Bapatua Pa Denny Sidauruk. |
Sembari silaturahmi Tahun Baruan, saya dan
keluarga membesuk Orang Tua kami itu yang rumahnya hanya sekitar 15 meter
dari rumah Ibu dan Bapak saya di Hutaimbaru.
Kondisi Bapatua Sidauruk
hanya bisa tergeletak di rumah tanpa alas kasur, begitu juga Inang
Tua Boru Sigiro tampak lusuh dan kurus msti berupaya untk duduk saat
kami membesuknya. Melihat kami datang Bapatua itu menangis dan Inang
Tua itu berucap terbata bata menceritakan penderitaan mereka tentang
penyakit yang dialaminya.
Setelah hampir 15 menit kami berjumpa dan saya
berikan kata kata penyemangat, Inang Tua itu meminta didoakan oleh saya.
Tangannyapun saya pegang sembari kami berdoa.
Di usia saya 41 tahun ini
baru kali ini saya mendoakan orang sakit hingga menangis. Penderitaan
yang berat bagi kedua orang tua ini yang hanya dirawat oleh anak laki
lakinya yang lumpuh kakinya, membuat hati saya tergores.
Doa yang kurang
sempurna itu, setidaknya bisa memberikan semangat bagi keduanya dalam
mengalami sakitnya itu. Seandainya Pendeta GKPS mau memberikan hati dan
waktunya untuk mendoakan mereka, setidaknya beban penderitaan mereka
berkurang dan punya pengharapan untuk sehat kembali. Terbaring di rumah
papan tanpa perawatan medis dan obat dokter, kini dialami kedua orang
tua ini! "Seandainya Pemkab Simalungun & GKPS Peduli!!!". (Asenk Lee Saragih)
Inang Tua Br Sigiro. |
Jelis Sidauruk (Anaknya Lumpuh Kaki Sejak Lahir) Tabah Merawat Kedua Orangtuanya di Desa Hutaimbaru, Sabtu 2 Januari 2016. Foto Asenk Lee Saragih. |
0 Comments