebut dapat diorganisir lebih baik sehingga menjadi sebuah kekuatan untuk membangun peradaban serta menyatukan segala perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Selain itu, proses interaksi antarmasyarakat maupun antarumat beragama dari berbagai daerah selama penyelenggaraan Pesparawi di ibu kota provinsi Maluku tersebut, dapat menjadi pelajaran berharga sekaligus panutan dan contoh bagi berbagai daerah maupun bangsa dan negara untuk membangun kerukunan dan persaudaran yang hakiki.
Menristekdikti juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Maluku yang telah bersatu padu menjadi tuan dan nyonya rumah yang baik untuk melayani 7.000 lebih peserta Pesparawi dari 33 provinsi di Tanah Air.
Penutupan Pesparawi nasional di stadion Mandala Remaja kawasan Karang Panjang Ambon tersebut, diwarnai pesta kembang api selama hampir satu jam.
Selain itu, tarian kolosal yang dibawakan 500 siswa SMP, SMA dan SMK se-Kota Ambon, parade musik gerejawi oleh 250 pendukung acara yang merupakan penyanyi kantoria dari seluruh gereja di Ambon.
Acara penutupan juga didukung perpaduan musik tradisional Maluku yakni tifa-totobuang dengan peniup terompet serta ratusan peniup suling bambu yang tergabung dalam Molucca Bambowind orkestra (MBO) pimpinan Reinhard Alfons dan dikolaborasi dengan musik beraliran Islam hadrat.
Menristekdiktihadir menggantikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengatakan, sukses penyelenggaraan Pesparawi di Ambon memiliki makna ganda karena selain untuk mempererat hubungan antarumat Kristiani juga terbukti menjadi wadah meningkatkan hubungan antarseluruh umat beragama di Tanah Air.
"Pesparawi nasional ini tidak hanya mempererat hubungan umat Kristiani, tetapi kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama secara keseluruhan di Indonesia. Ini (Pesparawi) menjadi wadah pembelajaran bagi seluruh komponen masyarakat," katanya.
Dalam kontek kehidupan yang majemuk di Indonesai, tandas Menristekdikti, dapat memberikan sumbangsih besar untuk menggelorakan rasa cinta Tanah Air maupun memperkuat kerukunan hidup antarumat beragama maupun nasionalisme antarumat beragama di Tanah Air.
"Saya mengakui Pesparawi di Ambon memberikan harapan dan nuansa persaudaraan hakiki serta keyakinan bahwa nyanyian dan musik merupakan bahasa universal dan jembatan untuk menyatukan perbedaan budaya, bahasa dan suku di Tanah Air," tegasnya.
Dia berharap penyelenggaraan lomba banding nyanyi tiga tahunan tersebut dapat diorganisir lebih baik sehingga menjadi sebuah kekuatan untuk membangun peradaban serta menyatukan segala perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Selain itu, proses interaksi antarmasyarakat maupun antarumat beragama dari berbagai daerah selama penyelenggaraan Pesparawi di ibu kota provinsi Maluku tersebut, dapat menjadi pelajaran berharga sekaligus panutan dan contoh bagi berbagai daerah maupun bangsa dan negara untuk membangun kerukunan dan persaudaran yang hakiki.
Menristekdikti juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Maluku yang telah bersatu padu menjadi tuan dan nyonya rumah yang baik untuk melayani 7.000 lebih peserta Pesparawi dari 33 provinsi di Tanah Air.
Penutupan Pesparawi nasional di stadion Mandala Remaja kawasan Karang Panjang Ambon tersebut, diwarnai pesta kembang api selama hampir satu jam.
Selain itu, tarian kolosal yang dibawakan 500 siswa SMP, SMA dan SMK se-Kota Ambon, parade musik gerejawi oleh 250 pendukung acara yang merupakan penyanyi kantoria dari seluruh gereja di Ambon.
Acara penutupan juga didukung perpaduan musik tradisional Maluku yakni tifa-totobuang dengan peniup terompet serta ratusan peniup suling bambu yang tergabung dalam Molucca Bambowind orkestra (MBO) pimpinan Reinhard Alfons dan dikolaborasi dengan musik beraliran Islam hadrat.
