Praga Utama (kiri) dan Subkhan J. Hakim, wartawan Tempo yang meraih penghargaan di Hari Pers Nasional (path.com) |
Sedangkan wartawan rubrik ekonomi Tempo, Praga Utama, menjadi pemenang utama dalam Lomba Penulisan Pariwisata kategori Wisata Bahari, yang juga rangkaian dalam Hari Pers Nasional 2016. Lomba ini diselenggarakan PWI bersama Kementerian Pariwisata, yang baru dilaksanakan pertama kali pada tahun ini.
Penganugerahan piala dan piagam dilakukan bertepatan dengan acara puncak Hari Pers Nasional, Selasa, 9 Februari 2016, yang dirayakan di Pantai Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo dan puluhan pemimpin redaksi media massa nasional.
Ketua PWI Pusat Margiono, dalam sambutannya, mengatakan HPN kali ini merupakan yang paling meriah. Selain diramaikan penganugerahan Adinegoro untuk karya jurnalistik terbaik, "Tahun ini ada perlombaan penulisan pariwisata untuk pertama kalinya".
Dia berharap nantinya animo wartawan, terutama dari daerah, lebih tinggi untuk mengikuti kompetisi yang bakal digelar setiap tahun ini. "Supaya tidak didominasi media massa besar asal Jakarta".
Ihwal pemilihan pemenang, anggota dewan juri anugerah jurnalisme inovasi, Amalia E. Maulana, mengatakan, "Tulisan Subkhan sangat unggul karena mengedepankan unsur kekinian".Semua juri sepakat bahwa karya yang berjudul "Jagoan Lokal Tak Kalah Pede" itu layak menjadi pemenang. Tulisan ini terbit di Koran Tempo edisi 26 Juli 2015.
"Subkhan berhasil memotret dan menceritakan tren yang sedang terjadi di dunia anak muda, yakni komik dan media sosial".
Kelebihan lainnya adalah cara penulisannya yang renyah serta memikat dan segar. "Sehingga pembaca bertahan sampai akhir".
Sedangkan anggota PWI Pusat, Rita Sri Hastuti, yang menjadi penanggung jawab lomba, menjelaskan, karya Praga yang berjudul "Kepulauan Kei, Maluku Tenggara; Miniatur Nusantara dari Tenggara Indonesia", yang terbit di majalah Tempo, 22 November 2015, dipilih sebagai Best Of The Best lomba penulisan pariwisata.
"Karena tulisan ini secara komprehensif menjelaskan gaya hidup masyarakat di kawasan pesisir, kuliner khas, adat-istiadat, dan potensi wisata yang terdapat di suatu daerah".
Dalam acara yang sama, sejumlah karya jurnalistik dari media lain pun mendapat penghargaan Adinegoro. Kategori Jurnalistik Foto dimenangi Abriansyah Liberto, Tribun Sumsel, 6 September 2015, dengan judul karya “Tinjau Titik Api”; kategori Jurnalistik Karikatur oleh Didie Sri Widiyanto, harian Kompas, 22 April 2014, judul karya “Inikah Kartini-Kartini Kita Sekarang?”; serta kategori Jurnalistik Radio oleh Hermawan Arifianto, kantor Berita Radio, 25 Maret 2015, judul karya “Menelusuri Sejarah Kelam Pembantaian Dukun Santet”.
Kemudian, kategori Jurnalistik Televisi dimenangi tim Trans 7 berjudul “Tantangan Menuju Rampi”, yang disiarkan pada 23 Februari 2015; kategori Tajuk Rencana dimenangi harian Suara Pembaruan berjudul “Merdeka dari Korupsi”, yang terbit pada 18 Agustus 2015; kategori In-depth Reporting dimenangi Tim Pendidikan dan Kebudayaan Kompas yang menerbitkan laporan bersambung terkait dengan nasib guru pada 23-26 November 2015; serta kategori Jurnalisme Siber dimenangi Andi Nurroni lewat karya “Salim Kancil, Buta Huruf yang Jadi Martir Lingkungan”, yang terbit di republika.co.id pada 30 September 2015.Sumber: TEMPO
0 Comments