Muhammad Kusrin di Istana (Foto: Ray Jordan/detikcom) |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Presiden Joko Widodo hari ini mengundang Muhammad
Kusrin, perakit TV dari barang bekas ke Istana Kepresidenan. Jokowi
ingin melihat langsung TV hasil rakitan Kusrin.
Pertemuan
berlangsung di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat,
Senin (25/1/2016). Kusrin yang didampingi istrinya Siti Aminah datang
menemui Presiden Jokowi dengan membawa TV hasil rakitannya. Baca: Diundang ke Istana, Kusrin Tunjukkan TV Buatannya ke Jokowi)
"Tadi
Pak Kusrin sudah bertemu dengan Presiden. Dalam pertemuan itu
disampaikan apa yang jadi pekerjaan atau bisnis yang selama ini
dijalani. Presiden cukup terkejut, ternyata produk yang dibuat oleh Pak
Kusrin dari sisi profesional sudah jadi standard untuk bisa
dikomersilkan. Kardus pun sudah pakai brand," ujar Juru Bicara Presiden
Johan Budi SP di Istana Merdeka.
Johan
mengatakan, saat ini produk rakitan Kusrin telah mendapat sertifikasi
SNI. "Tahapan-tahapan untuk memperoleh perizinan sudah dipenuhi.
Sehingga, dikeluarkanlah standard SNI, karena Mas Kusrin sudah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang diperlukan," kata Johan.
Dalam
kesempatan itu, lanjut Johan, Presiden Jokowi juga memberikan bantuan
kepada Kusrin. Diharapkan KUsrin mampu mengembangkan usaha dibidang
industri kreatif itu dengan lebih baik lagi.
"Secara
pribadi Pak Presiden memberikan bantuan tambahan modal, karena melihat
effort Mas Kusrin meproduksi barang daur ulang," kata Johan.
Sementara
itu, Menteri Perindustiran Saleh Husin mengatakan pihaknya akan
memberikan pembinaan untuk usaha Kusrin. Saat ini Kusrin sedang
memproses untuk mematenkan merek dagangnya, yakni 'Maxreen'.
"Kementerian
Perindustrian ikut membina, sehingga apa yang dilakukan Pak Kusrin
secara legal itu betul dan secara industri sudah layak untuk dijual ke
konsumen. Ini adalah produk yang dihasilkan oleh Mas Kusrin. Dan SNI
yang sudah didapat itu, inilah yang ditunggu oleh Mas Kusrin selama
ini. Kami akan melakukan pembinaan agar ke depannya nanti beliau mungkin
mempunyai produk dengan merek sendiri, sehingga nilai jualnya akan
lebih meningkat. Mereknya sekarang ini 'Maxreen', itu asal kata dari
'Mas Kusrin'," jelas Saleh.
Saat bertemu Presiden Jokowi, Kusrin
membawa serta TV hasil rakitannya, yakni TV berwarna merek Maxreen
berukuran 14 inch. TV itu dilengkapi dengan remote control dan kartu
garansi untuk 1 tahun. TV itu dilengkapi dengan kemampuan multi system,
AV stereo system, multbingual dan ada juga gamenya.
"Dalam
sebulan saya bisa memproduksi sekitar 4.000-5.000 unit TV. Jadi TV ini
memang untuk masyarakat kalangan ke bawah," kata Kusrin.
Kusrin Cuma Lulusan SD Tapi Bisa Bikin TV, Kok Bisa?
Membuat barang yang mempunyai nilai jual bisa dari apa saja, bahkan dari
barang bekas sekalipun. Adalah Muhammad Kusrin, warga Wonosari,
Karanganyar, Jawa Tengah, yang berhasil merakit barang elektronik bekas
menjadi barang yang lebih bernilai jual tinggi.
Di tangannya, radio bekas seharga Rp 80.000 bisa disulap menjadi barang bernilai ratusan ribu rupiah.
"Waktu itu, saya mulai usaha dengan membeli radio rusak harganya Rp 80 ribu. Saya bawa pulang lalu saya service
di rumah. Saya jual laku Rp 200 ribu," ujar laki-laki dengan logat jawa
yang kental tersebut saat berbincang dengan Menteri Perindutrian Saleh
Husin, Selasa (19/1/2016).
Modal Rp 200 ribu itu digunakannya
untuk membeli perangkat telekomunikasi pesawat radio FM. Perangkat ini
dipakai untuk berkomunikasi dengan sesama pelaku usaha jasa service elektronik di dekat tempat usahanya di Karanganyar.
"Dari situ kita sesama service
elektronik belajar tentang teknik-teknik baru di bidang perbaikan
elektronik, kita saling bagi pengalaman, bagi pengetahuan," aku dia.
Kegiatannya
tersebut terus ditekuni hingga dirinya bisa merakit satu unit televisi
utuh memanfaatkan tabung bekas layar komputer.
Menariknya, semua kegiatan usahanya tersebut dilakukannya tanpa bekal pendidikan formal. Ia melakukannya secara autodidak dengan membongkar dan merakit ulang alat-alat elektronik tersebut.
"Saya ngutak-ngutik sendiri. Nggak pernah ikut les," pungkas dia.
Terdengar
sederhana memang. Tapi tanpa ketekunan tentu kusrin tidak akan berhasil
merekayasa sebuah barang bekas menjadi barang bernilai seperti saat
ini.
"Kita juga pelajari. Karena membuat televisi pakai tabung
komputer itu butuh banyak penyesuaian. Bagaimana caranya supaya tabung
komputer itu bisa bekerja dengan dipasangkan mesin televisi. Itu kan nggak gampang," pungkasnya.
Produksi 3 Merek TV, Kusrin Bisa Kantongi Rp 75 Juta/Hari
Muhammad Kusrin akhirnya mengantongi Sertifikat Standar Nasional
Indonesia (SNI) untuk produk televisi hasil rakitan perusahaannya yang
diberi nama UD Haris Elektronika. Kusrin berharap usahanya bisa bangkit
lagi setelah ia mengantongo SNI ini.
Kusrin menuturkan, sebelum
usahanya digerebek oleh pihak keamanan sampai akhirnya vakum, Kusrin
sempat merasakan buah manis kerja kerasnya selama bertahun-tahun.
Dibantu 35 karyawannya, Kusrin bisa memproduksi televisi dalam jumlah
banyak.
"Produksinya banyak, yang pesan pun banyak. Satu hari
bisa laku sampai 150 unit. Itu sebelum vakum," ujar Kusrin di Kantor
Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Setidaknya ada 3 merek dagang televisi yang diproduksi dan dijualnya ke masyarakat. Televisi berukuran 14 inch dan 17 inch diberi merek Veloz, Maxreem dan Zener.
"Satu unit saya jual dengan harga Rp 500 ribu per unit," sambung dia.
Dengan memperhitungkan jumlah televisi yang bisa dijual, Kusrin bisa mengantongi Rp 75 juta dalam sehari.
Kusrin
telah menjalani UD Haris Elektronika, memproduksi Televisi memanfaatkan
tabung bekas layar komputer selama kurang lebih 4 tahun. Kini, Kusrin
yang sudah mengantongi sertifikat SNI serta berbagai izin usaha,
berharap bisnisnya membuat TV bisa berjalan lagi.
"Diharapkan usaha bisa berjalan lagi. Karena sekarang modalnya habis. Saya harus cari modal lagi," pungkasnya. (Sumber: Detik.com)
0 Comments