(Sanggar Budaya Rayantara) |
(Sanggar Budaya Rayantara) |
BERITASIMALUNGUN.COM-Aku sangat antusias melihat hasil metode baru untuk pembuatan ornamen simalungun ini, yaitu menggunakan tehnik cutting sticker.
Orang pertama kali akan melihat kesan mewah, bersih dan elegan padahal
biaya nya tidak jauh dengan ukir tangan (manual).
Beberapa kali mendapat
revisi dari dr. Sarmedi Purba selaku owner RS Vita Insani bersama tim
design, kadang membuat kesal harus bolak balik ganti dan perlihatkan,
tapi ternyata hasil nya mencengangkan. Seru, karena ini pengalaman
pertama kali kami mencoba teknik cutting sticker.
Setiap zaman membutuhkan bahasa, kemasan dan gaya ekspresi baru, begitu
pula dengan seni tradisi yang dahulu pernah diwariskan nenek moyang.
Ketika rumah bolon berganti dengan hotel bertingkat lima, begitu juga
ornamen yang dulu digoreskan di atas kayu berganti dengan ornamen serba
digital, ditorehkan di atas bahan yang lebih luxury seperti acrylic atau
keramik. Ketika corak hiou menjadi pakaian dan penghormatan adat, kini
singgah menjadi hiasan laptop, tas, bantal dan taplak meja.
Dongeng
diganti dengan komik, inggou simalungun diperkaya dengan improvisasi
jazz, ritual diperlihatkan dalam pertunjukan teater.
Semua dilakukan
dalam upaya adapasi zaman, tentu nya tanpa menghilangkan arti, dasar dan
tujuan serta filosofi yang terkandung di dalam nya.
Generasi
mendatang diharapkan lebih cerdas dalam mengembangkan dan melestarikan
seni tradisi. Mereka sudah berkenalan dengan teknologi dan arus
modernisasi yang berjalan cepat dan terus berubah. Tapi hendaknya
kearifan nenek moyang dapat terus dijaga, karena hanya akar budaya ini
yang menjadi jiwa pemersatu dan perekat sebagai sebuah bangsa.
Jika kaum muda menyediakan waktu nya untuk menggali, meneliti dan
menelusuri masuk dalam semangat jiwa leluhur, tentu nya tidak akan
bingung dengan identitas diri nya. Kecerdasan masa depan berpadu dengan
kecerdasan, peradaban dan spirit masa lalu.
Apa yang kami
kerjakan adalah sebuah upaya agar dapat selalu beradaptasi dan
bersanding dengan modernisasi. Mudah mudahan dapat dibaca, pahami dan di
telaah oleh kita bersama. Seni tradisi tidak harus selalu kuno, tapi
bisa canggih, seru dan mencengangkan.
Mari kita terus ber inovasi, agar ornamen simalungun dapat lestari, sekaligus semakin digemari.
Salam berbasis budaya ! Houras ! (Sanggar Budaya Rayantara)
0 Comments