Forkompensi yang melakuka aksi demonstrasi karna tidak kuat lagi menjadi sapi perahan pejabat di Simalungun. |
BERITASIMALUNGUN.COM, Raya-Forum Komunikasi Pegawai
Negeri Sipil Simalungun (Forkompensi ) berunjuk rasa di Kantor Bupati
Simalungun, Dikjar dan DPRD, menuntut agar sejumlah hak-haknya
diberikan, Selasa lalu.
Ada pun tuntutannya, uang intensip yang sudah sepuluh bulan
tak kunjung dibayar, selain itu juga mendesak pada Pemkab Simalungun
menghentikan intimidasi terhadap PNS, dan aksi pungli yang dilakukan
para pejabat pemkab, terutama para Pejabat SKPD, yang menjadikan para
pegawai PNS nya sebagai sapi perahan alias ATM Pribadi.
Ketua Forkompensi Ir Jhon Efendi Sinaga, Rizky Damanik dan Dominikus
Sinaga, serta anggota pengurus Forkompensi lainnya menuntut pada
Bupati Simalungun untuk melepaskan belenggu yang selama lima tahun
menyiksa.
Selain sejumlah aksi pungli di sejumlah SKPD, terkhusus di
Dinas Pendidikan, yang mana aksi pungli selama ini disinyalir mendapat
pembiaran oleh para pejabat pemkab, diantaranya pemberkasan sertipikasi,
yang diikuti ratusan para guru se-kabupaten Simalungun.
Mereka dikutip sebesar 300 ribu rupiah, kemudian para Guru atau PNS
lainya yang mendapat K2 pun turut menjadi korban pungli hingga jutaan
rupiah. Selain itu juga, mudahnya gonta ganti pejabat hingga hampir tiga
bulan sekali.
Pegawai Honor pun juga tak lepas dari aksi pungli yang diakukan para
pejabat pemkab hingga puluhan juta rupiah. Rizki Damanik yang saat ini
masih aktif bertugas sebagai Kabid Inspektorat Pemkab Simalungun
langsung melepaskan Lencana (Jengkol) Jabatannya, karena dirinya sadar
atas aksi unjuk rasanya.
Dia tidak takut jabatannya akan dicopot, sehingga sebelum dicopot,
dirinya melepaskan terlebih dulu. Namun sebelumnya, sumpah serapah pun
terlontar, yang menyumpahi para oknum pejabat yang berperilaku bejat,
dengan menyumpahinya hingga tujuh turunan.
“Mana Habonaron Do Bonar yang sesungguhnya?” ucap para Orator yang
mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian Polres Simalungun.
Selain itu, massa mengajak para PNS dan Honor yang merasa hak-haknya
terkabiri oleh sejumlah Pejabat Pemkab untuk ikut dalam aksi ini.
Namun, para PNS dan Honor yang berkerja di Kantor Pemkab Simalungun
itu malah menolak diajak ikut menggabungkan diri berunjuk rasa, sehingga
para pendemo itu pun menuduh pada PNS dan Pegawai Honor yang
bersembunyi itu dengan ucapan pengkhianat dan penjilat bangsa.
Aksi yang dilakukan Forkompensi adalah salah satu upaya membela
hak-hak PNS dan Honor agar jangan dijadikan sapi perahan. Walaupun para
peserta unjuk rasa sadar bahwa pihaknya akan kena sanksi dan pencopotan
jabatan.
Ir Jhon Efendi Sinaga kembali berorasi dengan mengatakan para pejabat
Pemkab Simalungun yang doyan uang haram hasil pungli itu dengan
menyingkat sebutan MANTAB (Makan Tabungan) hasil pungli agar mendapat
teguran dari Tuhan yang maha esa.
Unjuk Rasa yang dilakukan Pengurus dan puluhan anggota FORKOMPENSI
hanya ditemui salah seorang pejabat pemkab B Manulang menyebutkan, Sekda
sebagai Plh bupati Simalungun Gideon sedang berada di Jakarta dan baru
bisa bertemu pada tanggal 5 mendatang, ujarnya B Manulang. (Heta)
0 Comments