PESPARAWI AJANG KAMPANYE PERDAMAIAN UNTUK DUNIA
Penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI Nasional di Kota Ambon menjadi ajang kampanye dan promosi perdamaian di Maluku dan Indonesia pada umumnya kepada dunia internasional, kata Gubernur Maluku Said Assagaff.
"Serta wujud solidaritas umat beragama untuk menjadi model di tengah dehumanisasi yang masih terjadi di sebagian belahan bumi," kata Said saat memberikan sambutan pada penutupan Pesparawi nasional tersebut di Ambon, Sabtu malam.Pesparawi XI Nasionalditutup Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir. Sukses penyelenggaraan Pesparawi 2015, tandas Said, tidak hanya menjadi kemenangan umat Kristiani, tetapi seluruh umat beragama di Maluku bahkan di Tanah Air.
Gubernur menegaskan, sukses penyelenggaraan Pesparawi nasional yang diikuti 7.000 peserta dari 34 provinsi dan didukung penuh umat Muslim serta umat beragama lainnya di Maluku, hasilnya sama saat Maluku juga menjadi tuan rumah dua kegiatan keagamaan bersifat nasional yakni Pesparawi mahasiswa tingkat nasional tiga tahun lalu serta Musabaqah Tilaqatil Quran (MTQ) Tahun 2012.
Semua event keagamaan bersifat nasional di Ambon tersebut, tandas Said, tidak semata untuk mengejar seremonial yang megah atau suasana dan kondisi Maluku yang sesunggunya saat ini.
"Tetapi lebih dari itu, kami ingin mendemonstrasikan dengan tulus kepada dunia tentang pola hidup orang basudara (bersaudara) di Maluku yang lahir secara sungguh dan abadi. Sukses Pesparawi ini juga untuk menggenapi sukses MTQ nasional tahun 2012," tandasnya.
Di hadapan ribuan peserta, pendukung acara, pimpinan dan perwakilan jemaat se-Kota Ambon serta ribuan warga yang memenuhi kawasan stadion Mandala Remaja, Said menyampaikan tiga hal penting untuk direfleksikan secara bersama oleh seluruh komponen bangsa, terutama menyangkut konstruksi dinamika hidup serta toleransi antarkelompok dan antarumat beragama.
"Jujur harus saya katakan bahwa Pesparawi nasional di Ambon menjadi berkah luar biasa bagi masyarakat Maluku, sebab melaluinya dapat tergambar konstruksi membangun dinamika hidup, komunikasi dan toleransi antarkelompok masyarakat dan antarumat beragama terus diperkuat," katanya.
Selain itu, pelayanan yang tulus yang diberikan basudara lintas agama di ajang Pesparawi membuktikan bahwa kekuatan membangun kohesi antarumat beragama harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Kompetisi lomba banding nyanyi lagu gerejawi tersebut, tandas Gubernur, telah menjadi milik semua komponen masyarakat di Maluku.
"Ini sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Pesparawi menjadi milik masyarakat. Komponen lintas agama saling bahu membahu menyukseskannya, terutama menjadi tuan dan nyonya rumah yang baik bagi para tamu dari 33 provinsi. Ini nilai tambah untuk membangun Maluku yang sejahtera, rukun, aman dan religius dengan diwarnai semangat hidup orang basudara," katanya Gubernur menandaskan, Pesparawi nasional boleh berakhir tetapi persaudaraan yang rukun dan hakiki di antara masyarakat akan tetap abadi.
"Saya yakin Maluku akan lebih maju dan kita sedang menuju sebuah peradaban yang rukun dan damai," tandasnya.
Dia berharap suasana kebersamaan, kerukunan, persaudaraan serta keramah-tamahan selama sepekan terakhir di Ambon, dapat menjadi kenangan indah bagi ribuan peserta dari 33 provinsi saat kembali ke daerah asalnya dan dapat menceritakan kepada keluarga, sahabat maupun masyarakat lainnya. (Asenk Lee Saragih/Berbagai Sumber/Ant)
0 Comments